Dua Harimi Mati Lampu, Menderitata’ Dirasa


“Istilahnya black out,” sebut Daeng Tompo’.
“Terserah apa istilahna. Mau black out, mau white out, mau red out. Yang penting lampu cepat menyala dan jangan lagi mati-mati,” kata Daeng Nappa’. 
“Minumki’ dulu kopita’, seperti kulit marahmaki’ ini,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum. 



--------

PEDOMAN KARYA
Jumat, 16 November 2018


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Dua Harimi Mati Lampu, Menderitata’ Dirasa


“Dua harimi mati lampu, menderitata’ dirasa,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi sore sambil menunggu hujan reda, di warkop terminal.

“Betul, ternyata listrik itu kebutuhan pokok,” timpal Daeng Tompo’.

“Setengah matiki’ cari air bersih, terpaksa kita minta’ air di sumur tetangga,” kata Daeng Nappa’.

“Susahki’ juga berkomunikasi dan baca berita lewat hape, karena hapeta’ tidak bisa di-cas (charge),” timpal Daeng Tompo’.

“Mudah-mudahan PLN bisaji cepat na’atasi masalah mati lampu totalka ini,” kata Daeng Nappa’.

“Istilahnya black out,” sebut Daeng Tompo’.

“Terserah apa istilahna. Mau black out, mau white out, mau red out. Yang penting lampu cepat menyala dan jangan lagi mati-mati,” kata Daeng Nappa’.

“Minumki’ dulu kopita’, seperti kulit marahmaki’ ini,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum. (asnawin)

Jumat sore, 16 November 2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama