Mungkin Kita’ Juga Termasuk Pembantai


PEMBANTAI. “Perusahaan, kampus, dan kita’ yang mempekerjakan orang, juga mungkin termasuk pembantai, karena bisajaki’ kasiki karyawanta’ gaji di atas UMP (Upah Minimum Provinsi), tapi justru kita’ gaji mereka jauh di bawah UMP. Itu sebenarnya termasuk pembantaian kecil-kecilan, tapi kita’ tidak sadari,” papar Daeng Tompo’. (int)



--------
PEDOMAN KARYA

Senin, 02 Oktober 2017


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (26):


Mungkin Kita’ Juga Termasuk Pembantai


“Kita’ bacaji itu berita-berita dan video pembantaian umat Islam di Myanmar to?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi di warkop terminal.
“Iye’, biadab betul itu tentara dan pemerintah Myanmar. Maumemangtongi barangkali nahabisi orang Islam di sana,” timpal Daeng Nappa’.
“Itu juga Aung San Suu Kyi. Dia itu perempuan aktivis prodemokrasi Myanmar, pemimpin Persatuan Nasional untuk Demokrasi (NLD), penerima Penghargaan Nobel Perdamaian, dan sekarang diangkat menjadi Penasihat Negara, tapi nabiarkanji para tentara Myanmar melakukan penyiksaan dan pembantaian terhadap umat Islam di Rohingya,” kata Daeng Tompo’.
“Amerika dan PBB juga kayaknya diam-diamji,” kata Daeng Nappa’.
“Kita' juga mestinya bisa mengambil pelajaran dan instrospeksi diri,” ujar Daeng Tompo’.
“Maksudta’?” tanya Daeng Nappa’.
“Mungkin kita' juga ini termasuk pembantai,” kata Daeng Tompo’.
“Maksudta’?” tanya Daeng Nappa’.
“Mungkin kita’ bisa membantu saudara yang butuh pertolongan, tapi kita’ biarkanji padahal bisajaki’ bantuki. Mungkin kita’ bisa pinjamkan uang tanpa bunga kepada keluarga yang butuh biaya perawatan di rumah sakit, tapi kita’ tidak kasi’, padahal sebenarnya bisajaki’ kasiki,” tutur Daeng Tompo’.
“Iye’ di’,” kata Daeng Nappa’.
“Perusahaan, kampus, dan kita’ yang mempekerjakan orang, juga mungkin termasuk pembantai, karena bisajaki’ kasiki karyawanta’ gaji di atas UMP (Upah Minimum Provinsi), tapi justru kita’ gaji mereka jauh di bawah UMP. Itu sebenarnya termasuk pembantaian kecil-kecilan, tapi kita’ tidak sadari,” papar Daeng Tompo’.
“Betul juga di’? Eh, pulangmaki’ deh, itu hampirmi adzan lohor,” kata Daeng Nappa sambil berdiri dan berjalan ke meja kasir. (asnawin)

Ahad, 03 September 2017
@Obrolan 25:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/10/menolak-umrah-gratis.html



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama