Jika Penyelenggara Mau Curang, Maka Kecurangan Tetap Terjadi


NGOBROL PEMILU. KPU Bantaeng bekerjasama Bawaslu Bantaeng menggelar acara Ngobrol Pemilu disingkat Ngopi, di Halaman Kantor KPU Bantaeng, jl Andi Mannapiang, Bantaeng, Ahad malam, 30 Desember 2018. (Foto: Akhmad Marmin / PEDOMAN KARYA)







------

PEDOMAN KARYA
Selasa, 01 Januari 2019


Jika Penyelenggara Mau Curang, Maka Kecurangan Tetap Terjadi


BANTAENG, (PEDOMAN KARYA). Penggunaan kotak suara yang terbuat dari kardus pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 dikhawatirkan akan rawan kecurangan, tetapi Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Hamsar Hamna, mengimbau para peserta Pemilu, termasuk para calon legislator, agar tidak perlu khawatir.

“Saya mengimbau para peserta pemilu agar tetap melakukan pengawalan terhadap hasil perolehan suara melalui saksi masing-masing di TPS (tempat pemungutan suara). Keraguan terhadap kotak suara, tidak perlu berlebihan. Kotak suara yang terbut dari aluminium, bahkan dari baja sekali pun, jika penyelenggara mau curang, maka kecurangan tetap terjadi,” kata Hamsar.

Hal itu ia sampaikan pada acara Ngobrol Pemilu (Ngopi) yang diadakan KPU Bantaeng bekerja sama Bawaslu Bantaeng, di Halaman Kantor KPU Bantaeng, jl Andi Mannapiang, Bantaeng, Ahad malam, 30 Desember 2018.

“Jika ada penyelenggara kami di tingkat bawah sampai ke KPPS yang curang, segera laporkan, kami tidak akan mentolerir,” tegas Hamsah, pada acara Ngopi yang dihadiri perwakilan Parpol, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan wartawan.

Ketua Bawaslu Bantaeng, Muhammad Saleh, mengemukakan bahwa kesadaran berdemokrasi dari para peserta Pemilu di Bantaeng pada Pilkada Gubernur dan Pilkada Bupati lalu, mendapat apresiasi dari Bawaslu Provinsi Sulsel.

“Bawaslu memberi apresiasi kepada peserta pemilu yang ketika akan melakukan sesuatu yang diragukan (dikhawatirkan melanggar, red) ,mereka konsultasikan hal-hal yang meragukan itu,” kata Saleh.

Pegiat Literasi CEO Boetta Ilmu, Sulhan Yusuf, yang juga tampil sebagai pembicara mengakui kegagalan pegiat literasi memberi pemahaman kepada masyarakat terkait perdebatan kotak suara yang terbuat kardus pada Pemilu 2019.

“Kehadiran pegiat literasi sangat penting untuk memberi pemahaman kepada masyarakat tentang kardus yang dimaksud, bahwa kotak suara yang terbuat dari kardus pada Pemilu 2019 nanti tidak seperti yang mereka bayangkan,” kata Sulhan. (Akhmad Marmin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama