Protes Pembentukan Pansus LKPJ Bupati, Anggota DPRD Takalar Berkelahi

BERKELAHI. Dari kiri atas searah jarum jam, Ketua DPRD Takalar, Darwis Sijaya, Andi Noor Zaelan (PDIP), Nurdin HS (PPP), Johan Nojeng (PBB), dan Haris Nassa (PKB).


 



-------

Kamis, 06 Mei 2021

 

 

Protes Pembentukan Pansus LKPJ Bupati, Anggota DPRD Takalar Berkelahi

 


- Johan Nojeng Dilarikan ke Rumah Sakit

- Andi Ellang Serahkan Diri ke Polres Takalar

 

TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Perkelahian sesama Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Takalar terjadi pada Senin, 03 Mei 2021. Akibatnya, dua anggota dewan mengalami luka, bahkan salah seorang di antaranya sempat dibawa ke rumah sakit untuk diberikan perawatan, dan seorang lainnya langsung menyerahkan diri ke Polres Takalar.

Anggota dewan yang menyerahkan diri ke Polres Takalar, yaitu Andi Noor Zaelan. Pria yang akrab disapa Andi Ellang ini tak lain adalah Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan selama ini dikenal cukup vocal, sedangkan dua anggota lainnya yaitu Johan Nojeng dan Bakri Daeng Sewang.

Johan Nojeng adalah politisi Partai Bulan Bintang (PBB), sedangkan Bakri Daeng Sewang adalah olitisi Partai Amanat Nasional (PAN). Andi Ellang kini sudah berstatus tersangka dan ditahan di MapolresTakalar.

Insiden perkelahian itu terjadi pada rapat pembentukan ulang Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Takalar, di Ruang Bamus DPRD Takalar, Senin, 03 Mei 2021.

Sebelumnya sudah pernah dilakukan rapat pembentukan Pansus LKPJ, yakni pada hari Jumat, 30 April 2021, tetapi beberapa anggota dewan yang tidak mengikuti rapat tersebut memprotes susunan Pansus yang dihasilkan dari rapat tersebut.

Karena adanya protes tersebut, maka pimpinan dewan kemudian mengadakan rapat ulang, dan pada rapat ulang itulah terjadi insiden perkelahian.

 

Tidak Dilibatkan

 

Rapat pertama dengan agenda pembentukan Pansus LKPJ Bupati Takalar, dipimpin Wakil Ketua DPRD Takalar, Hj Erni Halerah (PAN). Ketua DPRD Takalar, Darwis Sijaya, pada saat bersamaan sedang berada di Jakarta.

Rapat dihadiri enam anggota dewan yakni H Mukhtar Maluddin (Partai Golkar), Hairil Anwar (PKS), H Ahmad Sija (Partai Gerindra), Darmawati (Partai Nasdem), Bakri Sewang (PAN), dan Johan Nojeng (PBB).

Rapat memutuskan menunjuk H Mukhtar Maluddin sebagai Ketua Pansus, Bakri Sewang sebagai wakil ketua.

Hasil rapat tersebut diprotes oleh tiga anggota dewan lainnya, yakni Andi Noor Zaelan (Andi Ellang), H Abdul Haris Nassa (PKB), dan H Nurdin HS (PPP), karena ketiganya merasa tidak dilibatkan dalam rapat tersebut.

Abdul Haris Nassa mengatakan, mereka mengusukan rapat ulang karena seharusnya terlebih dahulu ada SK dari ketiga pimpinan dewan, tapi kenyataan tidak ada SK dan langsung dilakukan rapat pembentukan Pansus.

“Ada tiga pimpinan di sini, seharusnya sebelum pembentukan Pansus, harus ada SK dari ketiga pimpinan DPRD. Kami belum melihat itu, dan juga tidak ada pemberitahuan, sehingga kami meminta kepada Ketua DPRD untuk menjadwalkan ulang rapat pembentukan Pansus LKPJ Bupati Takalar,” jelas Haris.

 

Usulkan Perubahan Pansus

 

Andi Noor Zaelan, Hars Nassa, dan H Nurdin HS kemudian meminta kepada pimpinan dewan agar dilakukan rapat ulang, dan permintaan itu diakomodir kemudian diadakanlah rapat ulang dan dipimpin oleh Ketua DPRD Takalar, Darwis Sijaya.

“Dengan niat yang baik, saya menjadwalkan rapat ulang pada hari Senin (03 Mei 2021), dengan harapan kita bisa menyatukan pendapat dan dapat mengakomodir teman-teman yang belum masuk struktur kepanitian tersebut,” kata Darwis saat dikonfirmasi beberapa wartawan.

Dalam pertemuan tersebut, katanya, berkembang usulan agar dilakukan perubahan struktur Pansus LKPJ Bupati Takalar. Ketua Pansus tetap diberikan kepada Mukhtar Maluddin, sedangkan Wakil Ketua Pansus Bakri Sewang diusulkan diganti oleh Andi Noor Zaelan.

“Dari situlah terjadi perdebatan, tetapi itu biasa. Dalam rapat, ada perbedaan pendapat, dan rapat tersebut tidak bisa disalahkan. Setiap rapat juga harus ada keputusan, walaupun keputusan itu tidak dapat memuaskan semua peserta rapat. Tapi kalau itu sudah menjadi keputusan, maka sepatutnya harus disepakati dan diikuti. Dan dalam hal kejadian kemarin, pada dasarnya saya yakin tidak ada yang menghendaki hal tersebut, tapi akan menjadi pengalaman dan pelajaran bagi kita semua,” tutur Darwis.

 

Pukul Meja

 

Bakri Sewang yang dihubungi secara terpisah memberikan keterangan berbeda. Politisi PAN ini mengatakan, terjadinya keributan itu dipicu lantaran Darwis Sijaya tidak becus dalam memimpin rapat.

“Pimpinan sidang tidak memberikan kesempatan bagi kami yang mengusulkan supaya kita poting saja. Pimpinan sidang langsung mengetuk palu dan memutuskan Andi Ellang menjadi Wakil Ketua Pansus. Dari situlah terjadi keributan ketika Pak Johan Nojeng memprotes sambil memukul meja, kemudian Andi Ellang berdiri sambil bicara dengan emosi membela pimpinan sidang. Jadi yang memicu keributan adalah Darwis Sijaya selaku pimpinan rapat,” papar Bakri.

H Nurdin HS yang juga dimintai keterangannya mengatakan, pada saat terjadi keributan antara Andi Ellang dengan Johan Nojeng dan Haris Nassa, dirinya langsung meninggalkan ruangan dengan maksud memanggil pengamanan.

Dia mengaku tidak mengetahui benda apa yang digunakan oleh And Ellang sehingga Johan Nojeng dan Bakri Sewang mengalami luka.

“Saya tidak tahu persis bagaimana kejadiannya, karena ketika mulai rebut saya keluar ruangan untuk memanggil pihak pengamanan,” ungkap Nurdin. (Hasdar Sikki)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama