Pasukan Muslim Kejar Musuh ke Thaif dan Nakhlah

Sebagian musuh yang kalah melarikan diri ke Taif, kelompok lain lari ke Nakhlah, sebagian lagi lari ke Autas. Rasulullah ﷺ segera mengirim satu unit pemburu yang dipimpin oleh Abu Amir Asya'ari, di sana terjadi pertempuran seru di antara mereka, di sekitar perkemahan mereka, akhirnya suku musyrikin harus mengakui keunggulan pasukan Islam. Akan tetapi dalam pertempuran ini, Abu Amir Asya'ari harus mengalami syahid. (int)



-----

PEDOMAN KARYA

Senin, 23 Januari 2023

 

 

Kisah Nabi Muhammad SAW (152):

 

 

Pasukan Muslim Kejar Musuh ke Thaif dan Nakhlah

 

 

Penulis: Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi

 

Sebagian musuh yang kalah melarikan diri ke Taif, kelompok lain lari ke Nakhlah, sebagian lagi lari ke Autas.

Rasulullah ﷺ segera mengirim satu unit pemburu yang dipimpin oleh Abu Amir Asya'ari, di sana terjadi pertempuran seru di antara mereka, di sekitar perkemahan mereka, akhirnya suku musyrikin harus mengakui keunggulan pasukan Islam. Akan tetapi dalam pertempuran ini, Abu Amir Asya'ari harus mengalami syahid.

Kelompok tentara Islam yang lain memburu kelompok musyrikin yang lari ke Nakhlah dan pertempuran seru terjadi secara sporadis, tentara Islam akhirnya memenangkan setiap pertempuran. Duraid bin Sammah akhirnya juga terbunuh, dibunuh oleh Rabiah bin Rafi'e.

Sedang kelompok yang lari ke Taif, Rasulullah sendiri yang memburunya dan di akhir pengejarannya memperoleh rampasan-rampasan perang yang sangat banyak.

 

Rampasan Perang

 

Rampasan yang diperoleh kaum muslimin terdiri atas: Enam ribu (6,000) orang tawanan, dua puluh empat ribu (24,000) ekor unta, lebih empat puluh ribu (40,000) ekor biri-biri dan empat ribu (4,000) uqiyah emas.

Rasulullah memerintahkan agar rampasan perang ditempatkan di "Ja'ranah", dengan menunjuk Mas'ud bin Amru Ghaffari sebagai penjaganya, sampai selesai gerakan ghuzwah (invasinya) ke "Ta'if".

Setelah invasi ke Ta'if selesai, kemudian dilaksanakan pembagian rampasan perang, dibagikan sebagaimana dilakukan pada waktu-waktu sebelumnya.

 

Hajjah Wada' (Haji Terakhir)

 

Tugas dakwah Rasulullah ﷺ sudah mendekati penghujung selesai, penyampaian risalah pun sudah dilaksanakan, penegakan sebuah syariat baru yang berasaskan pada konsep uluhiyah dan ketuhanan yang satu hanya kepada Allah سبحانه وتعالى dan tidak ada tuhan selain Allah berdasarkan risalah Muhammad ﷺ telah menjadi kenyataan.

Rasulullah ﷺ seakan-akan telah mendengar panggilan dari dalam hatinya yang memberitahu bahwa persinggahan Rasulullah di dunia sudah sampai pada waktu yang telah ditetapkan.

Hal ini nampak ketika Rasulullah mengutus Muaz bin Jabal ke negeri Yaman sebagai Gubernur di tahun kesepuluh (10) Hijriah.

Rasulullah ﷺ bersabda kepada Muaz:

“Wahai Muaz, sebenarnya engkau mungkin tidak akan bertemu aku lagi setelah tahun ini dan semoga kau akan melalui masjidku dan kuburku.”

Muaz menangis tersedu-sedu karena akan berpisah dengan Rasulullah ﷺ. Dengan izin Allah, Rasulullah ﷺ berkesempatan melihat hasil kerja dakwahnya setelah mengalami berbagai kepahitan dan kesusahan selama dua puluh tahun lebih.

Di ujung bandar Mekah, Rasulullah ﷺ berkumpul bersama dengan para perwakilan qabilah Arab, menyampaikan kepada mereka syariat-syariat dan hukum-hukum Islam. Rasulullah minta persaksian mereka, bahwa dia telah menyampaikan amanah dan tugas-tugasnya, menyampaikan risalah dan bertanggungjawab menasihati seluruh umat.

Pada hari itu Rasulullah ﷺ mendeklarasikan cita-citanya untuk menunaikan ibadah haji yang terakhir. Berduyun-duyun umatnya mengunjungi Madinah, mereka semua ingin menyertai dan mengikuti Rasulullah dalam ibadah hajinya.

Pada hari Sabtu empat hari terakhir bulan Zulkaedah, Rasulullah ﷺ siap dengan kendaraannya, mempersiapkan dirinya, memakai minyak rambut dan menyikatnya, mengenakan pakaian dan syalnya serta menyandang senjatanya.

Setelah shalat dzuhur, Rasulullah ﷺ bergerak, sampai di Zul Hulaifah sebelum masuk waktu Ashar. Di sana Rasulullah menunaikan shalat sunat dua rakaat dan bermalam.

Keesokkan harinya setelah shalat Subuh, Rasulullah ﷺ memberitahukan kepada semua sahabat yang hadir:

“Tadi malam aku telah mendapat pemberitahuan dari Allah سبحانه وتعالى yang mensabdakan: Shalatlah kamu di lembah yang penuh berkat ini dan niatkanlah wahai Muhammad: Umrah dikerjakan bersama-sama Haji.”

Sebelum Rasulullah ﷺ menunaikan shalat dzuhur di hari itu, terlebih dahulu Rasulullah bersuci dan mengenakan pakaian ihram, kemudian Aisyah menyapukan minyak wangi dan kasturi pada diri Rasululah.

Aisyah menyapukan di badannya dan kepalanya hingga nampak berkilauan minyak kasturi di rambut dan di jenggotnya. Rasulullah ﷺ membiarkan tanpa membasuhnya dan kemudian menunaikan shalat dzuhur.

Setelah selesai shalat, Rasulullah ﷺ kemudian bertahlil di tempat shalatnya untuk memulai ibadah haji dan umrah, sebagai haji qiran.

Setelah itu barulah Rasulullah ﷺ bergerak dengan menunggangi untanya yang bernama Quswa', di situ Rasulullah bertahlil lagi sedang untanya kemudian bergerak. (bersambung)


-----

Artikel sebelumnya:

Pasukan Muslim Kalahkan Musuh di Perang Hunain 

Rasulullah Taklukkan Mekah, Beberapa Kabilah Tidak Terima Kemenangan Islam 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama