Aktivis Kebudayaan di Bantaeng Sobek Hasil Risetnya


HASIL RISET. Seorang aktivis kebudayaan di Kabupaten Bantaeng, bernama Dirfan Susanto, menyobek kertas hasil risetnya tentang pariwisata dan kebudayaan, di depan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng, Samsuri, Kamis, 13 April 2017.






------
Jumat, 14 April 2017


Aktivis Kebudayaan di Bantaeng Sobek Hasil Risetnya


BANTAENG, (PEDOMAN KARYA). Seorang aktivis kebudayaan di Kabupaten Bantaeng, bernama Dirfan Susanto, menyobek kertas hasil risetnya tentang pariwisata dan kebudayaan, di depan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng, Samsuri, Kamis, 13 April 2017.
Dirfan mengaku kecewa karena hasil risetnya sudah mendapat persetujuan anggaran dari DPRD Bantaeng dan masuk dalam APBD, namun Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD) pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng disebut sebagai hibah.
Karena disebut sebagai hibah, maka menurut Samsuri, dana tersebut tidak bisa dicairkan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) atau SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) selain OPD BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah).
Penjelasan Samsuri itulah yang memicur kekecewaan Dirfan Susanto. Dia mengatakan, dana hibah kebudayaan senilai Rp125 juta tersebut sebenarnya diperuntukkan bagi lima sanggar di Kabupaten Bantaeng dan dana tersebut seharusnya sudah dapat diberikan kepada sanggar yang telah menyerahkan proposal dalam bentuk riset
“Riset ini kami buat selama sepuluh bulan, tetapi Pak Samsuri bilang dana itu hanya dapat dicairkan melalui usulan proposal dalam bentuk kegiatan sanggar,” kata Dirfan.
Selain menyobek kertas hasil risetnya di depan Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud Bantaeng, Dirfan juga mengungkapkan kekecewaannya melalui media sosial Facebook yang mendapat tanggapan cukup luas dari Facebooker.
Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud Bantaeng, Samsuri, yang dikonfirmasi mengenai masalah tersebut, mengatakan, dirinya memang didatangi oleh Dirfan Susanto dan membenarkan bahwa ada kertas yang dirobek oleh Dirfan di ruangannya, tetapi dirinya sama sekali tidak mengetahui kertas apa yang dirobek tersebut.
“Yang dia bawa tadi betul dia robek sendiri, tapi saya tidak permasalahkan. Saya juga tidak tahu apa yang dia robek,” kata Samsuri.
Tentang dana hibah kebudayaan seperti disebutkan oleh Dirfan Susanto, dia juga membenarkan bahwa ada dana hibah untuk lima sanggar.

“Betul ada rekening dana hibah untuk lima sanggar, namun dana itu tidak dapat digunakan, karena setelah saya konsultasikan ke BPKAD Bantaeng, Pak Rasyid selaku Kepala BPKAD Bantaeng mengatakan tidak satupun OPD dibolehkan menggunakan yang namanya rekening dana hibah selain OPD BPKAD,” kata Samsuri menirukan penjelasan Kepala BPKAD Bantaeng. (Akhmad Marmin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama