Mahasiswa Berperang Satu Sama Lain


“Kelompok mahasiswa satu daerah menganggap lawan dan selalu siap menyerang kelompok mahasiswa dari daerah lain. Mereka membuat senjata rakitan, busur dan anak panah, dan selalu selalu siap dengan berbagai macam senjata tajam untuk menyerang atau membalas serangan,” jelas Daeng Tompo’. (Foto: Asnawin)






----

PEDOMAN KARYA
Sabtu, 26 Januari 2019


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Mahasiswa Berperang Satu Sama Lain


“Herantonga’ kurasa ini,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi sore di warkop terminal.

“Heran kenapaki’?” tanya Daeng Nappa’.

“Sekarang sudah jaman modern, jaman milenium mi lagi, tapi masih banyak juga mahasiswa yang berkelompok-kelompok antar-daerah untuk berperang satu sama lain,” ungkap Daeng Tompo’.

“Perang bagaimana?” tanya Daeng Nappa’.

“Kelompok mahasiswa satu daerah menganggap lawan dan selalu siap menyerang kelompok mahasiswa dari daerah lain. Mereka membuat senjata rakitan, busur dan anak panah, dan selalu selalu siap dengan berbagai macam senjata tajam untuk menyerang atau membalas serangan,” jelas Daeng Tompo’.

“Eh, lamanamo itu kudengar. Turun-temurun itu kaue, pasti banyaktongmi korbanna,” ujar Daeng Nappa’.

“Ai, banyak sekalimi. Kasian juga. Jauh-jauh datang dari kampung untuk kuliah di kota, tapi belumpi selesai kuliahna, pulangmi lagi jadi mayat,” kata Daeng Tompo’.

“Itu bukan pulang. Itu dipulangkan, dibawa pulang karena tewas,” tukas Daeng Nappa’.

“Ya, itumilah,” ujar Daeng Tompo’ tersenyum pahit, sepahit kopinya yang tanpa gula. (asnawin)

Jumat sore, 26 Januari 2018

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama