CALON WALIKOTA. Dua kandidat
bakal calon Walikota Makassar, Syamsu Rizal (kiri) dan Abdul Rachmat Noer, melakukan salam komando saat tampil bareng sebagai pambicara pada Dialog Terbuka Meneropong Makassar 2020, di Gedung Iqra Lantai 5 Kampus
Unismuh Makassar, Rabu, 17 Juli 2019. (ist)--------
Kamis, 18 Juli 2019
Rachmat
Noer Ingin Jadikan Makassar Kota Industri Kreatif
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Kandidat
bakal calon Walikota Makassar dari kalangan profesional, Abdul Rachmat Noer,
berkeinginan menjadikan Makassar sebagai kota industri kreatif.
“Peluang
menjadikan Kota Daeng sebagai kota industri kreatif sangat memungkinkan
diwujudkan, apalagi sudah ada blueprint pemerintah pusat untuk pengembangan
industri kreatif di Indonesia,” kata Rachmat Noer saat tampil sebagai pembicara
pada Dialog Terbuka Meneropong Makassar 2020, di Gedung Iqra Lantai 5 Kampus
Unismuh Makassar, Rabu, 17 Juli 2019.
Rachmat
yang pakar marketing mengatakan, produktivitas warga Kota Makassar sangat mendukung
ke arah itu.
“Saya
melihat banyak anak-anak muda Makassar yang memiliki ide dan kreativitas yang
menjadi landasan pengembangan kota industri kreatif,’ ujar Rachmat.
Setelah
era ekonomi teknologi informasi, katanya, masyarakat hari ini memasuki era
industri kreatif. Subsektor yang menjadi bagian dari pengembangan industri
kreatif di Makassar meliputi fashion, film, musik, kriya, kuliner, dan aplikasi
digital.
“Anak-anak
muda Makassar itu sangat kreatif, tidak kalahlah dengan pemuda di Pulau Jawa,” kata
Rachmat yang mantan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan.
Menurut
Pengembangan industri kreatif ini selain menciptakan lapangan kerja baru, juga
akan melahirkan enterprenur muda.
“Jangan
lupa, Makassar ini sejak dulu dikenal sebagai kita niaga. Kebetulan saat ini
komoditasnya bukan lagi barang, tetapi pengetahuan dan ide kreatif,” ujar
Rachmat.
Acara
dialog publik dilaksanakan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Makassar. Tampil sebagai pembicara mantan Wakil Walikota Makassar, Syamsu Rizal
yang akrab Deng Ical, serta akademisi Unismuh Makassar Nurul Haq Syarif dan Andi
Luhur Priyanto. (zak)