Bantimurung, Surga Bagi Para Petualang


PANJAT TEBING. Kawasan wisata Pattunuang Asue adalah surga bagi para petualang. Beragam aktivitas petualangan yang menantang dapat dilakukan di sini. Pengunjung disuguhi banyak pilihan kegiatan alam bebas: panjat tebing di dinding karst yang menjulang terjal, susur gua di gua-gua vertikal maupun horizontal, susur sungai yang berbatu dan berair jernih, camping menikmati kehidupan alam bebas, tracking sepanjang jalur di dalam hutan, hiking di perbukitan batuan karst, atau hanya sekedar menikmati indahnya panorama alam. (Foto: Muh Ridwan Wira)






--------------------
PEDOMAN KARYA
16 September 2015

Mengenal Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung (4):

Bantimurung, Surga Bagi Para Petualang


Oleh: Asnawin
(Wartawan, Penulis, Dosen)

Tidak dapat dimungkiri, Bantimurung hingga kini masih menjadi primadona wisata alam di Sulawesi Selatan. Sebagai objek wisata andalan, Bantimurung menyodorkan beragam atraksi wisata menarik. Air terjun yang mengalir deras, aliran sungai dengan tepian berbatu yang diapit kokohnya tebing terjal, serta sejuknya hawa menjadi suguhan yang mengundang banyak pengunjung.

Pemerintah Kabupaten Maros dan Balai Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung (TN Babul) mengembangkan berbagai sarana dan prasarana wisata. Di sekitar air terjun terdapat beberapa gazebo sebagai tempat wisatawan beristirahat. Tak hanya itu, mushallah, toko souvenir, kolam renang anak, baruga pertemuan, toilet, area parkir, dan penginapan pun telah tersedia untuk mendukung kenyamanan berwisata.

Bantimurung pun dikenal hingga ke mancanegara sebagai “The Kingdom of Butterfly”. Sebuah julukan yang diberikan oleh Alfred Russel Wallace pada sekitar tahun 1857.

Karena keanekaragaman dan kelimpahan kupu-kupunya ini pulalah yang mendasari Taman Nasional (TN) Bantimurung - Bulusaraung mengembangkan penangkaran kupu-kupu yang diusung dalam konsep Taman Kupu-kupu. Selain untuk kepentingan konservasi jenis, Taman Kupu-kupu ini berfungsi sebagai wahana pendidikan konservasi bagi masyarakat umum.

Beragam aktivitas dapat dilakukan di kawasan wisata Bantimurung. Kesegaran air terjun mengundang para pengunjung untuk berwisata tirta. Atraksi kupu-kupu beterbangan beraneka warna, menambah semaraknya suasana.

Keindahan panorama pun dapat dinikmati dari atas ketika kita melayang menggunakan flying fox. Pengunjung juga dapat menyusuri keindahan aliran sungai hingga ke hulunya, di Danau Kassi Kebo. Danau ini dikelilingi oleh tebing terjal dan dihiasi hamparan pasir putih di tepiannya. Danau inilah yang menjadi habitat utama kupu-kupu Bantimurung.

Di dekat danau terdapat Gua Batu yang menyajikan juntaian stalagtit (jenis speleothem atau mineral sekunder yang menggantung dari langit-langit gua kapus) dan tonjolan stalagmit (susunan batu kapur berbentuk kerucut berdiri tegak di lantai gua), serta keindahan ornamen gua lainnya. Di sisi sungai lainnya terdapat pula Gua Mimpi dengan ornamen yang tak kalah indahnya.

Ekosistem Hutan

Berdasarkan tipe ekosistem hutan yang ada (mengikuti Sastrapradja dkk dan Whitten et al), kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dibagi ke dalam tiga tipe ekosistem utama. Pertama, ekosistem hutan di atas batuan karst (forest over limestone/hutan di atas batu gamping) atau lebih dikenal dengan nama ekosistem karst. Kedua, ekosistem hutan hujan non dipterocarpaceae pamah. Ketiga, ekosistem hutan pegunungan bawah.

Batas ketiga tipe ekosistem ini sangat jelas karena hamparan batuan karst yang berdinding terjal dengan puncak menaranya yang relatif datar, sangat berbeda dengan topografi hutan hujan non dipterocarpaceae pamah yang mempunyai topografi datar sampai berbukit, serta kondisi ekosistem hutan pegunungan yang ditandai oleh bentuk relief yang terjal atau terkadang bergelombang.

Pada kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, terdapat dua lokasi ekosistem karst yang saling terpisah, yaitu di wilayah Maros - Pangkep pada bagian barat taman nasional, dan di ujung utara, yakni di wilayah Mallawa.

Para ahli geologi membedakan kedua kelompok karst ini, yakni yang pertama dikenal dengan kelompok Pangkajene dan yang kedua disebut kelompok pegunungan bagian Timur. Kedua lokasi ini merupakan wilayah penyebaran vegetasi bukit karst (vegetasi bukit kapur) dan lainnya merupakan areal penyebaran vegetasi hutan dataran rendah.

Geomorfologi karst Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung berbentuk karst menara (pada beberapa referensi disebut sebagai The Spectacular Tower Karst), yang merupakan satu-satunya di Indonesia dan berbeda dengan tempat-tempat lain yang pada umumnya berbentuk karst kerucut (conicall hill karst) atau peralihan antara karst menara dan kerucut.

Seperti pada umumnya kawasan karst, ekosistem karst Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki sangat banyak gua dengan ornamen stalagtit dan stalagmit serta ornamen endokarst lainnya.

