Materi Daurah dari Para Profesor di Mesir


KUNJUNGAN. Rahim Razaq (kelima dari kanan) foto bersama beberapa dosen dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, saat berkunjung ke Masjid Al-Azhar Kairo. Selain shalat Jumat di Masjid Al-Ahzar, rombongan peserta Program Short Course Bidang Spiritual Pedagogy Tahun 2017 Kemenristek-Dikti RI, juga memanfaatkan hari libur Jumat-Sabtu dengan melakukan kunjungan ke beberapa tempat, termasuk anjangsana ke toko buku untuk membeli buku sesuai judul makalah dan kepentingan setiap dosen. (Dok. Pribadi)





---
PEDOMAN KARYA
Rabu, 11 Oktober 2017



Laporan Perjalanan Dosen Unismuh di Mesir (2):


Materi Daurah dari Para Profesor di Mesir


Oleh: Dr Abdul Rahim Razaq MPd
(Ketua Prodi S3 Pendidikan Agama Islam Unismuh Makassar)

Pada hari pertama kunjungan di Kairo, Ahad, 20 Agustus 2017, dilaksanakan daurah yang dengan dibuka secara resmi dan dihadiri oleh Atase Pendidikan Dr H Usman Syihab. Dimulai pukul 10.00 pagi dan berakhir pada pukul 14.00 waktu setempat, diakhiri dengan santap siang ala Mesir.
Materi pertama yang diberikan kepada kami yaitu Ilmu Jiwa Pendidikan oleh Prof Dr Said Ismail Ali, dari Universitas Ainu Syams. Materi diberikan selama 2 x 60 menit. Jeda shalat dhuhur dan satu jam terakhir diisi dengan tanya-jawab materi dan ditutup dengan pembagian santap siang.
            Hari kedua diisi dengan materi Politik Islam Ditinjau dari Pendidikan, oleh Prof Dr Sayyid Umar dari Universitas Hilwan, selanjutnya hari hingga hari kelima berturut-turut yaitu materi Pendidikan Islam (Prof Dr Abd Rahman Annaqib, Ketua Daurah dari Universitas Al Manshurah), Ilmu Jiwa Pendidikan Islam (Prof Dr Thorif Suqy, Ketua Prodi Ilmu Jiwa dan Wakil Rektor Bany Yusuf), Problematika Manhajy Pendidikan Islam di Era Kontemporer (Prof Dr Mustafa Abdullah Ibrahim, Guru Besar Pendidikan Islam Universitas Al Azhar Kairo, Mesir) dan Statistik Pendidikan (Prof Dr Munhi Ghatamin, Universitas Al Manshurah).
              Hari terakhir daurah pembagian kelompok peserta sesuai dengan topik makalah masing masing peserta yang dibimbing oleh empat orang guru besar sesuai bidang masing - masing.
Jumat libur sampai hari Sabtu dan diisi kunjungan ke beberapa tempat. Shalat Jumat di Masjid Al Azhar Kairo, dilanjutkan dengan anjangsana ke toko buku untuk pembelian buku masing-masing sesuai judul makalah dan kepentingan setiap dosen pengampu mata kuliah di perguruan tinggi masing- masing.
Ahad kedua, kami kembali ke tempat daurah untuk pemantapan kelompok dan pengajuan judul makalah disertai naskah abstrak makalah dan penyerahannya pada masing - masing pembimbing.
Untuk bimbingan makalah ditetapkan oleh profesor masing-masing. Proses pembimbingan akan dimulai setelah lebaran dari tanggal 11, 12, dan 13 September 2017. Sisa waktu yang ada digunakan untuk persiapan pembuatan makalah.
Kami juga berkunjung ke lembaga-lembaga internasional untuk peluang kerjasama. Selain itu, kami bersilaturrahim dengan Atase Pendidikan dan Duta Besar Indonesia di Mesir, yakni Bapak Helmy Fauzi. Beliau adalah politisi PDIP asal Padang, tetapi besar di Bandung. Kunjungan ini diakhiri dengan foto bersama di halaman KBRI Mesir.
Gedung KBRI Kairo merupakan sumbangan dan pemberian pemerintah Mesir kepada Indonesia. Mesir adalah negara yang pertama-tama mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno, Presiden pertama Indonesia, sangat dikenal oleh Rakyat Mesir. Karena itulah, Indonesia diberi gedung yang cukup besar dan mewah setara dengan Kedutaan Amerika.

Malam Peringatan Kerjasama Mesir–Indonesia

Acara Malam Peringatan Kerjasama Mesir–Indonesia diadakan di Pusat Lapangan Pemuda Olah Raga di Kairo, pada malam hari di bawah jembatan kedap suara yang mewah dan sangat luas.
Acara ini dihadiri beberapa Duta Besar dan Diplomat yang ada di Kairo yang diisi dengan pementasan Budaya Nasional Mesir, berupa tari-tarian tradisional dengan pemain para gadis dan remaja Mesir yang cantik dan gagah yang mendapat sambutan yang luar biasa dari para pengunjung.
            Giliran Indonesia dengan Tari Padang yang khas, Tari Aceh dan Pementasan Pencak Silat Putra Muhammadiyah. Para pesilat berasal dari Indonesia dan juga warga Mesir. Tapak Suci Putra Muhammadiyah ini diperkarsai oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir.
Warna merah adalah ciri khas pesilat Tapak Suci Muhammadiyah dengan atraksi yang menarik dan adegan perkelahian dengan memakai alat kayu dan senjata tajam menjadi daya tarik dalam pementasan ini. Oleh warga Mesir ini adalah hal yang masih kurang dikenal oleh mereka. Karena itulah acara ini direspon dengan sangat antusias.

Para pelatih sudah ada dari warga Mesir putra maupun putri. Acara ini ditutup dengan pembagian hadiah kepada para pemenang lomba dan pertandingan yang diadakan sebelum peringatan Kemerdekaan RI ke-54 di Mesir. (bersambung)

----------- 
@Laporan bagian pertama:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/10/porsi-makan-orang-mesir-terlalu-besar.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama