PEDOMAN KARYA
Selasa, 15 September 2015
Mengenal Taman Nasional Bantimurung -
Bulusaraung (3):
Bantimurung, The
Kingdom of Butterfly
Oleh: Asnawin Aminuddin
(Wartawan)
Jauh sebelum Karaeng Simbang, Patahoeddin
Daeng Paroempa, menemukan dan memberikan nama untuk kawasan wisata air terjun
Bantimurung, seorang naturalis, penjelajah, pengembara, ahli antropologi, dan
ahli biologi dari Britania Raya, bernama Alfred Russel Wallace (lahir 8 Januari
1823 – meninggal 7 November 1913 pada umur 90 tahun), telah berkunjung dan
sempat menetap di kawasan wisata Bantimurung (diperkirakan antara tahun
1856-1857).
Wallace banyak melakukan penelitian
lapangan, dimana untuk pertama kalinya dilakukan di sungai Amazon pada tahun
1846 saat ia masih berusia 23 tahun, dan kemudian di Kepulauan Nusantara yang
sekarang bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia (antara tahun 1854 hingga
1862).
Selama ekspedisinya di Nusantara,
diperkirakan dia telah menempuh jarak tidak kurang dari 22.500 kilometer,
melakukan 60 atau 70 kali perjalanan terpisah, dan mengumpulkan 125.660
spesimen fauna meliputi 8.050 spesimen burung, 7.500 spesimen kerangka dan
tulang aneka satwa, 310 spesimen mamalia, serta 100 spesimen reptil.
Selebihnya, mencapai 109.700 spesimen serangga, termasuk kupu-kupu yang paling
disukainya.
Wallace tentu saja tidak menyebut nama
Bantimurung dalam buku atau catatannya, karena nama Bantimurung baru ada
puluhan tahun setelah dirinya meninggalkan kawasan wisata tersebut.
Namun berdasarkan catatan dan buku yang
ditulisnya, kawasan hutan yang sekarang menjadi kawasan wisata Bantimurung
itulah yang dijuluki Alfred Russel Wallace sebagai “The Kingdom of Butterfly”
atau Kerajaan Kupu-kupu. Wallace bahkan menyebutkan bahwa di lokasi tersebut
(Bantimurung) terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu.
Hingga kini, Taman Nasional Bantimurung -
Bulusaraung memang menonjolkan kupu-kupu sebagai daya tarik utamanya. Di tempat
ini sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi pemerintah dan ditetapkan
melalui Peraturan Pemerintah No. 7/1999.
Beberapa spesies unik bahkan hanya
terdapat di Sulawesi Selatan, yaitu Troides Helena Linne, Troides Hypolitus
Cramer, Troides Haliphron Boisduval, Papilo Adamantius, dan Cethosia Myrana.
Kupu-kupu ini pula yang menjadi salah satu
titik tolak penyelenggaraan konservasi kawasan. Tahun 2010, berfokus di Kawasan
Wisata Bantimurung, ditemukan 133 spesies kupu-kupu. Pengamatan ini dilakukan
sepanjang tahun, guna menggali lebih dalam tentang perbedaan kemunculan jenis
kupu-kupu setiap bulannya.
Tahun 2011-2012, kegiatan yang sama juga
dilaksanakan namun mencakup wilayah pengamatan yang lebih luas, yaitu beberapa
wilayah di Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep.
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut,
jenis kupu-kupu yang ditemukan berjumlah 222 jenis, yaitu 200 jenis
teridentifikasi pada tingkat spesies, 5 jenis teridentifikasi pada tingkat sub
famili, 13 jenis pada tingkat famili, dan 4 jenis pada tingkat super family.
Saat ini ada empat jenis yang mendapat
perlindungan khusus di Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung, yaitu troides
hypolitus, troides helena, troides holipron, dan chetosia myrina. (bersambung)
--------
Sumber referensi:
--
http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/3105
--
http://www.dephut.go.id/uploads/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_index.htm
--
http://bantimurung.maroskab.go.id/sejarah-bantimurung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Bantimurung_Bulusaraung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_lindung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Russel_Wallace
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Stalaktit
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia_Baru
--
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
-- Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999,
tentang Kehutanan
-- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990,
tentang Konsenvasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=64&Itemid=169
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=525%3Athe-kingdom-of-butterfly&catid=74%3Abranding&Itemid=171
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=62&Itemid=171
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=524%3Athe-spectacular-tower-karst&catid=74%3Abranding&Itemid=179
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=122&Itemid=183
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=118&Itemid=191
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=158&Itemid=208
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=121&Itemid=209
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=519&Itemid=218
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=520&Itemid=219
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=521&Itemid=220
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=522&Itemid=221
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=523&Itemid=222
--
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/14/03/09/n26epa-taman-bulu-saraung-kembangkan-tujuh-objek-wisata
--------
Tulisan Bagian 4: Bantimurung, Surga Bagi Para Petualang
Tulisan Bagian 2: Sejarah dan Asal-usul Kata Bantimurung
