Pengrajin Anyaman Lontar di Takalar Masih Berorientasi Pesanan


SONGKOK GURU. Dosen Unismuh Makassar, Dr Andi Rosdianti Razak berpose dengan latar depan empat buah songkok guru hasil kerajinan pengrajin anyaman lontar di Desa Bonto Kassi, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)






-----

Kamis, 04 Oktober 2018


Pengrajin Anyaman Lontar di Takalar Masih Berorientasi Pesanan


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Para pengrajin anyaman lontar, yang antara lain memproduksi songkok guru, di Desa Bonto Kassi, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar, masih berorientasi pada pesanan dan bukan berorientasi pada persediaan atau ketersediaan, padahal prospeknya sangat bagus.

Itu terjadi karena mereka mengalami keterbatasan modal usaha dan lemahnya fungsi pemasaran, serta lemahnya networking atau jejaring kemitraan dengan instansi atau lembaga terkait, baik lembaga pemerintah maupun swasta.

“Kendala lain yaitu kurangnya pengetahuan dalam bidang manajemen organisasi dan administrasi keuangan, pembukuan belum tertata dengan baik, serta kurangnya diversifikasi produk yang dihasilkan akibat keterbatasan keterampilan produksi dan belum adanya sentuhan teknologi,” tutur dosen Administrasi Publik, Fisipol, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Dr Andi Rosdianti Razak, kepada wartawan di Makassar, Kamis, 04 Oktober 2018.

Perhatian Pemerintah Kabupaten Takalar terhadap pengembangan usaha anyaman lontar, lanjutnya, juga terasa kurang, ditambah lagi dengan rendahnya minat generasi muda untuk mempelajari warisan keterampilan yang sudah turun-temurun di Desa Bonto Kassi dan sekitarnya.

Sehubungan dengan itulah, kata Andi Rosdianti, dirinya bersama Dr Ruliaty (dosen Fakultas Ekonomi Unismuh Makassar) dan dibantu tiga mahasiswa Fisipol Unismuh, yakni Muskar, Muhlis, dan Andi Karlina, mengadakan pelatihan kewirausahaan yang menitikberatkan pada pengembangan usaha, yang meliputi pelatihan manajemen organisasi, pelatihan produksi, pelatihan administrasi keuangan, serta pendampingan.

Dia mengatakan, ada beberapa kelompok pengrajin anyaman lontar di Desa Bonto Kassi, tetapi pihaknya memberikan pelatihan kepada dua kelompok usaha kerajinan, yaitu Kelompok Lontara Paraikatte yang diketuai Abdul Jabbar Daeng Betta, dan Kelompok Lontara Community yang diketuai Hasni Umar Daeng Tauni.

“Mereka sangat antusias mengikuti pelatihan yang kami adakan. Program kerja dan tahap selanjutnya yaitu pengembangan produksi dengan berbagai macam produk, agar pasarnya juga berkembang dan produksi hasil kerajinan mereka dapat dikenal secara luas, baik di dalam negeri maupun di mancanegara,” tutur Andi Rosdianti. (zak)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama