Prof Maemunah Dawi, Mantan Rektor Jadi Dekan


JADI DEKAN. Maemunah Dawi pernah menjabat Rektor Universitas Pepabri Makassar, tetapi perempuan kelahiran tahun 1944 itu kemudian menerima jabatan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar. (Foto: Asnawin/PEDOMAN KARYA)






-----
PEDOMAN KARYA
Selasa, 27 Maret 2018


Prof Maemunah Dawi, Mantan Rektor Jadi Dekan


Rektor adalah jabatan tertinggi pada universitas atau institut. Secara struktural, jabatan rektor lebih tinggi dibandingkan dekan, karena dekan “hanya” pimpinan fakultas yang merupakan bagian dari universitas atau institut.
Karena kedudukan rektor lebih tinggi dibandingkan dekan, maka rasanya “kurang elok” jika seorang mantan rektor kemudian dilantik menjadi dekan. Namun itu tidak berlaku pada diri seorang Prof Hj Maemunah Dawi.
Maemunah Dawi pernah menjabat Rektor Universitas Pepabri Makassar, tetapi perempuan kelahiran tahun 1944 itu kemudian menerima jabatan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar.
Ia dilantik bersama sejumlah dekan dan juga Direktur Program Pascasarjana UIT, pada 12 Maret 2016, oleh Ketua Yayasan Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar, H Haruna, di Kampus V UIT, Jl Abdul Kadir, Makassar.
Mereka yang dilantik ketika itu, ialah Dekan Fakultas Sospol Prof Syamsiah Badaruddin, Dekan Fakultas Agama Islam Prof Muhammad Galib, Dekan Fakultas Psikologi Prof Syamsul Bahri, Dekan Fakultas Farmasi Prof Syamsuddin Hasan, Dekan Fakultas Kesmas dan Anakes Prof Muliati M Tahir, Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Prof Nadjib Bustam.
Dekan Fakultas Pertanian Prof Maemunah Dawi, Dekan Fakultas Komputer Prof Andi Rasyid Pananrangi, Dekan Fakultas Hukum Prof Mulyati Pawennai, Dekan Fakultas Ekonomi: Prof Mariana Tenreng, serta Direktur Program Pascasarjana Prof Syachruddin Kadir.
Mengapa dirinya mau menerima dan rela “turun jabatan” dari rektor menjadi dekan? Bukankah itu “kurang elok”?
“Intinya, kita harus ikhlas. Ikhlas mengabdi sebagai seorang pengajar, sebagai seorang dosen, sebagai seorang guru. Tidak boleh kita terpengaruh oleh jabatan,” kata Maemunah, kepada “Pedoman Karya”, di Makassar, Jumat, 02 Februari 2018.
Dia malah mengaku bersyukur karena di usianya yang sudah memasuki 74 tahun, ternyata dirinya masih bisa mengabdi, mengajar, serta berbagi ilmu dan pengalaman dengan para mahasiswa.
“Saya bersyukur karena tenaga dan pikiran saya masih berguna bagi orang banyak di usia yang tidak muda lagi, bahkan setelah saya memasuki usia pension sebagai guru besar,” kata Maemunah.


 
BERSAMA STAF. Prof Maemunah Dawi (kedua dari kanan) foto bersama Wakil Dekan Fakultas Pertanian UIT Amiruddin Hambali (paling kiri), dosen Fakultas Pertanian A Hafidah (kedua dari kiri), Ketua Prodi Kehutanan Fitri Indahsari (ketiga dari kiri), serta staf Fakultas Pertanian UIT Maharani. (Foto: Asnawin/PEDOMAN KARYA)



Fakultas Pertanian UIT


Menyinggung Fakultas Pertanian UIT yang dipimpinnya, Maemunah mengatakan, saat ini ada dua program studi yang dibuka, yaitu Prodi Kehutanan, dan prodi Ilmu Teknologi, dengan jumlah mahasiswa kurang lebih 700 orang.
“Dari dua puluhan dosen yang mengajar pada Fakultas Pertanian saat ini, ada dua guru besar termasuk saya, serta tujuh dosen berkualifikasi doktor,” sebut Maemunah yang juga mengajar pada Program Pascasarjana UIT. (asnawin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama