Makbul Syamsuri Doktor Teknik Sipil ke-218 dari Unhas dan ke-10 di Unismuh

 

RAIH DOKTOR. Andi Makbul Syamsuri, dosen Program Studi Teknik Pengairan, Fakultas Teknik Unismuh Makassar, saat mengikuti ujian promosi doktor (S3) di Program Studi S3 Teknik Sipil Unhas, Rabu, 13 Oktober 2021. (ist)







---------

Sabtu, 16 Oktober 2021



Makbul Syamsuri Doktor Teknik Sipil ke-218 dari Unhas dan ke-10 di Unismuh



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Andi Makbul Syamsuri, dosen Program Studi Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, meraih gelar doktor dalam bidang teknik sipil setelah berhasil mempertahankan disertasinya pada ujian terbuka promosi doktor (S3) pada Program Studi S3 Teknik Sipil Univertas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Rabu, 13 Oktober 2021.

Andi Makbul Syamsuri yang saat ini menjabat Wakil Dekan II Fakultas Teknik Unismuh adalah doktor ke-218 lulusan Program Pascasarjana Unhas, serta doktor ke-14 Fakultas Teknik Unismuh dan doktor ke-10 pada Prodi Teknik Sipil Unismuh Makassar. 

Dalam disertasinya, Andi Makbul Syamsuri mengusung judul "Pengaruh Kekasaran Dinding Pipa pada Struktur Pemecah Gelombang Berpori Terhadap  Deformasi Gelombang."

Selama dalam penulisan dan penyusunan disertasi, Makbul Syamsuri mendapat bimbingan dari Andi Prof Dadang Ahmad Suriamiharja (Promotor), Prof Muhammad Arsyad Thaha, dan Dr Taufiqur Rachman (Co Promotor). 

Suami dari dr Andi Alfia Muthmainnah Tanra, serta ayah dari tiga anak ini saat ditemui di Kampus Unismuh, Jumat 15 Oktober 2021, mengatakan, disertasinya terkait pemecah gelombang atau breakwater adalah bangunan struktur pantai yang digunakan untuk mengantisipasi dan mengendalikan abrasi. 

Dikatakan bangunan ini juga mempunyai fungsi sebagai alternatif untuk menjaga garis pantai dari gempuran ombak atau dental mereduksi energi gelombang. 

Dikatakan pemecah gelombang atau peredam gelombang dengan bentuk atau dimensi yang berpori. Kekasaran pada dinding pipa berpori menghasilkan tinggi gelombang transmisi berkurang secara signifikan.

Pria kelahiran Bontouse, Kabupaten Wajo, 26 April 1981, berharap penelitian ini diaplikasikan di lapangan terutama pada model pemecah gelombang berpori sebagai bangunan alternatif pelindung pantai terhadap kerusakan akibat energi gelombang yang menghantam pantai. (zak) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama