Ulama Jadi Cawapres


“Bagaimana pendapatta’ kalau ada ulama yang dekat dengan penguasa, bahkan bersedia jadi Cawapres (calon wakil presiden) dari orang sedang berkuasa yang ingin maju kembali jadi Capres?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.





--------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 19 Juli 2018


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Ulama Jadi Cawapres


“Bagaimana pendapatta’ kalau ada ulama yang dekat dengan penguasa, bahkan bersedia jadi Cawapres (calon wakil presiden) dari orang yang sedang berkuasa dan mau maju lagi jadi Capres?” tanya Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Wah, kebetulan kemarin saya hadiri Kultum (ceramah singkat/kuliah tujuh menit) lohor dan itu yang dibahas,” kata Daeng Tompo’.
“Oh,” gumam Daeng Nappa’.
“Ustadz yang bawakan kultum mengutip sebuah hadist yang berbunyi, apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa, maka ketahuilah bahwa dia seorang pencuri,” papar Daeng Tompo’.
“Deh, bahayana itu,” tukas Daeng Nappa’.
“Yah, begitu nabilang ustadz-ka,” kata Daeng Tompo’.
“Jadi bagaimanami itu kalau Ketua MUI dan mantan ketua umum pimpinan Ormas Islam bersedia jadi Cawapres dari presiden yang sedang berkuasa dan presiden itu sudah banyak tidak menginginkannya lagi jadi presiden?” tanya Daeng Nappa’.
“Wallahu a’lam. Tidak bisaka jawabki pertanyaanta’ Daeng Nappa’. Tidak sampai ilmuku belah,” kata Daeng Tompo’ dengan mimik serius lalu segera menyeruput kopi pahitnya. (asnawin)

Gowa, Kamis pagi, 19 Juli 2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama