Belasan Kepsek dan Kadis Pendidikan Makassar Menanam Pohon di SDN KoSamJa


MENANAM POHON. Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Abdul Rahman Bando, memberikan pengarahan seusai penanaman pohon bersama belasan kepala sekolah, di SD Negeri Kompleks Sambung Jawa (KoSamJa), Jumat, 11 Januar 2019. (Foto: Rusdin Tompo)






-----

Ahad, 13 Januari 2019


Belasan Kepsek dan Kadis Pendidikan Makassar Menanam Pohon di SDN KoSamJa


Masing-masing Membawa Bibit Pohon
Menyukseskan Gerakan Menanam Sejuta Pohon


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Sebanyak 15 kepala sekolah SD se-Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, berkumpul bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Abdul Rahman Bando, di SD Negeri Kompleks Sambung Jawa (KoSamJa), Jumat, 11 Januari 2019.

Mereka bukan sekadar hadir dengan tangan kosong, melainkan datang dengan masing-masing membawa bibit pohon sebagai bagian dari Gerakan Menanam Sejuta Pohon yang diinisiasi SDN KoSamJa Makassar.

Ke-15 kepala sekolah yang hadir, yaitu Kepala Sekolah SDN Tanggul Patompo I, Kepala Sekolah SDN Tanggul Patompo II, Kepala Sekolah SD Inpres Sambung Jawa I, Kepala Sekolah SD Inpres Sambung Jawa II, Kepala Sekolah SD Inpres Sambung Jawa III.

Kepala Sekolah SDN Labuang Baji I, Kepala Sekolah SDN Labuang Baji II, Kepala Sekolah SDN Cendrawasih I, Kepala Sekolah SDN Cendrawasih II, Kepala Sekolah SDN Mamajang I, Kepala Sekolah SDN Mamajang II, Kepala Sekolah SDN Inpres Bertingkat Labuang Baji, Kepala Sekolah SD Kartika.

“Jajaran Dinas Pendidikan Kota Makassar, idealnya berwawasan Adiwiyata,” kata Abdul Rahman Bando, seusai melakukan penanaman pohon mangga Thailand.

Ia kemudian menjelaskan bahwa indikator pelaksanaan Adiwiyata bisa diukur, misalnya, setiap tahun minimal setiap orang menanam 1 pohon.

“Silakan bersinergi dengan Lurah dan Camat kalau sekolah tidak punya halaman,” saran Rahman Bando memberi solusi.

Menurut dia, yang ingin dihijaukan dan diteduhkan adalah bumi. Jadi sekolah dan jajaran pendidikan bisa bersinergi dengan siapa saja. Bila itu terlaksana, maka setiap tahun kita memiliki 7000 pohon baru.

Bila perlu, katanya, pihaknya akan mengajak Komite Sekolah untuk meminta pada setiap tahun ajaran baru, murid-murid yang baru masuk menanam 1 pohon. Tapi ditegaskan bahwa hal itu bukan paksaan.

“Apabila itu kita lakukan, maka pada lima tahun ke depan, kota kita akan lebih segar dan hijau. Itu merupakan jejak sejarah yang kita tinggalkan bagi bumi dan generasi,” kata Rahman.

Sehari sebelumnya, tepatnya Kamis, 10 Januari 2019, murid-murid dan guru SD KoSamJa sudah membawa pohon berbagai jenis. Jumlah siswa di sekolah ini sebanyak 450 anak dan guru 25 orang.

Pohon yang ditanam sangat beragam, selain mangga Thailand, juga jeruk sunkis dan belimbing wuluh. Begitupun yang dibawa murid-murid berbeda-beda.

Adit, murid kelas 5A membawa bibit mangga yang diberikan neneknya. Nadiya, kelas 2C, membawa biji durian yang sudah terlihat tunasnya. Sedangkan Ghita Putri yang duduk di kelas 5A membawa lombok Afrika untuk ditanam di sekolahnya.

“Kalau saya, bawa lombok Toraja,” timpal Rafi Atillah, murid kelas 5A.

Katanya, lombok yang dikenal dengan nama lokal katokkon itu dibeli saat orangtuanya rekreasi ke Toraja.

Kepala SDN Kompleks Sambung Jawa, Fahmawati SPd, menjelaskan bahwa peringatan Penanaman Sejuta Pohon, yang jatuh setiap tanggal 10 Januari itu diinisiasi oleh sekolahnya bersama UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Mamajang dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) se-Kecamatan Mamajang.

Di wilayah Mamajang, rata-rata sekolah SD sudah Adiwiyata. Rinciannya, 1 SD Adiwiyata Mandiri, 2 SD sudah Adiwiyata Nasional, termasuk SDN KoSamJa, 6 sekolah Adiwiyata Provinsi, dan sisanya Adiwiyata Kota. Hebatnya lagi, sekolah-sekolah itu membuat  inovasi seperti "Sotta Rong" dan "KePo" (kenali potensi) yang merupakan best practice SDN KoSamJa.

“Sekolah kami ini cukup rimbun, sehingga guru-guru boleh mengajar di bawah pohon. Tidak harus di dalam kelas. Yang penting bagaimana anak-anak dapat memahami pelajaran,” papar Fahmawati. (din)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama