PEDOMAN KARYA
Senin, 14 September 2015
Mengenal Taman Nasional Bantimurung -
Bulusaraung (1):
Dari Kawasan Hutan
Menjadi Taman Nasional
Oleh: Asnawin Aminuddin
(Wartawan)
Provinsi Sulawesi Selatan memiliki begitu banyak objek wisata. Salah satu di antaranya adalah objek wisata Taman Nasional
Bantimurung Bulusaraung (TN Babul), yang lokasinya sebagian terletak di
Kabupaten Maros dan sebagian lainnya masuk dalam wilayah Kabupaten Pangkep.
Selama ratusan tahun lamanya, objek wisata
ini hanya dikenal dengan nama Bantimurung dan berada dalam wilayah Kabupaten
Maros, tetapi sejak 2004 (SK Menteri Kehutanan, Nomor: SK.398/Menhut-II/2004),
kawasan wisata ini diperluas dan diubah namanya menjadi Taman Nasional
Bantimurung - Bulusaraung, serta berada di bawah pengelolaan Direktur Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan RI.
Dalam pasal 1 butir 14 UU No. 5 Tahun
1990, disebutkan bahwa Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk
tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata, dan rekreasi.
Sedangkan Kawasan Pelestarian Alam adalah
kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang
mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan
keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya (Pasal 1 butir 13 UU No. 5 Tahun
1990).
Sejak 2004, kawasan Bantimurung berubah
fungsinya dari kawasan hutan pada Kelompok Hutan Bantimurung - Bulusaraung
seluas ± 43.750 hektar yang terletak di Kabupaten Maros, dan di Kabupaten
Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan, menjadi Taman Nasional Bantimurung -
Bulusaraung.
Kelompok Hutan Bantimurung - Bulusaraung
terdiri atas Cagar Alam (±10.282,65 ha), Taman Wisata Alam (± 1.624,25 ha),
Hutan Lindung (± 21.343,10 ha), Hutan Produksi Terbatas (± 145 ha), dan Hutan
Produksi Tetap (± 10.355 ha).
Taman Nasional Bantimurung - Bulusaraung
secara operasional dikelola Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, yang
berkedudukan di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Ada beberapa alasan perubahan fungsi
kawasan hutan Bantimurung - Bulusaraung menjadi Taman Nasional Bantimurung -
Bulusaraung, antara lain kawasan hutan tersebut merupakan ekosistem karst yang
memiliki potensi sumberdaya alam hayati dengan keanekaragaman yang tinggi,
serta keunikan dan kekhasan gejala alam dengan fenomena alam yang indah.
Ekosistem karst Maros - Pangkep tersebut
memiliki berbagai jenis flora, antara lain Bintangur (Calophyllum sp.),
Beringin (Ficus sp.), Nyato (Palaquium obtusifolium), dan flora endemik
Sulawesi Kayu hitam (Diospyros celebica).
Selain itu, juga terdapat berbagai jenis
satwa liar yang khas dan endemik diantaranya Kera hitam (Macaca maura), Kuskus
sulawesi (Phalanger celebencis), Musang sulawesi (Macrogolidia mussenbraecki),
Rusa (Cervus timorensis), burung Enggang hitam (Halsion cloris), Raja udang
(Halsion cloris), Kupu-kupu (Papilio blumei, Papilio satapses, Troides
halipton, Troides helena), berbagai jenis amfibia dan reptilia seperti Ular
phyton (Phyton reticulates), Ular daun, Biawak besar (Paranus sp.), serta kadal
terbang.
Alasan lain, ekosistem karst Maros -
Pangkep memiliki lansekap karst yang unik, gua-gua dengan ornamen stalaktit dan
stalakmit, gua-gua yang bernilai historis/situs purbakala, panorama alam yang
indah, air terjun, yang dapat dikembangkan sebagai laboratorium alam untuk ilmu
pengetahuan dan pendidikan konservasi alam serta kepentingan ekowisata.
Ekosistem karst Maros - Pangkep juga
merupakan daerah tangkapan air bagi kawasan di bawahnya dan beberapa sungai
penting di Provinsi Sulawesi Selatan, seperti Sungai Walanea, Sungai Pangkep,
Sungai Pute, dan Sungai Bantimurung.
Dengan berbagai pertimbangan itulah,
Kementerian Kehutanan RI menganggap sangat perlu perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistem di kawasan
hutan Bantimurung - Bulusaraung, dengan cara mengubah fungsinya dari kawasan
hutan menjadi Taman Nasional. (bersambung)
-----
Sumber referensi:
--
http://www.dephut.go.id/index.php/news/details/3105
--
http://www.dephut.go.id/uploads/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_index.htm
--
http://bantimurung.maroskab.go.id/sejarah-bantimurung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Bantimurung_Bulusaraung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_lindung
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Alfred_Russel_Wallace
-- http://id.wikipedia.org/wiki/Stalaktit
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia
--
http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuh_Keajaiban_Dunia_Baru
--
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php
-- Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999,
tentang Kehutanan
-- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990,
tentang Konsenvasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=64&Itemid=169
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=525%3Athe-kingdom-of-butterfly&catid=74%3Abranding&Itemid=171
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=62&Itemid=171
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=524%3Athe-spectacular-tower-karst&catid=74%3Abranding&Itemid=179
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=122&Itemid=183
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=118&Itemid=191
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=158&Itemid=208
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=121&Itemid=209
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=519&Itemid=218
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=520&Itemid=219
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=521&Itemid=220
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=522&Itemid=221
--
http://www.tn-babul.org/index.php?option=com_content&view=article&id=523&Itemid=222
-- http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/travelling/14/03/09/n26epa-taman-bulu-saraung-kembangkan-tujuh-objek-wisata
Tulisan Bagian 2: Sejarah dan Asal-usul Kata Bantimurung