Karst yang di dalamnya mengalir sungai-sungai bawah tanah sepanjang puluhan kilometer ini menjadi tempat bergantung bagi banyak orang. Di kaki-kaki tebing, banyak muncul mata air yang digunakan sebagai sumber air bersih, air yang tidak pernah kering meskipun kemarau datang.

Karst Maros-Pangkep tidak hanya tentang pemandangan dan bentang alam dengan gua-guanya yang spektakuler, tetapi juga tentang tempat hidup berbagai jenis fauna, khususnya fauna gua.

Surga Bagi Petualang

Kawasan Karst Maros-Pangkep seluas ± 40.000 Ha merupakan kawasan karst terluas dan terindah kedua di dunia setelah Cina, dan seluas ± 20.000 ha menjadi bagian dari ± 43.750 ha kawasan konservasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Kawasan ini merupakan surga bagi para petualang.

Bagi Anda yang mengaku seorang petualang tidak lengkap kalau tidak mencoba melakukan petualangan dan menjelajahi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, karena Anda akan menemukan petualangan yang sangat menantang dan memacu adrenalin. Deretan tebing-tebing karst, koridor karst dan gua horisontal dan vertikal serta daerah pegunungan telah menunggu Anda untuk segera ditaklukkan.

Aksesibilitas

Kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dapat dicapai dari beberapa sisi, yaitu dari sisi Selatan (Bantimurung) dan dari sisi Barat (Balocci).

Sisi Selatan atau tepatnya obyek wisata Air Terjun Bantimurung berjarak ± 40 Km dari Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Jarak ini dapat ditempuh selama ± 60 menit.

Untuk pengunjung yang berasal dari luar provinsi atau pengunjung manca negara, kawasan Bantimurung berjarak ± 21 Km dari Bandar Udara Internasional Hasanuddin atau dapat dicapai dalam waktu ± 30 menit. Tersedia banyak fasilitas angkutan umum untuk dapat mencapai lokasi ini sepanjang hari.

Sarana dan Prasarana

Sarana prasarana pengelolaan dan pemanfaatan kawasan pada Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung hingga saat ini masih sangat terbatas. Untuk kebutuhan perlindungan dan pengamanan kawasan hanya tersedia sebuah pondok kerja berukuran 70 M2, serta tiga buah pos jaga berukuran 20 M2.

Untuk keperluan wisata pada Blok Bantimurung, telah tersedia beberapa fasilitas wisata yang memadai untuk wisatawan lokal, namun belum representatif untuk wisatawan mancanegara. Seluruh fasilitas wisata yang telah tersedia pada Blok Bantimurung juga adalah investasi Pemerintah Kabupaten Maros dan dikelola secara langsung oleh pemerintah setempat bersama masyarakat sekitar.

Pada Blok Pattunuang telah tersedia loket karcis, beberapa shelter dan MCK, serta jalan trail namun belum dilengkapi dengan fasilitas wisata penunjangnya, terutama jalan untuk akses mencapai loket, tempat parkir serta pengenal kawasan atau biasanya berbentuk pintu gerbang.

Pada kawasan Pattunuang juga tersedia fasilitas demplot penangkaran kupu-kupu, namun kondisinya tidak lagi menarik karena kurangnya pemeliharaan sejak dibangun pada tahun 1998. Pada Blok Bantimurung, tersedia sebuah demplot penangkaran Kupu-kupu yang cukup diminati oleh berbagai kalangan, baik untuk keperluan penelitian, pendidikan, serta untuk kegiatan wisata bagi kalangan tertentu.

Untuk keperluan operasional pengelolaan kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, sampai saat ini hanya tersedia dua unit kendaraan roda empat dan lima unit kendaraan roda dua, serta sebuah kantor berukuran 800 m2 yang belum dilengkapi dengan sarana meubelair yang memadai.

Sampai saat ini, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah yang masing-masing berkedudukan di Balocci Kabupaten Pangkep, dan Camba Kabupaten Maros, belum memiliki gedung kantor tersendiri. (bersambung)

-------------
Sumber referensi:
-- http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/3105
-- http://www.dephut.go.id/uploads/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_index.htm
-- http://bantimurung.maroskab.go.id/sejarah-bantimurung
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Bantimurung_Bulusaraung
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_lindung
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Russel_Wallace
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Stalaktit
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia_Baru
-- http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
-- Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan
-- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990, tentang Konsenvasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=64&Itemid=169
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=525%3Athe-kingdom-of-butterfly&catid=74%3Abranding&Itemid=171
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=62&Itemid=171
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=524%3Athe-spectacular-tower-karst&catid=74%3Abranding&Itemid=179
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=122&Itemid=183
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=118&Itemid=191
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=158&Itemid=208
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=121&Itemid=209
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=519&Itemid=218
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=520&Itemid=219
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=521&Itemid=220
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=522&Itemid=221
-- http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=523&Itemid=222
-- http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/14/03/09/n26epa-taman-bulu-saraung-kembangkan-tujuh-objek-wisata

prolima_communication

Lahir dan besar di Bulukumba, kota berjuluk Butta Panrita Lopi, saya kemudian melanjutkan kuliah di Makassar dan hingga kini menetap di Makassar. Sejak SD memang senang membaca dan menulis, lalu kemudian terdampar di dunia wartawan. Melalui blog ini, saya ingin lebih banyak dan lebih bebas berbagi untuk kebaikan dan kemaslahatan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama