Virus Corona Masih Mengancam, PPI Beba Takalar Tetap Ramai


TETAP RAMAI. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Beba, di Dusun Beba, Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, ternyata tetap ramai seperti hari-hari biasa.
Titik kerumunan orang yang paling ramai dan rapat yaitu di tempat penjual dan pembeli ikan di bibir laut, terutama pada pagi hari antara pukul 07.00 hingga pukul 08.30 Wita. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)




---------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 30 April 2020


Virus Corona Masih Mengancam, PPI Beba Takalar Tetap Ramai

-         Tiga Kelompok Pembeli Ikan
-         Warung Makan dan Warkop Tutup


Wabah virus corona atau Covid-19 masih mengancam jiwa banyak orang, bahkan pemerintah tengah gencar mengimbau masyarakat menjaga jarak untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, namun Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Beba, di Dusun Beba, Desa Tamasaju, Kecamatan Galesong Utara, Kabupaten Takalar, ternyata tetap ramai seperti hari-hari biasa.

Dua hari berturut-turut Pedoman Karya melakukan pemantauan di PPI Beba, yakni Rabu, 29 April 2020, dan Kamis, 30 April 2020, dan selama dua hari itu pula ribuan orang tampak berseliweran, baik nelayan, penjual ikan, maupun pembeli dan lain-lain.

Titik kerumunan orang yang paling ramai dan rapat yaitu di tempat penjual dan pembeli ikan di bibir laut, terutama pada pagi hari antara pukul 07.00 hingga pukul 08.30 Wita. Di tempat ini ratusan orang berjubel pada jam-jam tersebut.

 
Sebagian lainnya berada di perahu maupun kapal yang “parkir” di pinggir pantai, di sekitar tempat parkir kendaraan.
Pembeli ikan ada tiga kelompok. Kelompok pertama, pembeli ikan yang langsung atau baru turun dari perahu atau kapal nelayan. Kelompok kedua yaitu masyarakat yang membeli ikan kepada kelompok pertama dan akan mengkomsumsi langsung ikan tersebut.

Kelompok ketiga yaitu para pagandeng, yang membeli ikan dari pembeli kelompok pertama, yang kemudian menjualnya ke pasar, ke kompleks-kompleks perumahan, atau ke perkampungan penduduk.

Para pagandeng ini bukan hanya menjual ikannya di Takalar, melainkan juga banyak yang ke Kabupaten Gowa dan ke Kota Makassar.
Kelompok ketiga inilah yang tampak mendominasi keramaian di PPI Beba. Ratusan sepeda motor mereka tampak parkir di sekitar pelabuhan, dan sekaligus menjadi mata pencaharian tersendiri bagi tukang parkir.

Sepeda motor pagandeng ini dapat langsung dibedakan dengan sepeda motor lainnya, karena memiliki ciri khas, yakni terdapat kotak dengan berbagai model dan ukuran di sisi kiri dan sisi kanan belakang tempat duduk. Kotak itulah tempat ikan penyimpanan ikan mereka.

Ada juga yang kotak atau box penyimpanan ikannya bukan di kiri kanan tempat duduk bagian belakang, melainkan melintang di atas tempat duduk bagian belakang.


Selain ketiga kelompok itu, juga ada sejumlah orang yang membuka lapak jualan sayur mayur, dan penjual es batu untuk mengawetkan kesegaran ikan.

Pada hari biasa-biasa di luar bulan Ramadhan, juga banyak warung makan dan warung kopi, yang menjadi tempat rekreasi tersendiri bagi para pengunjung. Selama Ramadhan, warung-warung makan tersebut tampak tertutup.

Hanya Rp5.000

Salah satu ciri khas warung-warung makan tersebut yaitu harga sekali makan satu porsi (nasi, sayur, sambal) hanya Rp5.000.

Mengapa yang dibayar hanya Rp5.000? Karena para pengunjung harus membeli sendiri ikan terlebih dahulu di penjual ikan, kemudian ikan tersebut dibawa ke warung yang selanjutnya dibakarkan oleh pemilik warung. Setelah matang, pengunjung dapat makan sepuasnya, karena porsi nasi yang disediakan adalah satu bakul kecil per orang. (asnawin aminuddin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama