Tidak Enaknya Kalau Pimpinanta' Suka Pencitraan


“Itumi kubilang tadi. Bilang, tidak enaknya itu kapang kalau pimpinanta’ suka sekali bikin pencitraan, tapi ini contohji Daeng Tompo’,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Aih, tidak cocokka saya kalau begitu pimpinanku,” kata Daeng Tompo’.




-----------

PEDOMAN KARYA
Sabtu, 13 Oktober 2018


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Tidak Enaknya Kalau Pimpinanta’ Suka Pencitraan


“Tidak enaknya itu kapang kalau pimpinanta’ suka sekali bikin pencitraan,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’ seusai jalan-jalan subuh.

“Bagaimana contohna,” tanya Daeng Tompo’.

“Contohna begini. Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) sudah mengumumkan bahwa harga premium akan dinaikkan pada pukul 18.00, tapi satu jam kemudian, menteri yang bersangkutan mengumumkan pembatalan kenaikan harga BBM itu,” kata Daeng Nappa’.

“Dia yang umumkangi kenaikan harga BBM, diatongji lagi yang umumkangi pembatalanna?” tanya Daeng Tompo’.

“Betul. Alasanna, pembatalan itu sesuai arahan presiden setelah mendengar aspirasi rakyat,” jelas Daeng Nappa’.

“Ka napermalukangi itu kaue menterina,” tukas Daeng Tompo’.

“Itumi kubilang tadi. Bilang, tidak enaknya itu kapang kalau pimpinanta’ suka sekali bikin pencitraan, tapi ini contohji Daeng Tompo’,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Aih, tidak cocokka saya kalau begitu pimpinanku,” kata Daeng Tompo’.

“Itumi barangkali sebabna, sampai kita’ tidak dipilih jadi menteri,” kata Daeng Nappa’ sambil tertawa.

“Ah, kita’ itu,” ujar Daeng Tompo’ tersenyum pahit lalu menyeruput kopi pahitnya. (asnawin)

Sabtu pagi, 13 Oktober 2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama