Bukan Dicopot Tawwa, Diberhentikanji dari Jabatanna


“Tapi pernahka’ baca di koran, ada gubernur yang bilang bukan dicopot, tetapi diberhentikan dari jabatannya,” kata Daeng Tompo’.
“Bedakah itu?” tanya Daeng Nappa’.
“Menurut itu gubernurka, beda. Jadi bukan dicopot tawwa, diberhentikanji dari jabatanna,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.




-----------

PEDOMAN KARYA
Sabtu, 20 Juli 2019

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Bukan Dicopot Tawwa, Diberhentikanji dari Jabatanna


“Sadisna ini kurasa sekarang gubernur, walikota, dan bupati-bupatia,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop terminal.

“Sadis bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.

“Mereka gampang sekali mencopot pejabat dan pencopotan itu bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja,” kata Daeng Nappa’.

“Bagaimana maksudta'?” tanya Daeng Tompo’.

“Gubernur, walikota, dan bupati bisa mencopot pejabatnya kapan saja dia mau, termasuk menandatangani pencopotan itu di luar jam kantor dan bisa dilakukan di rumah jabatan, di bandara, atau dimana saja,” kata Daeng Nappa’.

“Pencopotan itu kan harus melalui Surat Keputusan dan Surat Keputusan itu biasanya ditandatangani di kantor,” tukas Daeng Tompo’ lagi.

“Yang lebih sadis lagi, pencopotan itu kadang-kadang sudah diumumkan atau sudah dimuat beritanya di media massa sebelum pergantian pejabat melalui pelantikan dan sumpah jabatan dilakukan,” lanjut Daeng Nappa’.

“Mempermalukanna itu,” tukas Daeng Tompo’.

“Itumi juga salah satu masalahna,” kata Daeng Nappa’.

“Tapi pernahka’ baca di koran, ada gubernur yang bilang bukan dicopot, tetapi diberhentikan dari jabatannya,” kata Daeng Tompo’.

“Bedakah itu?” tanya Daeng Nappa’.

“Menurut itu gubernurka, beda. Jadi bukan dicopot tawwa, diberhentikanji dari jabatanna,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Ka samaji itu, dicopot, diberhentukan dari jabatannya, dinonjobkan. Sama semuaji kurasa,” kata Daeng Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama