Suasana Haru di Acara Yudisium Dokter Unismuh


TANGISAN HARU. Suasana haru terlihat dan sangat terasa pada acara yudisium dokter dan yudisium sarjana kedokteran, di Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sabtu, 28 Desember 2019. 







--------

Sabtu, 28 Desember 2019


Suasana Haru di Acara Yudisium Dokter Unismuh



-          Anak dan Ibu Berpelukan Sambil Menangis
-          Mengenang Perjuangan Berat Saat Kuliah


Acara yudisium dokter selalu diwarnai suasana haru, karena ada satu momen dimana protokol mempersilakan para dokter yang baru diyudisium, untuk mendatangi, mencium tangan, dan memeluk orangtua atau wali masing-masing yang mengantar dan menemani mereka di acara yudisium tersebut.

Biasanya tangisan para dokter baru tersebut sudah tumpah saat mereka berjalan menuju tempat duduk orangtua atau wali mereka di deretan kursi tamu dan undangan. Begitu pula dengan air mata mereka, sudah mengalir sebelum mencium tangan dan memeluk orangtua, terutama ibu mereka.

Malah ada di antara mereka yang mencium kaki ibu dan atau bapaknya, dan setelah itu mereka pun berpelukan sambil menangis. Ada pula yang cukup lama berpelukan dan tentu saja sambil berlinang air mata.

Tentu tidak semua dokter yang diyudisium itu menangis terharu dan meneteskan air mata. Sebaliknya, mereka malah berpelukan sambil tertawa gembira, lalu foto bersama orangtua dan saudara atau keluarga yang menemani.

Begitu pula suasana yang terjadi pada acara yudisium dokter dan yudisium sarjana kedokteran, di Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sabtu, 28 Desember 2019.

Mereka yang menangis umumnya mengaku terharu karena mengenang perjuangan berat yang harus dilalui sebelum menggapai gelar dokter, gelar dan cita-cita yang memang sudah diidam-idamkan sejak kecil.

Perjuangan berat itu bukan saja karena biaya yang harus dikeluarkan sangat besar untuk ukuran sebagian besar rakyat Indonesia yakni ratusan juta rupiah, melainkan juga karena mereka harus mengikuti proses perkuliahan yang sangat panjang dan melelahkan.

Selama proses perkuliahan dari program pendidikan dokter untuk meraih gelar sarjana kedokteran (SKed), hingga program profesi dokter selama kurang lebih dua tahun praktek di rumah sakit untuk meraih gelar dokter (dr), tidak sedikit di antara mereka yang jatuh sakit dan terpaksa opname di rumah sakit.

Mengingat besarnya pengorbanan dan beratnya perjuangan mereka hingga akhirnya berhasil gelar dokter, Rektor Unismuh Prof Abdul Rahman Rahim, Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Unismuh Dr HM Syaiful Saleh, Dekan FKIK Unismuh dr Mahmud Ghaznawie PhD SpPA(K), dan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr HM Alwi Uddin MAg, semuanya memberikan ucapan selamat sambil menghibur dengan mengatakan masa depan yang cerah telah menanti mereka sebagai seorang dokter. (asnawin)

-------
Baca juga:

Dokter Lulusan Unismuh 65 Persen Raih IPK 4,0 

Fakultas Kedokteran Unismuh Sudah Hasilkan 200 Dokter 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama