Putus Asa mi Kodong Pemerintah China


“Ada media yang memberitakan bahwa Pemerintah China meminta izin kepada pengadilan untuk membunuh lebih dari 20.000 warganya yang terkena virus corona, karena menurut Pemerintah China, kalau ditangani secara medis hanya menunda kematian mereka, dan dikhawatirkan lebih banyak lagi orang yang akan tertular, terutama tenaga medis,” papar Daeng Nappa’.




------------

PEDOMAN KARYA
Ahad, 16 Februari 2020

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Putus Asa mi Kodong Pemerintah China



“Putus asa mi kodong Pemerintah China,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’, saat ngopi malam di teras rumah Daeng Tompo’.

“Putus asa bagaimana?” tanya Daeng Tompo’.

“Itu ada media asing yang memberitakan, heboh sekali,” kata Daeng Nappa’.

“Berita apa? Heboh bagaimana?” tanya Daeng Tompo’ penasaran.

“Ada media yang memberitakan bahwa Pemerintah China meminta izin kepada pengadilan untuk membunuh lebih dari 20.000 warganya yang terkena virus corona, karena menurut Pemerintah China, kalau ditangani secara medis hanya menunda kematian mereka, dan dikhawatirkan lebih banyak lagi orang yang akan tertular, terutama tenaga medis,” papar Daeng Nappa’.

“Oh, berita bohong itu. Heboh memang, tapi hoax. Medianya abal-abal, beritanya tanpa bukti dokumen, dan juga tidak ada konfirmasinya dari Pemerintah China maupun pengadilan,” jelas Daeng Tompo’.

“Jadi tidak benar itu beritana?” tanya Daeng Nappa’.

“Tidak benar! Berita bohong itu. Hoax,” tandas Daeng Tompo’ dengan nada agak tinggi.

“Tapi janganmaki’ marah. Pelan-pelanmaki’ bicara,” ujar Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Media massa tidak boleh bikin berita bohong!” kata Daeng Tompo’.

“Sudahmi padeng deh. Yang lainmo lagi kita bahas. Minummi dulu kopita’,” kata Daeng Nappa’ lagi-lagi sambil tersenyum seraya menyeruput kopi pahitnya. (asnawin)

Sabtu malam, 15 Februari 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama