Tidak Ada Itu Perayaan Maulid Nabi

“Kaum jahiliyah setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, berpesta-pora, minum-minum, dan berdansa. Namanya Hari Nairuz dan Hari Marjaan. Ketika datang ke Madinah, Rasulullah bersabda, kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha,” tutur Daeng Tompo’. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)


----------

PEDOMAN KARYA

Rabu, 27 September 2023

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Tidak Ada Itu Perayaan Maulid Nabi

 

“Banyakmi lagi undangan acara Perayaan Maulid Nabi,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat jalan bersama seusai shalat isya berjamaah di masjid.

“Nabilang ustadzka, tidak ada itu Perayaan Maulid Nabi,” kata Daeng Tompo’.

“Oh begitukah?” tanya Daeng Nappa’.

“Nabilang ustadzka, dalam Islam hanya ada dua hari raya, yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha,” jawab Daeng Tompo’.

“Jadi bagaimanami itu orang yang merayakan Maulid kelahiran Nabi, Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an, dan Tahun Baru Islam?” tanya Daeng Nappa’.

“Itu juga pernah ditanyakan jamaah kepada ustadz, dan ustadz bilang, selain kedua hari raya itu, selain Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha, tidak ada lagi perayaan hari besar Islam,”

“Oh begitu,” ujar Daeng Nappa’.

“Kaum jahiliyah setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, berpesta-pora, minum-minum, dan berdansa. Namanya Hari Nairuz dan Hari Marjaan. Ketika datang ke Madinah, Rasulullah bersabda, kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha,” tutur Daeng Tompo’.

“Jadi tidak perlumi ada acara perayaan Maulid Nabi?” tanya Daeng Nappa’.

“Kalau mau memperingati hari kelahiran Rasulullah, maka berpuasalah pada setiap hari Senin, karena Rasulullah mensunnahkan puasa hari Senin sebagai peringatan hari kelahirannya. Ikutilah juga semua petunjuknya,” kata Daeng Tompo’.

“Oh,” gumam Daeng Nappa’. (asnawin)

 

Rabu, 27 September 2024

1 Komentar

  1. Semuanya benar, TDK ada yg salah. Pada prinsipnya, ada yang dikatakan hari raya dan ada pula perayaan.
    Hari raya sudah pasti dirayakan, dan suatu perayaan belum tentu hari raya. Ok sih...

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama