Kampung KB di Sulsel Banyak yang Salah Sasaran


KAMPUNG KB. Ini adalah pintu gerbang salah satu Kampung KB di Kabupaten Gowa, tepatnya di Dusun Tamala'lang Timur, Desa Tamannyeleng, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa. Program Kampung KB di Sulsel banyak yang salah sasaran. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)






-------

Rabu, 26 Desember 2018


Kampung KB di Sulsel Banyak yang Salah Sasaran


Di Luwu Utara Sembilan Desa, di Pangkep Empat Desa


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Program Kampung KB (Kampung Keluarga Berencana) di Sulawesi Selatan banyak yang salah sasaran, karena program tersebut diarahkan kepada desa tertinggal sesuai kriteria yang sudah ditetapkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes) RI, tapi kenyataannya program tersebut bukan ditempatkan pada desa tertinggal.

“Ada beberapa kabupaten dalam hal penetapan desa tertinggal ini keluar dari petunjuk teknis atau Juknis yang ditetapkan Kemendes. Di Pangkep, ada empat desa yang salah sasaran, sementara di Luwu Utara ada sembilan desa salah sasaran,” ungkap Kepala Bidang Advokasi KIE dan Penggerakan Informasi (Adpin) BKKBN Sulsel, H Amrullah Hamzah.

Hal itu ia ungkapkan pada Pertemuan Evaluasi Pencapaian dan Penyunan Rencana Kerja Kelompok Kerja Advokasi Program KKBPK Provinsi dari Provincial Working Group (PWG), di Hotel Gahara, Jl Hertasning Makassar, Rabu, 26 Desember 2018.

Amrullah mengatakan, fungsi Pokja Advokasi Program KKBPK di Kampung KB terbantu oleh lahirnya sejumlah aplikasi. Kelak, kegiatan di Kampung KB  mengarah pada kegiatan kesejahteraan.

“Kita harapkan semua kerja sama menjadikan Kampung KB sebagai sasaran. Kemitraan juga harus difokuskan pada Kampung KB,” katanya.

Dalam rapat dengan Kementerian Perumahan yang diikutinya, Hamzah mengaku mengajak BKKBN yang punya banyak mitra agar membuat proyek percontohan dengan menjadikan masyarakat yang nyaris miskin sebagai sasaran.

“Oleh sebab itu, sangat bagus kalau Pokja bisa mengembangkan sesuatu bekerja sama dengan mitra,” kata Amrullah.

Provincial Working Group
M Nawir dari Program Pilihanku (mitra BKKKBN) mengharapkan Provinsicial Working Group sebagai perpanjangan tangan dalam menjalankan advokasi dan mendukung keberlanjutan program kependudukan dapat berkontribusi dalam mengakselerasi Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

“PWG Sulsel menjadi salah satu contoh di Indonesia dengan segala kondisi dan kekurangan yang dialami,” ungkap Nawir.

Sebagai contoh, katanya, adanya PWG di Sulsel ini jadi modal yang luar biasa. Dia mengharapkan, KKBPK dapat dijadikan pintu masuk untuk meningkatkan kualitas SDM di masa yang akan datang, karena di Sulsel, tantangan stunting-nya di atas 36. Indeks Pembangunan Manusia ((IPM) Indonesia di Sulsel masih di bawah 70%, dan sebanyak 19 kabupaten masih di bawah angka 70.

Nawir mengatakan, masalah kemiskinan, di Sulsel juga masih merupakan problem. Kegiatan yang dilaksakan PWG melalui KKBPK hendaknya semua bermuara bagaimana situasi dan kondisi keluarga dapat diperbaiki. Ini harus difasilitasi oleh dan dengan lintas sektor.

“Program KKBPK jangan hanya dianggap sebagai program BKKBN saja. Daerah yang sudah membentuk Pokja harus memahami kondisi ini. Program KB tidak hanya itu, tetapi berkaitan memprogram bagaimana berkeluarga yang berkualitas,” papar Nawir. (win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama