Polisi Takalar dan Nenek Sebatang Kara Berusia 85 Tahun


SEBATANG KARA. Kanit Regident Sat Lantas Polres Takalar, Iptu Yuntung Tangkelangi, mengunjung dan memberikan langsung bantuan kepada Nenek Basse Daeng Lumu, di Lingkungan ballo, Kelurahan Sombalabella, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar. (ist)




--------


PEDOMAN KARYA
Jumat, 26 Oktober 2018


Polisi Takalar dan Nenek Sebatang Kara Berusia 85 Tahun


Aparat kepolisian, yang akrab disebut polisi, identik dengan tugas tugas-tugas keamanan dan ketertiban masyarakat, dan penegakan hukum. Aparat kepolisian mudah dikenali dari pakaian seragamnya, yakni baju warna coklat muda, dan celana warna coklat tua.

Polisi tidak wajib mengunjungi dan memberi bantuan kepada orangtua jompo atau orang miskin, meskipun secara pribadi bisa saja mereka lakukan. Dan itulah yang dilakukan Kanit Regident Sat Lantas Polres Takalar, Iptu Yuntung Tangkelangi.

Bersama Bripka Ilham (Bhabinkamtibmas Kelurahan Sombalabella, Kecamatan Pattallassang) Lurah Sombalabella, dan seorang staf Unit Regident STNK/Samsat Polres Takalar, Iptu Yuntung mendatangi rumah gubuk milik seorang nenek tua sebatang kara berusia 85 tahun, bernama Basse Daeng Lumu.

Nenek Basse tinggal di sebuah gubuk di Lingkungan Ballo, Kelurahan Simbalabella, Kecamatan  Pattallassang. Usianya sudah sekitar 85 tahun dan penglihatannya sudah agak rabun. Saat bertemu dengan Nenek Basse, Iptu Yuntung berupaya menghiburnya dan sekaligus memberinya bantuan sembako.

“Saya mendapat informasi tentang Nenek Basse dari Bhabinkamtibmas Kelurahan Sombalabella, Bripka Ilham. Usia Nenek Basse sekitar 85 tahun dan hidup sebatang kara,” ungkap Yuntung, kepada Pedoman Karya, Kamis, 25 Oktober 2018.

Tentang bantuan sembako yang diberikannya kepada Nenek Basse, ia mengatakan, bantuan yang ia berikan tidak seberap, tapi ia berharap bantuan tersebut dapat mengurangi beban biaya hidup Nenek Basse.

“Dengan berkunjung langsung ke rumah warga, kami juga dapat melihat langsung kondisi lingkungan setempat dan bisa berdialog dengan tetangga Nenek Besse tentang kondisi keamanan lingkungan tersebut,” ungkap Yuntung.

Dia mengatakan akan mengupayakan agar kunjungan langsung ke rumah-rumah warga yang kurang beruntung dalam sisi materi akan terus dilakukannya.

“Karena setiap rejeki atau hak kita, ada terselip rejeki atau hak orang lain,” kata Yuntung.

Dia mengatakan, apa yang ia lakukan bukan karena riya’ atau ingin dipuja, namun semata-mata kewajiban kita sebagai makhluk sosial. Ia juga berharap apa yang ia lakukan itu dapat mengetuk hati saudara-saudara kita yang dilebihkan rezekinya agar turut memberi perhatian kepada mereka yang belum beruntung dari sisi materi.

“Betapa nikmatnya hidup ketika kalau bisa menyenangkan atau bisa membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan pertolongan, apalagi saat melihat mereka tersenyum tulus menerima bantuan kita,” kata Yuntung. (Muhammad Said Welikin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama