Janganlah Harta dan Anakmu Melalaikan Kamu dari Mengingat Allah

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (int)

 

-----

PEDOMAN KARYA

Selasa, 16 April 2024

 

AL-QUR’AN DAN TERJEMAHAN:

 

Janganlah Harta dan Anakmu Melalaikan Kamu dari Mengingat Allah

 

yaaa ayyuhallaziina aamanuu, laa tul-hikum amwaalukum wa laaa aulaadukum 'ang zikrillaah, wa may yaf'al zaalika fa ulaaa-ika humul-khoosiruun

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”

(QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 9)

 

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya serta melaksanakan syariatNya, janganlah kalian disibukkan oleh harta dan anak-anak kalian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah. Barangsiapa disibukkan oleh harta dan anaknya dari itu, maka mereka adalah orang-orang yang merugi, gagal meraih kemuliaan dan rahmat dari Allah.

 

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 9. Hai orang-orang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian menyibukkan kalian dari ibadah. Dan barangsiapa yang disibukkan dunia dari akhirat dan beribadah kepada Allah, maka orang-orang yang jauh dari kebenaran ini adalah orang-orang yang merugi di dunia dan akhirat.

Ayat 10. Dan infakkanlah sebagian harta yang telah Kami karuniakan itu untuk berbagai jalan kebaikan, sebelum datang tanda-tanda kematian, sehingga seseorang dari kalian akan berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku kesempatan dan tundalah kematianku sebentar saja, agar aku dapat menginfakkan hartaku dan menjadi bagian dari orang-orang shalih yang menjalankan hukum-hukum-Mu.”

 

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan menjalankan apa yang disyariatkan kepada mereka, janganlah harta dan anak-anak melalaikan kalian dari mengerjakan salat dan kewajiban Islam lainnya. Barangsiapa yang dilalaikan oleh harta dan anak-anaknya dari apa yang diwajibkan oleh Allah berupa salat dan selainnya, maka mereka adalah orang-orang yang benar-benar merugi, yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada hari Kiamat.

 

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Jangan sampai harta yang mengandung fitnah dan anak-anak yang kalian cintai melalaikan kalian dari mengingat Allah, yaitu untuk memenuhi kewajiban atau peribadatan dalam Islam. Barangsiapa melakukan itu, yaitu permainan dan pesta pora dengan hiburan dunia, maka mereka adalah orang-orang yang merugi dalam perniagaan mereka di hari kiamat, karena mereka membeli sesuatu yang agung dan kekal dengan sesuatu yang rendah dan fana

 

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Selanjutnya Allah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar banyak-banyak mengingatNya karena di dalam dzikir itu terdapat keberuntungan, laba dan kebaikan yang banyak. Allah juga melarang hamba-hambaNya yang beriman agar tidak dipersibuk oleh harta dan anak sehingga lalai untuk mengingat Allah, karena kebanyakan jiwa manusia itu terbentuk untuk mencintai harta dan anak sehingga lebih dikedepankan daripada mengingat Allah yang akan menimbulkan kerugian besar. Karena itu Allah berfirman, “Barangsiapa yang berbuat demikian,” yakni dilalaikan oleh harta dan anaknya dari mengingat Allah “maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” Untuk kebahagiaan abadi dan nikmat yang kekal, karena mereka lebih mengedepankan kefanaan daripada keabadian. Allah berfirman, “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”-Al-Anfal:28-

 

Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 9 s/d 11

Allah SWT berfirman memerintahkan kepada para hambaNya yang beriman untuk banyak berdzikir mengingatNya, dan melarang mereka menyibukkan diri dengan harta dan anak-anak sehingga melupakannya. dan memberitahukan kepada mereka bahwa barang siapa yang terlena dengan kesenangan dan perhiasan dunia sehingga melupakan ketaatan kepada Tuhannya dan mengingatNya, maka sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang merugi, yang merugikan diri sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Kemudian Allah SWT menganjurkan mereka untuk berinfak di jalan ketaatan kepadaNya. Maka Allah berfirman: (Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata,"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh” (10)) Setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan menyesal di saat sekarat, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertaubat dan menyusul apa yang dia lewatkan. Apa yang terjadi sudah terjadi dan apa yang datang sudah datang, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya. Adapun orang-orang kafir, maka sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim, "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikan kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan), "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (44)) (Surah Ibrahim)

Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (11)) yaitu tidak memberi tangguh kepada seorangpun jika ajalnya datang. Dan Dia mengetahui orang yang berkata dengan sejujurnya dalam permintaannya dari kalangan orang-orang yang seandainya dikembalikan akan mengulangi kejahatan yang sebelumnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan)

 

Referensi: https://tafsirweb.com/10931-surat-al-munafiqun-ayat-9.html

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama