Raja Fir’aun Mati Tenggelam di Laut Bersama Bala Tentaranya

MATI TENGGELAM DI LAUTAN. Fir'aun bersama pembantu dekatnya, Haman, beserta bala tentaranya tenggelam di Laut Merah saat mengejar Nabi Musa dan kaum Bani Israil.

 

----

PEDOMAN KARYA

Sabtu, 13 April 2024

 

Pemimpin-pemimpin Dunia yang Mati Tragis (1):

 

Raja Fir’aun Mati Tenggelam di Laut Bersama Bala Tentaranya

 

Oleh: Asnawin Aminuddin

 

Salah satu pemimpin dunia yang tewas secara mengenaskan dan diceritakan dalam Al-Qur’an yaitu Raja Fir'aun dan pembantu dekatnya, Haman. Selain menjadi raja, Fir’aun juga mengaku sebagai Tuhan. Fir'aun adalah raja yang hidup pada zaman Nabi Musa. Ia memerintah Negeri Mesir pada saat itu. Fir’aun sangat sombong.

Raja Fir'aun memperlakukan rakyatnya secara semena-mena yakni dengan menjadikan sebagian besar dari golongan Bani Israel sebagai budaknya. Watak dari Fir'aun adalah zalim, kejam, dan tidak memiliki perasaan.

Fir'aun sangat membenci Nabi Musa. Kehadiran Nabi Musa membuat Raja Fir'aun merasa tersaingi karena pengikut Nabi Musa yang semakin banyak. Raja Fir'aun banyak melakukan perbuatan keji kepada Nabi Musa dan pengikutnya.

Firaun merupakan penguasa tiran dan sewenang-wenang, sehingga tidak ada yang berani beriman kepada Musa selain turunan kaumnya. Itu pun disertai ketakutan terhadap Firaun dan para pengikutnya.

“Tidak ada yang beriman kepada Musa selain keturunan dari kaumnya disertai ketakutan pada Fir‘aun dan para pemuka kaumnya yang akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir‘aun benar-benar sewenang-wenang di bumi. Sesungguhnya ia benar-benar termasuk orang-orang yang melampaui batas.” (QS 10 / Yunus: ayat 83).

Firaun juga merupakan penguasa yang mementingkan perhiasan dan kekayaan dunia. Namun, akibat kekayaan itu, Firaun dan para pengikutnya malah terkesan dan menyesatkan kaumnya dari jalan Allah. Itu pula yang menyebabkan mereka binasa dan terkunci hatinya.

Puncak kesombongan Firaun juga dicatat Al-Quran sebagai penguasa tangan besi dan manusia yang pernah mengaku tuhan,

“Aku adalah tuhan kalian yang paling tinggi.” (QS 79 / An-Nazi’at: ayat 24).

Itu terjadi karena Firaun tak pernah ditimpa penyakit apa pun. Terhadap rakyatnya, Firaun membagi mereka menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga menjadi lemah tak berdaya. Ia tak sungkan menyiksa siapa pun yang menentang perintah dan keinginannya.

Penyiksaan terhadap Siti Asiah yang juga istrinya sendiri yang beriman kepada Allah dan ingkar terhadap kekuasaannya adalah salah satu buktinya.

Perilaku kejam Firaun kian tak terkira manakala mendapat ramalan bahwa akan ada anak laki-laki yang lahir dan akan menjadi penyebab kehancuran Raja Mesir di tangannya.

Mendapat ramalan demikian, ia segera memerintah bala tentaranya untuk membunuh anak-anak dari Bani Israil karena khawatir akan adanya anak tersebut. Setiap perempuan yang hendak melahirkan disiagakan para algojo. Jika ternyata anak yang dilahirkannya laki-laki, maka tak sungkan si algojo menyembelih anak tersebut di hadapan sang ibu yang baru melahirkannya.

Ternyata, anak yang dikhawatirkan itu tak lain adalah Musa yang diselamatkan Allah dengan cara mengilhami ibunya untuk memasukkan bayi Musa tersebut ke dalam tabut (kotak) dan melemparkannya ke Sungai Nil. Hingga akhirnya bayi Musa ditemukan oleh istri Firaun sendiri dan dibesarkannya di lingkungan istana. Istimewanya, berkat skenario Allah, ibu Musa kembali bisa menyusuinya.

Allah berfirman: “Kami mengilhamkan kepada ibu Musa, 'Susuilah dia (Musa). Jika engkau khawatir atas (keselamatan)-nya, hanyutkanlah dia ke sungai (Nil dalam sebuah peti yang mengapung). Janganlah engkau takut dan janganlah (pula) bersedih. Sesungguhnya Kami pasti mengembalikannya kepadamu dan menjadikannya sebagai salah seorang rasul.” (QS 28 / Qashash; ayat 7)

Di penghujung hidupnya, Fir’aun pun bernasib tragis. Ia bersama pembantu dekatnya, Haman, beserta bala tentaranya tenggelam di laut Merah saat mengejar Nabi Musa dan kaum Bani Israil.

Menjelang detik-detik kematiannya, ia baru berserah diri dan mengakui Tuhan yang diimani oleh Bani Israil. “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan (yang berkuasa dan berhak disembah) selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya).” (QS 10 / Yunus: ayat 90).

Dalam hadits riwayat at-Tirmidzi dari Ibnu Abbas, dikisahkan bahwa Fir’aun nyaris saja mengucap kalimat tauhid Laailaahaillallah, namun, karena kekesalannya, malaikat Jibril segera menjejali mulut Fir’aun dengan lumpur laut, sehingga ia gagal beriman dan mengakui ketuhanan Allah.

Demikianlah sekilas kisah Fir’aun, kekejaman, dan nasib tragis yang dialami bersama bala tentaranya. Mereka dibinasakan dan ditenggelamkan di lautan. Kemudian Allah berkehendak menyelamatkan jasadnya sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahnya. (bersambung)

.......

Sumber:

Al-Qur’an

Tatam Wijaya, M; Sekilas Kisah Firaun: Kezaliman dan Nasib Tragisnya; https://islam.nu.or.id/sirah-nabawiyah/sekilas-kisah-firaun-kezaliman-dan-nasib-tragisnya-TPd5Y; Dikutip pada Sabtu, 13 April 2024, pukul 07.30 Wita

Hawari, Hanif; Kisah Asiyah binti Muzahim, Istri Fir'aun Wanita Mulia Penghuni Surga; https://www.detik.com/hikmah/kisah/d-7078855/sabtu-05-00-kisah-asiyah-binti-muzahim-istri-firaun-wanita-mulia-penghuni-surga/; Dikutip pada Sabtu, 13 April 2024, pukul 07.52 Wita

Firaun; https://id.wikipedia.org/wiki/Firaun; Dikutip pada Sabtu, 13 April 2024, pukul 07.22 Wita


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama