Sejarah RRI Makassar Perlu Ditulis


SEJARAH RRI MAKASSAR. Kepala LPP RRI Makassar, Maladi Amin (paling kanan) didampingi Kabid Programa Siaran LPP RRI Makassar, Arwinny Puspita (paling kiri) berbincang-bincang dengan Ketua Forum Komunikasi Pemerhati (FKP) RRI Makassar, Rusdin Tompo, di ruang kerja Kepsta RRI Makassar, Jumat, 04 Mei 2018. (ist)




----------
Kamis, 10 Mei 2018


Sejarah RRI Makassar Perlu Ditulis


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Sejarah Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar perlu ditulis agar menjadi catatan sejarah dan agar masyarakat mengetahui bahwa RRI Makassar punya banyak sumbangan bagi masyarakat dan pembangunan bangsa ini.
“Program-program pioner dan ikonik perlu ditulis supaya mengingatkan orang bahwa RRI Makassar punya sejumlah sumbangsih bagi masyarakat dan pembangunan bangsa ini, salah satunya adalah pelaksanaan MTQ yang pertama di Makassar,” tutur Kepala LPP RRI Makassar, Maladi Amin SH.
Hal itu ia kemukakan saat menerima kunjungan audiensi Ketua Forum Komunikasi Pemerhati (FKP) RRI Makassar, Rusdin Tompo, di ruang kerjanya Jumat, 04 Mei 2018. Audiensi juga dihadiri Kabid Programa Siaran LPP RRI Makassar, Arwinny Puspita.
Maladi Amin mengaku setuju untuk melanjutkan rencana penulisan sejarah RRI Makassar yang pernah digagas saat Kepala LPP RRI Makassar masih dijabat oleh Nawir Nawihu, yang kini sudah bertugas di Medan, Sumatera Utara.
“Saya juga punya banyak catatan kenangan dan momen-momen bersejarah selama berkiprah sebagai reporter RRI dalam meliput kesebelasan kebanggaan masyarakat Sulsel, PSM (Persatuan Sepakbola Makassar),” ungkap Maladi.
Dalam pertemuan yang berlangsung santai tersebut, Maladi Amin, Rusdi Tompo, dan Arwini Puspita juga pembicaraan soal RUU Penyiaran dan RUU RTRI (Radio Televisi Republik Indonesia).
Tentang eksistensi LPP RRI, Maladi mengatakan RRI selalu menyebut dirinya sebagai rumah rakyat Indonesia, sehingga memang sudah semestinya menjadi ruang demokrasi bagi berbagai kelompok masyarakat, terutama yang terpinggirkan, termasuk masyarakat yang berada di pulau-pulau terluar dan terdepan, yang justru bersinggungan dengan negara tetangga.
“Program-program siaran RRI mesti difokuskan untuk siaran-siaran yang punya dimensi layanan publik yang luas dan berpihak pada kepentingan publik,” kata Maladi.

Apresiasi FKP RRI Makassar

Pada kesempatan tersebut, ia juga menyatakan bangga dan memberi apresiasi kepada Forum Komunikasi Pemerhati (FKP) RRI Makassar yang diketuai Rusdin Tompo, karena dari begitu banyak FKP RRI di Indoneia, hanya 17 yang diundang menghadiri kegiatan Forum Sinergitas FKP RRI di Sleman, Yogyakarta, 7-9 Mei 2018.
Maladi berharap dengan pengalaman yang dimiliki Rusdin Tompo selaku Ketua FKP RRI Makassar, akan dapat berkontribusi dalam forum sinergitas antara FKP dengan RRI tersebut.
Rusdin Tompo yang mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan, selama ini cukup intens terlibat dalam perencanan program siaran RRI Makassar, antara lain mengadakan program siaran Pappasangta’ di RRI Pro4, program “Anak Cerdas Indonesia” (ACI), “Beranda Pak RT” di RRI Pro1.
Rusdin Tompo bahkan menjadi host acara bincang-bincang “Beranda Pak RT", yang disiarkan setiap Rabu, pukul 11.00 – 12.00 Wita.
Berkaitan dengan kegiatan Forum Sinergitas FKP RRI di Sleman, Yogyakarta, Maladi Amin berpesan kepada Rusdin Tompo agar menyuarakan beberapa isu yang penting dan strategis bagi penguatan LPP RRI.
“Perlu dirumuskan bagaimana format lembaga penyiaran publik yang ideal,” katanya.
Rusdin Tompo, pada kesempatan itu menjelaskan bahwa Sinergitas FKP RRI di Sleman, Yogyakarta, dilaksanakan oleh Direktorat Program dan Produksi LPP RRI, yang antara lain bertujuan menguatkan kelembagaan RRI untuk mendukung program-program siaran RRI.
“Agenda lainnya adalah pemilihan Ketua FKP RRI Pusat, lalu dilanjutkan dengan penyusunan program kerja untuk lima tahun bagi pengurus baru,” jelas Rusdin. (win/r)

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama