Pemimpin Yang Bijak, Pendidik Yang Arif


BIJAK DAN ARIF. Dosen Unismuh Makassar, Nasrulhaq Syarif (kiri), memuji Prof Irwan Akib sebagai pemimpin sederhana, bijak, pendidik yang arif, tanpa pamrih, dan tanpa pandang bulu.






-------
PEDOMAN KARYA
Senin, 19 Desember 2016


SURAT PEMBACA:

Pemimpin Yang Bijak, Pendidik Yang Arif


Pak Irwan (Irwan Akib), begitulah sapaan saya ketika pertama kali mengenal beliau pada saat menjadi mahasiswa baru di Unismuh Makassar.
Kala itu, saya heran melihat nama seorang Rektor dengan gelar 'Drs' dan 'M.Pd'. Saya juga heran melihat kesehariannya yang sangat santai dan sederhana. Seiring berjalan waktu, saya berkesimpulan bahwa beliau pemimpin yang sangat santai dan sederhana.
Pak Rektor (Irwan Akib), begitulah sapaan akrab saya ketika mengenal beliau lebih dekat. Semester-semester akhir menjadi mahasiswa sampai menjadi sarjana dan bahkan magister, beliau banyak memberi masukan, arahan dan petunjuk tentang studi. Ada rasa syukur mendalam karena kerap diberi masukan oleh seorang 'Dr' bidang pendidikan. Saya pun menyimpulkan bahwa beliau adalah pendidik tanpa pamrih dan tanpa pandang bulu.
Prof Irwan (Irwan Akib), begitulah sapaan yang akan kami sematkan kedepannya. Sampai sekarang ini, beliau tanpa henti-hentinya mendidik kami secara langsung maupun tidak langsung.
Tadi siang (Ahad, 18 Desember 2016), rasa bahagia itu memuncak dengan sendirinya mendengar pidato pengukuhan 'Prof' dari dosen terbaik di kampus kami. Kini, saya menilai Profesor Irwan sebagai pemimpin sekaligus pendidik sejati. Beliau pemimpin yang bijak dan pendidik yang arif.
Semua civitas akademika Universitas Muhammadiyah Makassar tentu merasa sangat beryukur memiliki Prof Dr H Irwan Akib MPd, yang selalu menjadi role model pada saat krisisnya role model. Pribadi yang sedikit bicara tetapi banyak bekerja. Seorang Cendekiawan Muslim yang bijak dan arif.
Selamat dan sukses Bapak Prof Dr H Irwan Akib MPd, atas pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Losari, 18 Desember 2016

Nasrulhaq Syarif
(Dosen Universitas Muhammadiyah/Unismuh Makassar)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama