Irwan Akib: Muhammadiyah Aktor Utama Lahirnya Indonesia

Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Prof Irwan Akib (paling kiri) dan Wakil Rektor 1 Unismuh Makassar, Dr Abdul Rakhim Nanda (paling kanan) tampil sebagai pembicara pada Pengajian Ramadhan 1443 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, di Balai Sidang Muktamar 47 Unismuh Makassar, Ahad, 10 April 2022.

 



Senin, 11 April 2022

 

 

Irwan Akib: Muhammadiyah Aktor Utama Lahirnya Indonesia

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Muhammadiyah adalah aktor utama lahirnya negara Republik Indonesia. Peran Muhammadiyah dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia antara lain melalui sumbangsih pemikiran Ki Bagus Hadikusumo.

Ki Bagus Hadikusumo merupakan Ketua Umum Muhammadiyah yang menjadi Anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

Peristiwa penghapusan tujuh kata pada sila pertama Pancasila sangat lekat dengan ulama Muhammadiyah ini, bersama Kasman Singodimedjo.

“Karena itu, Muhammadiyah bersaksi atas negara Pancasila dan berjuang menjadikan negara Pancasila menuju Indonesia Berkemajuan, sesuai kepribadiannya,” ungkap Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Prof Irwan Akib.

Hal itu ia sampaikan saat membawakan materi pada Pengajian Ramadhan 1443 H Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, di Balai Sidang Muktamar 47 Unismuh Makassar, Ahad, 10 April 2022.

“Sejak awal berdiri, Muhammadiyah sudah memberdayakan umat melalui pendidikan dan gerakan sosial-keagamaan. Pemerintah sejak dahulu mengakui peran Kiai Dahlan dan Muhammadiyah dalam pencerahan bangsa dan negara ini. Karena itu, tidak boleh ada yang menampik peran Muhammadiyah di negeri ini,” tegas Irwan.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar mengingatkan, kepribadian Muhammadiyah selalu sejalan dengan dasar, asas, tujuan, cita-cita, dan konstitusi Indonesia.

“Ini terlihat jelas pada kepribadian Muhammadiyah yaitu pertama, beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, kedua, memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah, ketiga lapang dada, luas pemandangan dengan memegang teguh ajaran Islam,” tutur Irwan.

Kepribadian selanjutnya, kata mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel, yaitu bersifat keagamaan dan kemasyarakatan, kelima mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah, keenam, amar ma’ruf nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.

Ketujuh, aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam, kedelapan, kerjasama dengan golongan Islam mana pun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam, serta membela kepentingannya.

“Kesembilan, membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang Islam yang sebenarbenarnya, serta kesepuluh, bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana,” urai Irwan. (has)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama