Masuk Neraka Gara-gara Berbohong kepada Ibu

“Engkau ingat ketika engkau masih remaja, ketika umurmu sekitar 15 tahunan, engkau ingat ketika engkau tidur di kamar tidurmu, kemudian engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju tempat tidurmu untuk menyuruhmu membeli sesuatu di pasar? Karena engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju kamarmu, engkau pura-pura tidur, padahal engkau sudah bangun agar engkau tidak disuruh pergi ke pasar. Ketika ibumu membuka pintu kamarmu dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar,” tutur malaikat. (int)


---------- 

PEDOMAN KARYA

Jumat, 30 Juli 2021

 

 

Masuk Neraka Gara-gara Berbohong kepada Ibu

 

 

Hanya satu kali membohongi ibunya saat masih remaja, seorang ulama dimasukkan dalam daftar orang yang masuk neraka. Ia seorang ahli ibadah, ia seorang sufi, ia seorang ulama, ia seorang tokoh tasawuf, tapi namanya terdaftar sebagai calon penghuni neraka, hanya karena ia pernah satu kali membohongi ibunya.

Siapakah dia? Namanya Syeikh Abdul Aziz Ad-dabagh. Beliau dalam kalangan tokoh tasawuf termasuk ulama kelas atas, wali min auliyaillah, ahli ibadah.

Bagaimana ceritanya? Ceritanya, pada suatu ketika malaikat melihat namanya ada dalam lembaran Kitab Lauhil Mahfudz dalam deretan calon penghuni neraka. Melihat hal tersebut malaikat merasa kasihan dan mendatangi Abdul Aziz Ad-dabagh.

“Wahai Abdul Aziz! Untuk apa engkau ibadah sampai segitunya, sedangkan aku lihat namamu di lembaran Lauhil Mahfudz, engkau adalah penghuni neraka. Mau ibadah gimana pun engkau tetap akan masuk neraka,” kata malaikat.

“Wahai malaikat, surga dan neraka bukan urusanku. Aku diciptakan oleh Allah SWT hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman, tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku. Mau aku masuk surga atau neraka, itu hak Allah SWT,” jawab Abdul Azis.

Subhanallah, ia benar-benar ikhlas dalam beribadah. Kemudian malaikat kembali ke Lauhil Mahfudz dan dilihat namanya diubah oleh Allah SWT menjadi penghuni surge, karena Allah memang berhak menetapkan kitabullah. Melihat hal itu, malaikat kembali menemui Abdul Aziz.

“Wahai Abdul Aziz! Ada kabar gembira. Baru saja aku melihat namamu oleh Allah SWT diubah menjadi penghuni surge,” kata malaikat.

“Alhamdulillah, tapi sekali lagi malaikat, Surga dan neraka bukan urusanku, Aku beribadah hanya untuk menggapai ridha Allah SWT. Kalau Allah SWT ridha aku di neraka, tidak ada masalah, yang penting Allah SWT ridha kepadaku,” kata Abdul Azis.

Malaikat pun takjub dengan keikhlasan Abdul Aziz dalam beribadah dan berkata, “Wahai Abdul Aziz, ikhlasmu inilah yang membuat Allah ridha dan mengubah namamu dari penghuni neraka menjadi penghuni surga.”

“Kalau ikhlasku tadi yang membuat Allah ridha kepadaku, lalu kira-kira dosa apa yang membuat Allah SWT murka kepadaku, sehingga aku menjadi penghuni neraka?” tanya Abdul Azis penasaran.

Malaikat kemudian bercerita bahwa Abdul Azis ketika masih remaja, sekitar umur 15 tahun, pernah berbohong kepada ibunya.

“Engkau ingat ketika engkau masih remaja, ketika umurmu sekitar 15 tahunan, engkau ingat ketika engkau tidur di kamar tidurmu, kemudian engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju tempat tidurmu untuk menyuruhmu membeli sesuatu di pasar? Karena engkau mendengar suara langkah kaki ibumu menuju kamarmu, engkau pura-pura tidur, padahal engkau sudah bangun agar engkau tidak disuruh pergi ke pasar. Ketika ibumu membuka pintu kamarmu dan melihatmu masih tidur, ibumu merasa kasihan dan tidak jadi menyuruhmu ke pasar,” tutur malaikat.

“Jadi karena itu kah saya dimasukkan ke dalam daftar calon penghuni neraka?” tanya Abdul Azis.

“Ya, karena engkau berbohong kepada ibumu itulah sehingga Allah SWT murka dan menjadikan namamu sebagai penghuni neraka,” jawab malaikat.

Mendengar cerita dari malaikat, Abdul Aziz pun langsung beristighfar memohon ampun kepada Allah SWT.

Semenjak kejadian itulah, Abdul Aziz Ad-dabagh di sisa umurnya tidak pernah berceramah kecuali tentang berbakti kepada orang tua. Setiap orang yang datang kepada beliau selalu diwasiatkan untuk berbakti kepada orangtuanya.

---------

Keterangan:

Kisah ini beredar di grup-grup WhatsApp (WA) dan karena kami anggap kisah ini bermanfaat, maka kami pun memformulasi ulang dan memuatnya. Semoga penulis aslinya mendapat amal jariyah dari tulisannya yang sangat bermanfaat ini, amin… (redaksi)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama