Teganya Itu Pak Polisi Perlakukan Guru Seperti Penjahat


“Teganya itu pak polisi memperlakukan guru seperti penjahat,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop terminal seusai shalat lohor berjamaah di masjid.
“Kenapa bisa kodong? Bagaimana dan dimana itu kejadiannya?” tanya Daeng Tompo’. (int)



--------

PEDOMAN KARYA
Kamis, 27 Februari 2020


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Teganya Itu Pak Polisi Perlakukan Guru Seperti Penjahat


“Teganya itu pak polisi memperlakukan guru seperti penjahat,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop terminal seusai shalat lohor berjamaah di masjid.

“Kenapa bisa kodong? Bagaimana dan dimana itu kejadiannya?” tanya Daeng Tompo’.

“Ada guru pembina pramuka mengadakan kegiatan pramuka dan salah satu kegiatannya yaitu susur sungai. Lebih seratus siswa menyusuri sungai, tapi diluar dugaan, cuaca memburuk dan banyak siswa terbawa arus sungai. Dan beberapa siswa kemudian ternyata meninggal dunia,” papar Daeng Nappa’.

“Inna lillahi wainna ilaihi ra’jiun. Terus bagaimanami kelanjutannya?” tanya Daeng Tompo’.

“Polisi kemudian menangkap tiga guru dan menetapkan mereka sebagai tersangka, karena dianggap paling bertanggung-jawab atas kejadian itu,” lanjut Daeng Nappa’.

“Terus?” potong Daeng Tompo’.

“Ketiga guru itu kemudian dibawa berjalan dengan memakai pakaian tahanan dan dengan kepala gundul alias botak, untuk memberikan penjelasan pada acara jumpa pers yang diadakan oleh polisi,” tutur Daeng Nappa’.

“Jadi itumi kita’ bilang teganya itu pak polisi memperlakukan guru seperti penjahat?” tanya Daeng Tompo’.

“Begitu komentar orang banyak di medsos setelah melihat foto tiga guru dalam keadaan botak dan dikawal oleh polisi berjalan menuju tempat jumpa pers,’ jawab Daeng Nappa’.

“Tapi perluki’ tawwa tabayyun, kita lihat dulu bagaimana sampai ketiga guru itu tampil dalam jumpa pers dalam keadaan botak, apakah mereka digunduli secara paksa atau mereka sendiri yang meminta dikasi botak,” kata Daeng Tompo’.

“Terlepas dari itu, kesannya memang begitu. Seolah-olah para guru itu diperlakukan seperti penjahat, seperti begal. Koruptor kelas kakap saja tidak diperlakukan seperti itu,” kata Daeng Nappa’.

“Saya belum bisa komentar soal itu. Mudah-mudahan secepatnya ada penjelasan, terutama dari ketiga guru itu dan mereka harus memberikan penjelasan dengan jujur, bukan di bawah tekanan,” kata Daeng Tompo’.

“Kita’ji Daeng Tompo’,” ujar Daeng Nappa’ seraya menyeruput kopi pahitnya. (asnawin)

Kamis, 27 Februari 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama