Pilkada Itu Sama dengan Perang


“Kalau diperhatikangi, kayaknya Pilkada itu sama dengan perang,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Perang bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.
“Perang opini di media massa,” tegas Daeng Nappa’.





--------
PEDOMAN KARYA
Sabtu, 20 Januari 2018


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (84):


Pilkada Itu Sama dengan Perang


“Kalau diperhatikangi, kayaknya Pilkada itu sama dengan perang,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Perang bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.
“Perang opini di media massa,” tegas Daeng Nappa’.
“Contohnya,” tukas Daeng Tompo’.
“Ada calon yang mencitrakan diri sebagai pemimpin yang jujur, ada calon yang mencitrakan diri sebagai pemimpin yang konsisten,” urai Daeng Nappa’.
“Terus,” tukas Daeng Tompo’.
“Ada juga calon yang mencitrakan diri sebagai orang yang sudah berpengalaman dan punya jaringan di tingkat nasional, dan ingin pulang kampung membangun daerahnya,” kata Daeng Nappa’.
“Terus,” tukas Daeng Tompo’.
“Terus masing-masing bikin acara jalan santai, deklarasi, dan menyumbang atau mensponsori berbagai macam kegiatan. Mungkin disertai juga niat baik, tapi karena ini momen Pilkada, maka apapun yang dilakukan, selalu saja dikaitkan dengan pencitraan,” kata Daeng Nappa’.
“Luar biasa, bisamaki’ ini diundang sebagai pengamat politik,” kata Daeng Tompo’ seraya tersenyum.
“Kita ini ‘kan orang kecil dan tidak ada beban untuk bicara politik, jadi tidak apa-apaji to kalau kita bebas bicara Pilkada,” kata Daeng Nappa’ sambil menyeruput kopinya.
“Oke deh,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum. (asnawin)

Selasa, 31 Oktober 2017
-------
@Obrolan 83:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/dulu-kan-pemain-lokal-semua.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama