Kasus Perkelahian Anggota DPRD Takalar: Inikah Yang Diharapkan? Sungguh Memalukan

"Sungguh sangat disayangkan jika ada oknum anggota DPRD sampai adu jotos dan ada yang luka, hanya karena keegoisan masing-masing, yang belum tentu pula tingkat kebenarannya."

- Samsuar Saddara -

(Pemerhati Sosial – Budaya / Penasehat PWI Takalar)




--------- 

PEDOMAN KARYA

Kamis, 06 Mei 2021

 

 

Kasus Perkelahian Anggota DPRD Takalar: Inikah Yang Diharapkan? Sungguh Memalukan

 

 

Oleh: Samsuar Saddara

(Pemerhati Sosial – Budaya / Penasehat PWI Takalar)

 

DPRD adalah sebuah lembaga negara yang terhormat, di mana lembaga ini merupakan turunan dari lembaga legislatif dari pusat yakni DPR RI. Dalam Hukum Tata Negara Indonesia, kita kenal yang namanya Trias Politika yakni pembagian kekuasaan negara, terdiri atas Lembaga Eksekutif (Pemerintah), Lembaga Legislatif (DPR/DPRD), dan Lembaga Yudikatif (Mahkamah Agung).

Namun yang akan kami bahas hanyalah Lembaga Legislatif (DPRD) yang berfokus di daerah tingkat dua.

Kita sama ketahui bahwa Lembaga DPRD adalah sebuah lembaga yang melekat mewakili suara rakyat yang ada di daerah pemilihannya. Penulis tidak terlalu memberikan narasi yang komprehensif dari sudut regulasi yang mengaturnya, akan tetapi lebih pada substansi sebagai sebuah lembaga perwakilan suara rakyat di parlemen, yang selama ini dilakukan oleh para wakil rakyat.

Anggota DPRD dalam kurun waktu lima tahun bisa saja berganti, namun substansi kerja kerja DPRD sebagai lembaga legislasi, pengawasan dan hak budgeting tidak boleh berubah. Namun satu keanehan jika ada oknum anggota DPRD bermanuver di luar batasan aturan yang ada. Tentu ini harus dipertanyakan.

Sebagai Anggota DPRD, tempatnyalah orang berargumentasi dan saling menginterupsi hal-hal yang berkaitan dengan suara rakyat yang diperdebatkan. Namun bukan tempat kita saling menyakiti secara fisik dalam sebuah forum yang terhormat tersebut.

Sebagai anggota DPRD, pemikiran negarawan jauh lebih dikedepankan dibanding pemikiran yang emosional, yang sesungguhnya sangat merugikan eksistensi dan elektabilitas sebagai anggota dewan yang terhormat.

Sungguh sangat disayangkan jika ada oknum anggota DPRD sampai adu jotos dan ada yang luka, hanya karena keegoisan masing-masing, yang belum tentu pula tingkat kebenarannya.

Sebaiknya jika ada kesalahpahaman yang tidak ditemukan solusinya pada saat rapat tersebut, maka sebagai anggota dewan yang terhormat bisa saja sidang diskorsing. Tapi kalau permasalahan tersebut adalah persoalan pribadi, maka bukan di ruang Gedung DPRD penyelesaiannya.

Dengan demikian setiap masalah mari kita menempatkan sesuatu pada tempatnya, karena kalau bukan tempatnya sebuah masalah diselesaikan, maka tungguh masalah baru akan  muncul.

Mari kita bermuhasabah karena momentum Ramadhan kali ini, sangat pas untuk dijadikan rujukan untuk kembali kepada jalan yang terbaik.

Mari kita gunakan waktu yang tersisa di bulan suci Ramadhan ini, untuk berbuat yang terbaik buat rakyat dan keluar dari bulan suci Ramadhan ini menjadi orang-orang yang muttaqin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama