Pepaya Kurnia


“Pembeli itu bilang. Ini pepaya mahal memang, bukan sembarang pepaya. Ini namanya pepaya Kurnia,” kata Daeng Tompo menirukan ucapan penjual.
“Ihh.. bukan pepaya Kurnia, pepaya California kepeng, kata pembeli,” kata Daeng Tompo’, yang membuat Daeng Nappa’ tertawa terbahak-bahak.

 

--------
PEDOMAN KARYA
Kamis, 04 Juni 2020


Pepaya Kurnia

(Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ ala Dahlan Abubakar)


Masih pagi, Daeng Tompo’ sudah muncul di warung kopi, tempat dia ngopi-ngopi dengan Daeng Nappa’ sehari-hari. Karena meja-meja di dalamnya sudah diatur “jaga jarak”, Daeng Tompo langsung memilih tempat di pojok.

Dari tempatnya itu, dia bisa melihat siapa pun yang menjadi tamu warung kopi, terlebih lagi Daeng Nappa’ sahabatnya jika muncul.

Di dapur, Daeng Kulle, pemilik warung, sibuk mempersiapkan kopi yang bakal disajikan kepada para pengunjung. Daeng Tompo’ belum juga memesan kopi selama sahabatnya belum muncul. Mengisi waktu menunggu sahabatnya, dia seperti biasa membuka-buka HP jadulnya.

“Apa seng kita’ bikin daeng,” tiba-tiba terdengar suara dari pintu, Daeng Nappa’ yang baru muncul melihat Daeng Tompo’ serius sekali memperhatikan ponselnya. Daeng Nappa’ pikir pasti ada cerita baru.

“Pasti adamiseng cerita baru,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Inimi kubaca-baca daeng,” sahut Daeng Tompo’.

“Apaseng caritana,” usut Daeng Nappa’, seperti biasa selalu penasaran dan kepo (selalu mau tahu).

“Ini ada cerita seseorang pergi ke pasar buah di Toddopuli. Betul-betulka’ ini,” kata Daeng Tompo’.

“Apa ceritanya?” tanya Daeng Nappa’.

“Itu orangnga mau beli pepaya,” kata Daeng Tompo’.

“Terus, kenapa memang ‘tangan-tangannga’ (pepaya) itu,” Daeng Nappa’ mendesak tak sabar.

“Itu pembeli, kagetki, karena mendengar mahalki harganya itu pepaya,” ungkap Daeng Tompo’.

“Terus kenapa memang mahal?” lagi-lagi Daeng Nappa’ mengejar.

“Pembeli itu bilang. Ini pepaya mahal memang, bukan sembarang pepaya. Ini namanya pepaya Kurnia,” kata Daeng Tompo menirukan ucapan penjual.

“Ihh.. bukan pepaya Kurnia, pepaya California kepeng, kata pembeli,” kata Daeng Tompo’, yang membuat Daeng Nappa’ tertawa terbahak-bahak.

“Itumi kepeng, balas pembeli lagi,” tutur Daeng Tompo’ yang membuat Daeng Nappa’ kembali terbahak-bahak karena dia tahu yang dijual memang pepaya California. (MDA)

------
Obrolan sebelumnya:

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama