Rabu, 16 September 2015
Mengenal Taman Nasional Bantimurung -
Bulusaraung (4):
Bantimurung, Surga
Bagi Para Petualang
Oleh: Asnawin Aminuddin
(Wartawan)
Tidak dapat dipungkiri, Bantimurung hingga
kini masih menjadi primadona wisata alam di Sulawesi Selatan. Sebagai objek
wisata andalan, Bantimurung menyodorkan beragam atraksi wisata menarik.
Air terjun yang mengalir deras, aliran
sungai dengan tepian berbatu yang diapit kokohnya tebing terjal, serta sejuknya
hawa menjadi suguhan yang mengundang banyak pengunjung.
Pemerintah Kabupaten Maros dan Balai Taman
Nasional Bantimurung - Bulusaraung (TN Babul) mengembangkan berbagai sarana dan
prasarana wisata. Di sekitar air terjun terdapat beberapa gazebo sebagai tempat
wisatawan beristirahat.
Tak hanya itu, mushallah, toko souvenir,
kolam renang anak, baruga pertemuan, toilet, area parkir, dan penginapan pun
telah tersedia untuk mendukung kenyamanan berwisata.
Bantimurung pun dikenal hingga ke
mancanegara sebagai “The Kingdom of Butterfly”. Sebuah julukan yang diberikan
oleh Alfred Russel Wallace pada sekitar tahun 1857.
Karena keanekaragaman dan kelimpahan
kupu-kupunya ini pulalah yang mendasari Taman Nasional (TN) Bantimurung -
Bulusaraung mengembangkan penangkaran kupu-kupu yang diusung dalam konsep Taman
Kupu-kupu.
Selain untuk kepentingan konservasi jenis,
Taman Kupu-kupu ini berfungsi sebagai wahana pendidikan konservasi bagi
masyarakat umum.
Beragam aktivitas dapat dilakukan di
kawasan wisata Bantimurung. Kesegaran air terjun mengundang para pengunjung
untuk berwisata tirta. Atraksi kupu-kupu beterbangan beraneka warna, menambah
semaraknya suasana.
Keindahan panorama pun dapat dinikmati
dari atas ketika kita melayang menggunakan flying fox. Pengunjung juga dapat
menyusuri keindahan aliran sungai hingga ke hulunya, di Danau Kassi Kebo. Danau
ini dikelilingi oleh tebing terjal dan dihiasi hamparan pasir putih di
tepiannya. Danau inilah yang menjadi habitat utama kupu-kupu Bantimurung.
Di dekat danau terdapat Gua Batu yang
menyajikan juntaian stalagtit (jenis speleothem atau mineral sekunder yang
menggantung dari langit-langit gua kapus) dan tonjolan stalagmit (susunan batu
kapur berbentuk kerucut berdiri tegak di lantai gua), serta keindahan ornamen
gua lainnya. Di sisi sungai lainnya terdapat pula Gua Mimpi dengan ornamen yang
tak kalah indahnya.
Ekosistem Hutan
Berdasarkan tipe ekosistem hutan yang ada
(mengikuti Sastrapradja dkk dan Whitten et al), kawasan Taman Nasional
Bantimurung Bulusaraung dibagi ke dalam tiga tipe ekosistem utama.
Pertama, ekosistem hutan di atas batuan
karst (forest over limestone/hutan di atas batu gamping) atau lebih dikenal
dengan nama ekosistem karst. Kedua, ekosistem hutan hujan non dipterocarpaceae
pamah. Ketiga, ekosistem hutan pegunungan bawah.
Batas ketiga tipe ekosistem ini sangat
jelas karena hamparan batuan karst yang berdinding terjal dengan puncak
menaranya yang relatif datar, sangat berbeda dengan topografi hutan hujan non
dipterocarpaceae pamah yang mempunyai topografi datar sampai berbukit, serta
kondisi ekosistem hutan pegunungan yang ditandai oleh bentuk relief yang terjal
atau terkadang bergelombang.
Pada kawasan Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung, terdapat dua lokasi ekosistem karst yang saling terpisah, yaitu di
wilayah Maros - Pangkep pada bagian barat taman nasional, dan di ujung utara,
yakni di wilayah Mallawa.
Para ahli geologi membedakan kedua
kelompok karst ini, yakni yang pertama dikenal dengan kelompok Pangkajene dan
yang kedua disebut kelompok pegunungan bagian Timur. Kedua lokasi ini merupakan
wilayah penyebaran vegetasi bukit karst (vegetasi bukit kapur) dan lainnya
merupakan areal penyebaran vegetasi hutan dataran rendah.
Geomorfologi karst Taman Nasional
Bantimurung Bulusaraung berbentuk karst menara (pada beberapa referensi disebut
sebagai The Spectacular Tower Karst), yang merupakan satu-satunya di Indonesia
dan berbeda dengan tempat-tempat lain yang pada umumnya berbentuk karst kerucut
(conicall hill karst) atau peralihan antara karst menara dan kerucut.
Seperti pada umumnya kawasan karst,
ekosistem karst Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung memiliki sangat banyak
gua dengan ornamen stalagtit dan stalagmit serta ornamen endokarst lainnya.
Karst yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai bawah tanah sepanjang puluhan kilometer ini menjadi tempat
bergantung bagi banyak orang. Di kaki-kaki tebing, banyak muncul mata air yang
digunakan sebagai sumber air bersih, air yang tidak pernah kering meskipun
kemarau datang.
Karst Maros-Pangkep tidak hanya tentang
pemandangan dan bentang alam dengan gua-guanya yang spektakuler, tetapi juga
tentang tempat hidup berbagai jenis fauna, khususnya fauna gua.
Surga Bagi Petualang
Kawasan Karst Maros-Pangkep seluas ±
40.000 Ha merupakan kawasan karst terluas dan terindah kedua di dunia setelah
Cina, dan seluas ± 20.000 ha menjadi bagian dari ± 43.750 ha kawasan konservasi
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Kawasan ini merupakan surga bagi para
petualang.
Bagi Anda yang mengaku seorang petualang
tidak lengkap kalau tidak mencoba melakukan petualangan dan menjelajahi Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung, karena Anda akan menemukan petualangan yang
sangat menantang dan memacu adrenalin. Deretan tebing-tebing karst, koridor
karst dan gua horisontal dan vertikal serta daerah pegunungan telah menunggu
Anda untuk segera ditaklukkan.
Aksesibilitas
Kawasan Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung dapat dicapai dari beberapa sisi, yaitu dari sisi Selatan
(Bantimurung) dan dari sisi Barat (Balocci).
Sisi selatan atau tepatnya obyek wisata
Air Terjun Bantimurung berjarak ± 40 Km dari Kota Makassar, Ibukota Provinsi
Sulawesi Selatan. Jarak ini dapat ditempuh selama ± 60 menit.
Untuk pengunjung yang berasal dari luar
provinsi atau pengunjung manca negara, kawasan Bantimurung berjarak ± 21 Km
dari Bandar Udara Internasional Hasanuddin atau dapat dicapai dalam waktu ± 30
menit. Tersedia banyak fasilitas angkutan umum untuk dapat mencapai lokasi ini
sepanjang hari.
Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana pengelolaan dan
pemanfaatan kawasan pada Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung hingga saat ini
masih sangat terbatas. Untuk kebutuhan perlindungan dan pengamanan kawasan
hanya tersedia sebuah pondok kerja berukuran 70 M2, serta tiga buah pos jaga
berukuran 20 M2.
Untuk keperluan wisata pada Blok
Bantimurung, telah tersedia beberapa fasilitas wisata yang memadai untuk
wisatawan lokal, namun belum representatif untuk wisatawan mancanegara. Seluruh
fasilitas wisata yang telah tersedia pada Blok Bantimurung juga adalah
investasi Pemerintah Kabupaten Maros dan dikelola secara langsung oleh
pemerintah setempat bersama masyarakat sekitar.
Pada Blok Pattunuang telah tersedia loket
karcis, beberapa shelter dan MCK, serta jalan trail namun belum dilengkapi
dengan fasilitas wisata penunjangnya, terutama jalan untuk akses mencapai
loket, tempat parkir serta pengenal kawasan atau biasanya berbentuk pintu
gerbang.
Pada kawasan Pattunuang juga tersedia
fasilitas demplot penangkaran kupu-kupu, namun kondisinya tidak lagi menarik
karena kurangnya pemeliharaan sejak dibangun pada tahun 1998.
Pada Blok Bantimurung, tersedia sebuah
demplot penangkaran Kupu-kupu yang cukup diminati oleh berbagai kalangan, baik
untuk keperluan penelitian, pendidikan, serta untuk kegiatan wisata bagi
kalangan tertentu.
Untuk keperluan operasional pengelolaan
kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, sampai saat ini hanya tersedia
dua unit kendaraan roda empat dan lima unit kendaraan roda dua, serta sebuah
kantor berukuran 800 m2 yang belum dilengkapi dengan sarana meubelair yang
memadai.
Sampai saat ini, Seksi Pengelolaan Taman
Nasional Wilayah yang masing-masing berkedudukan di Balocci Kabupaten Pangkep,
dan Camba Kabupaten Maros, belum memiliki gedung kantor tersendiri.
(bersambung)
-------------
Sumber referensi:
--
http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/3105
--
http://www.dephut.go.id/uploads/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_index.htm
--
http://bantimurung.maroskab.go.id/sejarah-bantimurung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Bantimurung_Bulusaraung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_lindung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Russel_Wallace
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Stalaktit
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia_Baru
--
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
-- Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999,
tentang Kehutanan
-- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990,
tentang Konsenvasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=64&Itemid=169
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=525%3Athe-kingdom-of-butterfly&catid=74%3Abranding&Itemid=171
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=62&Itemid=171
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=524%3Athe-spectacular-tower-karst&catid=74%3Abranding&Itemid=179
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=122&Itemid=183
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=118&Itemid=191
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=158&Itemid=208
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=121&Itemid=209
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=519&Itemid=218
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=520&Itemid=219
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=521&Itemid=220
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=522&Itemid=221
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=523&Itemid=222
--
http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/14/03/09/n26epa-taman-bulu-saraung-kembangkan-tujuh-objek-wisata
-------------
Tulisan Bagian 5: Tujuh Keajaiban Objek Wisata di Bantimurung
Tulisan Bagian 3: Bantimurung, The Kingdom of Butterfly
