-----
PEDOMAN KARYA
Rabu, 02 Oktober
2024
Milyarder
Syekh Khoory Merendah di Hadapan Rektor Unismuh Makassar
Banyak orang kaya menghiasi
dunia ini. Mereka menerima limpahan rezeki dengan beragam jalan yang ditempuh.
Tak sedikit di antara mereka yang menjelma menjadi dermawan, dengan hati lapang
berbagi kekayaan demi kebaikan sesama, mengalirkan keberkahan dalam kegiatan
sosial dan kemasyarakatan.
Salah satu sosok yang bersinar
di antara mereka adalah Dr (HC) Syekh Mohammad MT Al-Khoory. Pria ramah dan
murah senyum asal Dubai, Uni Emirat Arab, tak hanya menjadi dermawan di tanah
kelahirannya, tetapi juga merentangkan tangan kebaikannya hingga ke mancanegara.
Dengan kekayaan yang berlimpah, Syekh Khoory mendirikan organisasi Asian Muslim Charity Foundation (AMCF) untuk menyalurkan bantuan bagi kegiatan sosial kemasyarakatan di Asia, termasuk di Indonesia.
Salah satu buktinya, ia menyalurkan bantuannya melalui organisasi Muhammadiyah, termasuk mendirikan Ma’had Al-Birr Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar pada tahun 1995.
Syekh Khoory tak sekadar
mendirikan Ma’had Al-Birr, namun juga menjadi donatur setia hingga saat ini.
Ma’had Al-Birr yang berfokus pada pendidikan bahasa Arab ini telah menelurkan
sekitar 5.000 alumni, membawa misi ilmu dan dakwah ke penjuru negeri.
Tak hanya itu, Syekh Khoory
juga berperan besar dalam pemugaran dan pembangunan kembali masjid berlantai
tiga di kampus Unismuh Makassar dengan anggaran sekitar Rp7 miliar. Masjid yang
awalnya bernama Masjid Subulussalam kemudian diubah namanya menjadi Masjid
Subulussalam Al-Khoory sebagai bentuk penghormatan atas jasanya.
Pada Senin, 30 September 2024,
Syekh Khoory kembali hadir di kampus Unismuh Makassar dalam rangkaian Kuliah
Tamu Internasional, di mana ia menyampaikan kuliah umum bertajuk; “Peran AMCF
dalam Bidang Kemanusiaan dan Dakwah di Indonesia.”
Kuliah tamu dihadiri Rektor
Unismuh Dr Abdul Rakhim Nanda, Plt Wakil Rektor I Dr Burhanuddin, Wakil Rektor
II Prof Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor III-IV Dr KH Mawardi Pewangi, Direktur
Ma’had Al-Birr Lukman Abdul Shamad, Sekretaris Ma’had Al-Birr Dr Muhammad Ali
Bakri, Direktur PUTM Dr KH Abbas Baco Miro, Wakil Dekan I FAI, Dr M Ilham Mukhtar,
para Pembina Ma’had Al-Birr, serta ratusan mahasiswa Ma’had Al-Birr.
Dampak Positif
Rektor Unismuh, Dr Abdul
Rakhim Nanda, dalam sambutannya mengenang masa-masa awal pendirian Ma’had
Al-Birr pada tahun 1995, ketika kampus Unismuh masih dalam tahap pengembangan.
“Kehadiran Ma’had Al-Birr
telah memberikan dampak positif, baik bagi mahasiswa maupun kampus secara
keseluruhan,” kata Rakhim Nanda.
Rektor juga mengapresiasi
pengelola Ma’had yang telah bekerja keras hingga lembaga ini mampu berkembang
dengan baik. Selain itu, ia menyampaikan rencana pendirian rumah penghafal Qur’an
dalam kampus Unismuh, apalagi Unismuh dalam empat tahun terakhir memang
menyiapkan khusus beasiswa bagi penghafal Qur’an.
“Tentu kita tidak ingin,
mahasiswa yang masuk Unismuh hafal Qur’an, tapi begitu masuk hafalannya hilang.
Saat ini, di fakultas kedokteran misalnya, ada 18 penghafal Qur’an, bahkan sembilan
orang di antaranya hafal 30 juz,” ungkap Rakhim.
Rendah Hati di
Tengah Keagungan
Dalam kuliah umum yang
disampaikannya, Syekh Mohammad Khoory merendah di hadapan Rektor Unismuh,
pimpinan, dan seluruh sivitas akademika dengan mengatakan bahwa ia tak banyak
berperan langsung dalam pengelolaan Ma’had Al-Birr.
Menurutnya, kemajuan Ma’had
adalah hasil kerja keras pimpinan, mudir, ustadz, dan semua pihak yang
terlibat.
Pernyataan ini adalah cermin
dari kerendahan hati Syekh Khoory—seorang milyarder yang telah berkontribusi
besar namun tetap memuji peran orang lain.
Dalam kuliah yang disampaikan
dalam bahasa Arab dan diterjemahkan oleh Mudir Ma’had Al-Birr, Lukman Abdul
Shamad, Syekh Khoory mengungkapkan rasa syukur bisa kembali hadir di Unismuh
Makassar. Ia menegaskan bahwa peran Ma’had Al-Birr dalam dakwah dan kemanusiaan
sangatlah penting.
“Sejak berdiri, Ma’had Al-Birr
telah menghasilkan lebih dari 5.000 alumni yang tersebar di seluruh Indonesia,”
sebutnya.
Untuk menghasilkan alumni yang
jumlahnya ribuan orang, katanya, bukanlah hal yang mudah tetapi tentu itu semua
tidak lepas dari pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.
Syekh Khoory juga menekankan
pentingnya ilmu dalam dakwah dan berpesan kepada mahasiswa agar serius menuntut
ilmu.
“Dakwah tidak hanya melalui
masjid, tapi juga melalui pendekatan langsung kepada masyarakat,” ujarnya.
Ia mengatakan, Yayasan AMCF
yang didirikannya memiliki markas kemanusiaan yang berfungsi memberikan bantuan
kemanusiaan sekaligus menyampaikan dakwah Islamiyah di daerah-daerah yang
membutuhkan.
Program lain yaitu pelatihan
da’i dan sebanyak 120 da’i sudah dikirim ke daerah-daerah terpencil sebagai
bagian dari misi dakwah.
Kehadiran Syekh Khoory di
Unismuh Makassar bukan sekadar simbol seorang dermawan yang membantu dari
kejauhan. Ia telah menorehkan jejak panjang dalam pembangunan dan pengembangan
dakwah melalui Ma’had Al-Birr.
Dari sebuah visi yang
sederhana, kini Ma’had Al-Birr menjadi mercusuar ilmu yang menyinari ribuan
hati di berbagai penjuru Indonesia.
Syekh Khoory, dengan segala
kesederhanaannya di tengah limpahan rezeki, mengajarkan bahwa kemuliaan
seseorang tak terletak pada seberapa besar hartanya, melainkan seberapa luas ia
mampu berbagi dan memberi manfaat bagi sesama.
Dari Unismuh Makassar, jejak kebaikan itu akan terus mengalir, membawa cahaya dakwah yang menembus batas-batas geografis. (asnawin aminuddin)