Banjir di Barru Bukan Karena Pembangunan Rel Kereta Api


PATAH. Jalan poros di Takkalasi, Barru, patah akibat longsor yang terjadi setelah turun hujan sejak Kamis malam, 27 Desember 2018, hingga Jumat pagi menjelang siang, 28 Desember 2018. (Foto hasil tangkapan layar dari video yang beredar di Medsos, Jumat, 28 Desember 2018)





-------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 29 Desember 2018


Surat Pembaca:


Banjir di Barru Bukan Karena Pembangunan Rel Kereta Api


Hari ini (Jumat, 28 Desember 2018, red), kebetulan saya dan keluarga merencanakan perjalanan ke Provinsi Sulbar, khususnya Polmas. Dalam perjalanan, kami terhenti karena di Kabupaten Barru, khususnya antara Kota Barru dan Kota Parepare, terjadi luapan air dalam jumlah besar, meluber dengan kecepatan aliran cukup deras. Kedalaman air di jalan provinsi sekitar 50cm sampai 1 meter.

Otomatis kondisi ini membuat hampir semua kendaraan tidak bisa melanjutkan perjalanannya, termasuk rombongan kami. Rupanya kondisi sudah banyak terposting di media sosial dengan berbagai macam caption (keterangan gambar, red) dan komentar.

Yang menarik perhatian saya adalah komentar yang secara serampangan menuding pembangunan rel kereta api sebagai biang kerok terjadinya banjir ini. Sebagai orang yang sedikit tahu tentang Water Management, saya tidak sependapat dengan tudingan itu.

Saya melihat arah air datangnya dari gunung menuju ke arah laut yang secara massif meluber ke jalan. Justru keberadaan rel kereta telah menjadi tanggul penahan mengurangi velocity debit aliran permukaan dari gunung sebelum meluber ke jalan.

Seandainya tidak ada rel, maka kecepatan aliran bisa kita bayangkan tentu lebih cepat dalam volume yang besar. Saya amati luapan air disebabkan kurangnya bukaan aliran melintang di bawah jalan berupa plat duicker atau gorong-gorong besar.

Selain itu, ada beberapa sungai-sungai kecil yang kapasitas alirannya sudah menurun karena sedimentasi. Lalu mengapa ada air dalam jumlah besar datang dari gunung di sebelah timur ditambah dengan volume curah hujan setempat???

Ya... tutupan lahan berupa vegetasi di gunung sudah semakin minim, sehingga meningkatkan aliran permukaan. Jadi banjir di Barru hari ini, Jumat, tanggal 28 Desember 2018, bukan karena pembangunan Rel Kereta Api....!!!

Saya terpaksa balik ke Makassar dan membatalkan perjalanan ke Polmas. Semoga banjir di Barru bisa segera teratasi. Uraian saya di atas hanya pengamatan sesaat. Diperlukan penelitian lebih lanjut oleh para Profesional di bidang Water Management.

Wassalam,

Mustamin Raga

(Pemerhati Air, alumni Pascasarjana Unhas Program Perencanaan dan Pengembangan Wilayah / PPW, salah satu Anggota Tim Konsultan Proyek Irigasi Bili-Bili di bidang kelembagaan masyarakat / Institutional Expert tahun 2001-2004, Konsultan Pengembangan Wilayah pada Proyek Penanggulangan Sedimen Gunung Bawakaraeng, tahun 2004-2008, sekarang bekerja sebagai ASN di Pemkab Gowa)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama