MASJID QUBA. Saat Ali bin Abu Thalib dan orang-orang yang dikawalnya tiba di Quba, Rasulullah telah berhenti di sana selama lebih dari sepuluh hari. Dalam sepuluh hari itu, beliau dan para sahabat yang lain telah membangun sebuah masjid.
Itulah masjid pertama dalam sejarah Islam. Di dalam Al Qur'an, Allah menyebut masjid itu dengan nama Masjid Taqwa. Sampai kini, masjid itu dikenal sebagai Masjid Quba. (int)
------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 29 Desember 2021
Kisah
Nabi Muhammad SAW (64):
Singgah
di Quba, Rasulullah Membangun Masjid Pertama dalam Islam
Penulis:
Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi
Rasulullah
Tiba di Quba
Kaum Muslimin di Yatsrib sudah mendengar bahwa
Rasulullah telah meninggalkan Mekah. Oleh sebab itu mereka menanti-nanti dan
berharap-harap kedatangan beliau. Bahkan beberapa dari mereka pergi ke Quba,
suatu kampung yang letaknya beberapa mil dari Yatsrib untuk menyambut
Rasulullah.
Setiap pagi mereka pergi bersama-sama ke tempat itu.
Jika sampai siang Rasulullah belum datang, mereka pergi dan berteduh sebentar
di tempat lain. Ketika petang tiba, dan Rasulullah belum juga tiba, mereka
pulang ke Yatsrib. Begitu terus setiap hari.
Rasulullah dan rombongan memang masih agak jauh dari
Yatsrib. Suatu hari, ketika panas matahari tengah begitu terik, Rasulullah tiba
di Quba. Saat itu, penduduk Quba juga sudah banyak yang memeluk Islam. Mereka
juga tengah menanti-nanti kedatangan Rasulullah.
Namun, tidak seorang pun yang sudah mengenal wajah
Rasulullah dan Abu Bakar. Oleh sebab itu, ketika beliau dan Abu Bakar berteduh
di bawah pohon kurma, tidak seorang pun yang datang menyambut.
Sampai akhirnya, lewatlah seorang Yahudi yang
mengetahui Rasulullah dan Abu Bakar yang tengah berteduh itu. Yahudi itu segera
naik ke tempat yang tinggi dan berteriak sekeras-kerasnya,
“Hai orang-orang Arab! Itulah orang yang kamu
harap-harap dan kamu nanti-nanti kedatangannya! Ia telah berada di sini! Ia
telah datang!” teriak orang Yahudi itu.
Orang Yahudi itu berteriak berulang-ulang. Orang-orang
Quba datang berduyun-duyun ke tempat Rasulullah berteduh. Ketika tiba, mereka
memberi hormat kepada Abu Bakar. Melihat itu, Abu Bakar segera membuka
selendangnya dan meneduhi Rasulullah. Barulah orang-orang sadar bahwa mereka
telah salah menyalami orang.
Orang-orang meminta Rasulullah beristirahat selama
beberapa hari di Quba. Rasulullah pun mengabulkan permintaan itu. Beliau
tinggal di rumah seorang sahabat Anshar bernama Kaltsum bin Hadam.
Kerinduan
pada Rasulullah
Banyak penduduk Muslim Yatsrib yang belum melihat Nabi
Muhammad. Kerinduan akan sosok Rasulullah melambung saat menanti kedatangan
beliau. Mereka ingin bertemu laki-laki yang telah menderita jiwa dan raga dalam
berjuang, terusir dari kampung halaman, tetapi tetap bersemangat, percaya diri,
kokoh, berhati tulus, dan terus berdakwah, tanpa pernah berhenti.
Hijrah
Ali bin Abu Thalib
Bagaimana dengan Ali bin Abu Thalib? Sesuai dengan
pesan Rasulullah, setelah mengembalikan barang-barang titipan kepada
pemiliknya, Ali bin Abu Thalib berangkat hijrah. Ali pergi mengawal keluarga
Rasulullah dan keluarga Abu Bakar. Mereka adalah Fatimah, Ummu Kultsum, Saudah,
Ummu Aiman dan anaknya, Usamah.
Selain itu juga turut istri Abu Bakar, Ummu Ruman dan
anak-anaknya, Aisyah, Asma, dan Abdullah. Juga ada orang-orang Muslim lain yang
lemah dan tidak berdaya.
Terbayang dengan jelas betapa beratnya tugas Ali bin
Abu Thalib saat berhijrah. Apalagi mereka semua kekurangan, sehingga Ali bin
Abu Thalib harus berjalan kaki menempuh jarak lebih dari 400 kilometer di
tengah padang pasir itu.
Selama perjalanan, mereka berhenti dan bersembunyi
pada siang hari untuk menghindari kejaran pasukan Quraisy. Jika malam tiba,
barulah mereka berangkat dan meneruskan perjalanan.
Akhirnya, tibalah rombongan hijrah Ali bin Abu Thalib
di Quba. Di sana, mereka berjumpa dengan Rasulullah yang masih berada di tempat
itu.
Begitu jauh dan beratnya perjalanan, kaki Ali bin Abu
Thalib membengkak dan dipenuhi luka di sana-sini.
Rasulullah merasa sangat iba kepada sepupunya ini.
Beliau berdoa kepada Allah memohon agar Allah berkenan menyembuhkan semua luka
di kaki Ali dan memulihkan kekuatannya seperti sedia kala.
Dengan kedua tangan beliau yang mulia itu, Rasulullah
mengusap kaki Ali bin Abu Thalib. Alhamdulillah, segera saja pulihlah semua
luka, kempislah bengkak, dan lenyaplah semua rasa sakit dari kaki Ali bin Abu
Thalib.
Masjid
Quba
Saat Ali bin Abu Thalib dan orang-orang yang
dikawalnya tiba di Quba, Rasulullah telah berhenti di sana selama lebih dari
sepuluh hari. Dalam sepuluh hari itu, beliau dan para sahabat yang lain telah
membangun sebuah masjid.
Itulah masjid pertama dalam sejarah Islam. Di dalam Al
Qur'an, Allah menyebut masjid itu dengan nama Masjid Taqwa. Sampai kini, masjid
itu dikenal sebagai Masjid Quba.
Rasulullah adalah orang pertama yang meletakkan batu
untuk mendirikan Masjid Quba. Setelah itu, beliau menyuruh Abu Bakar lalu Umar
bin Khattab dan setelahnya Utsman bin Affan.
Ammar bin Yasir adalah orang yang pertama kali
membangun temboknya. Kemudian, para sahabat Muhajirin dan Anshar membangunnya
bersama-sama.
Begitu masjid selesai kaum Muslimin di Quba menyangka
Rasulullah akan tinggal di Quba lebih lama lagi. Namun, Allah memerintahkan
Rasulullah untuk berangkat ke Yatsrib. Begitu mengetahui hal itu, dengan wajah
sedih, Kaum Muslimin Quba mendatangi Rasulullah dan bertanya pelan,
“Ya Rasulullah, apakah Tuan memang menghendaki rumah
yang lebih baik daripada rumah kami?” tanya mereka.
Rasulullah mengerti betapa besar rasa sayang kaum
Muslimin Quba terhadap dirinya. Beliau pun menjawab dengan kata-kata yang
sangat halus,
“Oh tidak begitu, Allah memerintahkan saya berangkat
ke Yatsrib. Karenanya, hendaklah tuan-tuan membiarkan unta saya terus
melanjutkan perjalanan,” jawab Rasulullah.
Sebelum berangkat, Rasulullah berdiri di Masjid Quba.
Para sahabat berkumpul di hadapan beliau. Rasulullah bertanya kepada mereka, “Apakah
Anda sekalian orang-orang beriman?”
Semuanya terdiam, tidak seorang pun yang berani
menjawab. Kemudian, Rasulullah bertanya lagi, “Apakah Anda sekalian orang-orang
yang beriman?”
Kembali semua orang terdiam kecuali Umar bin Khattab.
Saat itu Umar menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya mereka semua orang-orang
beriman dan saya termasuk salah seorang dari mereka.”
Rasulullah bertanya lagi, “Apakah Anda sekalian
percaya pada keputusan Allah?”
Kali ini semuanya menjawab, “Ya.”
“Apakah Anda sekalian bersabar akan malapetaka yang
menimpa?” tanya Rasulullah.
"Ya, ya, Rasulullah,” jawab mereka.
“Dan apakah Anda sekalian bersyukur saat mendapat
kebahagiaan? Bersyukur saat mendapat kebahagiaan?” tanya Rasulullah.
“Ya, kami bersyukur ya Rasulullah,” jawab mereka.
“Demi Tuhan, kalau begitu Anda sekalian orang-orang
beriman,” kata Rasulullah.
Mengapa
Masjid Dibangun Lebih Dulu?
Masyarakat Islam tidak akan tegak jika tidak ada masjid. Oleh karena itu, perbedaan pangkat, kekayaan, kedudukan, dan lainnya akan terhapus jika umat Islam selalu bertemu setiap hari di masjid untuk menyembah Allah. Masjid juga merupakan tempat berkumpulnya kaum Muslimin untuk mempelajari syariat Allah. (bersambung)
-------
Kisah sebelumnya:
Buraidah dan 70 Prajuritnya Mengepung Rasulullah dalam Perjalanan Menuju Yatsrib
Rasulullah dan Abu Bakar Tinggalkan Mekah, Musyrikin Quraisy Kelabakan