Ketua STAI Al Bayan Raih Gelar Doktor, Kampus Hidayatullah Makassar Raih Predikat Unggul

RAIH GELAR DOKTOR. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Bayan Hidayatullah Makassar, Ustadz Irfan Yahya, berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Sosiologi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Rabu, 08 Desember 2021. (ist)





------ 

Ahad, 12 Desember 2021

 

 

Ketua STAI Al Bayan Raih Gelar Doktor, Kampus Hidayatullah Makassar Raih Predikat Unggul

 


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Ada dua kabar gembira dalam satu pekan, yakni pekan kedua Desember 2021, bagi warga dan simpatisan Hidayatullah Sulawesi Selatan.

Pertama, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Bayan Hidayatullah Makassar, Ustadz Irfan Yahya, berhasil meraih gelar doktor dalam bidang Ilmu Sosiologi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Kedua, Kampus Utama Pesantren Hidayatullah Makassar meraih peringkat “A” dengan predikat Unggul di antara 7 kampus utama Hidayatullah se-Indonesia.

Penganugerahan piagam predikat “Unggul” tersebut diserahkan oleh Ketua Bidang Tarbiyah DPP Hidayatullah, Ustadz Abu Ala Abdullah MPd, dan diterima Ketua Yayasan Al Bayan Ustadz Suwito Fatta MM, pada sela pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Hidayatullah di Kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah di Jakarta, Kamis, 09 Desember 2021.

Ketua STAI Al Bayan Hidayatullah Makassar Dr Irfan Yahya ST MSi, meraih gelar doktor Ilmu Sosiologi seusai mempertahankan disertasi berjudul “Konstruksi Sosial Miniatur Peradaban Islam Merujuk pada Pola Sistematika Wahyu Ormas Hidayatullah”, pada Ujian Promosi Doktoral, di Aula Prof Syukur Abdullah Fisip Unhas, Makassar, Rabu, 08  Desember 2021.

Tim penguji yang terdiri atas Prof Tahir Kasnawi (promotor), Dr Suparman Abdullah dan Drs Hasbi MSi PhD (Co Promotor), Dr Firdaus Muhammad (penguji eksternal), Dr Rahmat Muhammad, Dr Mansyur Radjab dan Dr Nuvida (penilai), mengganjar dengan predikat kelulusan Cumlaud (nilai 91,28), atas ujian disertasi yang mengupas Sistimatika Wahyu yang merupakan manhaj gerakan/perjuangan dakwah dan tarbiyah Hidayatullah tersebut.

Dalam uraiannya pada sidang Promosi Doktor yang dipimpin Rektor Unhas diwakili Wakil Dekan I Fisip Unhas Dr Phil Sukri MSi, Irfan Yahya yang mantan Staf Ahli Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari senator Sulsel tiga periode Dr Abd Aziz Qahhar Mudzakkar tersebut, memastikan nilai-nilai agama dapat dijadikan filter dalam mengkonstruksi sebuah peradaban yang eksis dalam masyarakat.

“Dengan bukti-bukti dari pola interaksi dan prilaku jamaah Hidayatullah sebagai sistem sosial, Sistematika Wahyu yang merupakan manhaj gerakan telah menjadi rujukan/metode dalam melakukan konstruksi sosial miniatur peradaban Islam dengan proses dialektik fundamental dari tiga momentum yaitu internalisasi, obyektivasi dan eksternalisasi,” urai Irfan.

Dari ketiga proses dialektik fundamental tersebut, kata Irfan, peran aktor dan lingkungan merupakan faktor penentu dominan.

“Sekaligus ini juga yang menjadikan Hidayatullah berbeda dengan Ormas lain, menjadikan wahyu sebagai rujukan metode tapi secara parsial, sementara Hidayatullah menjadikan wahyu sebagai rujukan secara utuh, khususnya lima surah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi washalla,” ungkap Irfan.

Turut hadir secara langsung pada kesempatan tersebut Ketua Dewan Murabi Wilayah Hidayatullah Sulsel Ustadz Abdul Majid, Ketua Komisi A DPRD Sulsel Selle Ks Dalle, Ketua Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar Ustadz Suwito Fatta, dan jajaran, Dekan FTI UMI Dr Zakir Sabara, dan komunitas UPPM UMI.

Tampak pula politisi senior Sulsel H Majid Tahir, dan pengusaha Palua H Ismail, Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel H Firmansyah Lafiri, serta didampingi pihak keluarga arsitek Muaz Yahya, istri Dewi Yuliana, dan putra-putri. Juga disaksikan secara virtual melalui Zoom Meeting.

Pada pemaparan ringkasan dari disertasi setebal 400-an halaman itu, sosok pehobi Ikan Koi itu menguraikan hal yang menjadi alasan kenapa Hidayatullah terus berkembang dan meraih kepercayaan ummat dalam berbagai program dakwah dan tarbiyahnya hingga sekarang berusia 50 tahun.

Hal inilah membuat Prof Tahir Kasnawi dalam sambutan penutup sidang tersebut mengatakan, nilai-nilai Islam perlu terus diketengahkan di masyarakat, sebagaimana Hidayatullah telah menerapkan pada 600an pesantrennya sebagai miniatur peradaban Islam. (win)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama