Senator dan Tukang Cukur


Saya ganti sarung dengan celana pendek. Pakai kaos oblong. Saya ambil sisir dan gunting. Aci sempat terkejut campur heran. Tidak urus. Saya praktikkan keterampilan lama, belasan menit saya cukur rambutnya. (ist)




-----

PEDOMAN KARYA
Selasa, 25 September 2018


Senator dan Tukang Cukur


Gurunya suruh cukur kemarin, katanya mendadak tadi subuh. Saya bilang, perintah guru harus ditaati nak.Masalahnya, dimana ada tukang cukur sepagi ini?

Saya ingin anak saya Khawaiz Khawarizmi (Aci) paham pentingnya murid menaati perintah gurunya. Bahkan bisa berdosa kalau tidak taati. Salah satu proses pemahaman yang terbaik adalah lewat pengalaman. Beri bukti, kasi keteladanan.

Saya ganti sarung dengan celana pendek. Pakai kaos oblong. Saya ambil sisir dan gunting. Aci sempat terkejut campur heran. Tidak urus. Saya praktikkan keterampilan lama, belasan menit saya cukur rambutnya.

Pagi-pagi jempolnya merekah. Dia lega, saya lebih lega lagi.

“Murid wajib taat perintah guru, nak Aci. Kedua orangtuata' adalah saya dan ibu. Guru itu orangtua keduata' nak sayang,” kata saya sambil mengelus rambutnya yang sudah rapi.

Dengan nada canda, saya kemudian mengatakan kepadanya, “Sekarang mandi, terus cikola nak.”

Makassar, Senin pagi, 24 September 2018
Salam takzim,

A M Iqbal Parewangi
- Anggota DPD RI periode 2014-2019
- Calon Anggota DPD RI periode 2019-2024

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama