Pemimpin Tak Mampu Laksanakan Tugas Harus Diganti


ISRA' MI'RAJ. Para pegawai di lingkungan Kanwil Kemenag Sulsel menghadiri acara peringatan Isra'Mi'raj, yang dilaksanakan Kanwil Kemenag Sulsel, di Mesjid Al-Ikhlas Kantor Kemenag Sulsel, Jl Nuri Makassar, Kamis, 26 April 2018. (Foto: Sudirman)






--------
Kamis, 26 April 2018


Pemimpin Tak Mampu Laksanakan Tugas Harus Diganti 


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah untuk melaksanakan tugas memimpin. Jika ia tak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, maka pemimpin tersebut harus diganti.
Gambaran itulah yang ingin disampaikan agama dalam pelaksanaan shalat berjamaah. Di dalam shalat berjamaah, ada imam sebagai pemimpin shalat dan ada pula makmum sebagai orang yang dipimpin. Pemimpin shalat harus menyelesaikan tugasnya dengan baik.
“Pemimpin, utamanya pemimpin dalam shalat, memiliki tanggung jawab dalam menjalankan tugas yang diamanahkan kepadanya. Jika pemimpin dalam shalat tak mampu melaksanakan tugasnya, maka makmum di belakangnya harus maju menggantikannya,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Selatan, Drs H Iskandar Fellang MPd.
Hal itu dia sampaikan saat memberikan kata sambutan pada acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW Tahun 1439 H/2018 M, yang dilaksanakan Kanwil Kemenag Sulsel, di Mesjid Al-Ikhlas Kantor Kemenag Sulsel, Jl Nuri Makassar, Kamis, 26 April 2018.
Peringatan Isra’ Mi’raj yang diselenggarakan setiap tahunnya, kata iskandar yang juga masih menjabat Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Binsyar) Kemenag Sulsel, mengajarkan kepada umat Islam, tentang pentingnya ibadah shalat, dalam aktualisasi kehidupan sehari-hari.
“Ibadah shalat yang dilaksanakan lima kali sehari semalam, mengajarkan kepada kita bagaimana aktualisasi diri dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal kepemimpinan, utamanya kepemimpinan dalam shalat,” katanya pada peringatan isra’ Mi’raj yang mengusung tema “Dengan Shalat yang Fungsional, Kita Wujudkan Aparatur Sipil Negara yang memiliki Sumber Daya Manusia yang Berintegritas dalam Memberikan Layanan Prima.”

Terus-menerus Membaca

Pembawa hikmah Isra’ Mi’raj, Prof Kamaluddin Abunawas, mengatakan, saat ini dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam dituntut terus membaca atau belajar. Perintah shalat lima waktu yang menjadi kewajiban umat muslim, katanya, sesuai dengan ajaran yang diterima Rasulullah SAW saat diperjalankan melalui Isra’ Mi’raj.
“Al-qur’an dan hadist menjadi ajaran atau pedoman yang berisikan perintah dan larangan terhadap umat manusia, juga sarat dengan hikmah yang terkandung dalam peringatan Isra Mi’raj,” kata Prof Kamaluddin.
Peringatan Isra Miraj, yang diselenggarakan Seksi Kemitraan Umat Publikasi Dakwah dan Hari Besar Islam Bidang Penaiszawa Kemenag Sulsel, turut dihadiri Kabag TU Drs H Abdul Wahid SH MH, Kabid Penaiszawa Drs H Rappe MPd, Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Dr H Kaswad Sartono MAg, Kasi Kemitraan Umat Publikasi Dakwah dan HBI H Zulkifli Hijas SE, sejumlah kepala seksi dan kasubbag, serta para pegawai di lingkungan Kanwil Kemenag Sulsel. (man/win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama