Susahnya Ini Kurasa Penetapan 1 Syawal ka

“Susahnya karena sebenarnya ditaujji posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi, tapi tetap juga dilakukan rukyah, melihat dengan teropong, jadi sebenarnya pemborosan ji itu rukyah dan sidang isbat ka,” kata Daeng Nappa’.

 


------

PEDOMAN KARYA

Senin, 17 April 2023

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Susahnya Ini Kurasa Penetapan 1 Syawal ka

 

 

“Susahnya ini kurasa penetapan 1 Syawal ka. Tiap tahun selalu bermasalah,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi malam di teras rumah Daeng Tompo’ seusai shalat tarwih malam ke-27.

“Apanya yang susah? Apanya yang bermasalah?” tanya Daeng Tompo’.

“Pemerintah selalu menunggu tanggal 29 Ramadhan untuk melakukan rukyah dan kemudian sidang isbat. Setelah sidang isbat, barulah diumumkan apakah keesokan harinya sudah 1 Syawal dan lebaran, atau keesokan harinya barulah tanggal 30 Ramadhan,” tutur Daeng Nappa’.

“Jadi dimana susahnya? Dimana masalahnya?” tanya Daeng Tompo’.

“Susahnya karena sebenarnya ditaujji posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi, tapi tetap juga dilakukan rukyah, melihat dengan teropong, jadi sebenarnya pemborosan ji itu rukyah dan sidang isbat ka,” kata Daeng Nappa’.

“Oh begitu,” kata Daeng Tompo’.

“Tahun ini, Ormas Islam Muhammadiyah sudah menetapkan dan mengumumkan bahwa lebaran 1 Syawal bertepatan hari Jumat 21 April 2023, sedangkan pemerintah mengatakan kemungkinan lebaran 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu, 22 April 2023. Artinya, sebenarnya ditaujji posisi hilal, tapi tetaptongji dilakukan rukyah atau peneropongan bulan pada 29 Ramadhan dan kemudian sidang isbat untuk menetapkan 1 Syawal 1444,” kata Daeng Nappa’.

“Terus, masalahnya dimana?” tanya Daeng Tompo’.

“Masalahnya antara lain, umat Islam yang mengikuti keputusan pemerintah, terpaksa serba salah dan khawatir dalam menyiapkan persiapan makanan lebaran Idul Fitri, apakah menyiapkan makanan pada hari Kamis, 20 April, atau hari Jumat, 21 April,” kata Daeng Nappa’.

“Maksudnya?” potong Daeng Tompo’.

“Kalau mereka menyiapkan makanan pada hari Kamis, 20 April, dan ternyata pemerintah memutuskan lebaran Idul Fitri jatuh pada hari Sabtu, 22 April, maka makanannya terpaksa disimpan lagi satu hari untuk dimakan pada keesokan harinya, dan kemungkinan banyak makanan yang akan basi,” kata Daeng Nappa’.

“Oh begitu,” ujar Daeng Tompo’.

“Sebaliknya, kalau makanan nanti disiapkan pada hari Jumat, dan ternyata pemerintah memutuskan lebaran 1 Syawal jatuh pada hari Jumat, maka tentu akan banyak orang tidak sempat menyiapkan makanan untuk lebaran,” tutur Daeng Nappa’.

“Jadi menurut kita’, bagaimana sebaiknya?” tanya Daeng Tompo’.

“Kalau saya, tidak perlu ada sidang isbat. Percayakan saja kepada Badan Meteorologi dan Geofisika untuk mengumumkan posisi hilal pada 29 Ramadhan, dan kemudian pemerintah mengumumkan 1 Syawal jatuh pada hari apa. Dan penetapan 1 Syawal itu diumumkan beberapa hari sebelum 1 Syawal, supaya umat Islam tidak perlu lagi khawatir dan serba salah dalam menyiapkan makanan untuk lebaran,” papar Daeng Nappa’.

“Cocok juga itu pendapatta’,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum. (asnawin)


Senin, 17 April 2023


4 Komentar

  1. Kaurrrr.....masalah agama jangan di akal2in lah....ngaca dan ngaji....

    BalasHapus
  2. Masalah nya, orang depag gaada yg paham soal ginian. Udahlah, kita ikutin aja pemerintah...toh pertanggung jawaban di akhirat mereka2 jg kalo salah

    BalasHapus
  3. Kacau kalau agama ukurannya hanya perut...

    BalasHapus
  4. Narasi GobLok, kok mikirin perut🤣😂😁😂🤣

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama