Mahasiswa Psikologi UNM Adakan Edukasi Work-Life Balance di PT. Kalla Inti Karsa

WORK-LIFE BALANCE. Aura Syifa Zulfa, Andi Zakiyah Rahmah Ikhsan, dan Andi Sabrina Fasha R. Sokku, tiga mahasiswi Fakultas Psikologi UNM mengadakan edukasi secara daring (online) bertema “Work-Life Balance” bagi karyawan PT. Kalla Inti Karsa, 7-9 Mei 2025.



-----

Sabtu, 17 Mei 2025

 

Mahasiswa Psikologi UNM Adakan Edukasi Work-Life Balance di PT. Kalla Inti Karsa

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan edukasi secara daring (online) bertema “Work-Life Balance” bagi karyawan PT. Kalla Inti Karsa.

Edukasi diawali dengan pre test pada 7-9 Mei 2025, kemudian penyebaran poster 12 Mei 2025, dan post test pada 13 Mei 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang berlangsung selama satu semester penuh. Proyek ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan kesadaran karyawan terhadap pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Tim yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari tiga mahasiswi, yakni Andi Sabrina Fasha R. Sokku, Andi Zakiyah Rahmah Ikhsan, dan Aura Syifa Zulfa.

Mereka menilai bahwa isu keseimbangan hidup dan kerja (work-life balance) sangat relevan diangkat mengingat tingginya beban kerja yang dihadapi oleh karyawan PT. Kalla Inti Karsa.

“Melalui observasi awal dan hasil pre-test, kami melihat bahwa banyak karyawan merasa belum memiliki keseimbangan dalam hidup mereka, bahkan masih sering membawa pekerjaan ke luar jam kantor,” kata Aura Syifa Zulfa, salah satu mahasiswa pelaksana kegiatan psikoedukasi.


Sebagai bentuk intervensi, tim menggunakan media poster digital yang disebarkan melalui aplikasi WhatsApp. Poster tersebut memuat informasi ringan namun penting, seperti pengertian work-life balance, ciri-ciri ketidakseimbangan, serta langkah-langkah sederhana untuk menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Sebelum menerima materi poster, sebanyak 62 karyawan mengikuti pre-test yang mengukur sejauh mana pemahaman mereka tentang konsep ini.

Hasilnya menunjukkan bahwa 79,03% merasa belum memiliki work-life balance, 85,48% mengaku beban kerja mereka berat, dan 93,55% masih merasa cemas meski sudah di luar jam kerja. Bahkan sebagian besar mengaku jarang mengambil cuti karena takut pekerjaan tertunda.

“Dari hasil pre-test kami juga tahu bahwa banyak karyawan tidak memiliki cukup waktu untuk keluarga atau diri sendiri. Ini penting untuk diperhatikan, karena kalau dibiarkan bisa berdampak pada stres berkepanjangan,” kata Ulfa, sapaan akrab Aura Syifa Zulfa.

Setelah menerima psikoedukasi dalam bentuk poster, peserta kembali diminta mengisi post-test. Hasilnya cukup menggembirakan. Sebanyak 95,2% menyatakan mereka lebih memahami konsep work-life balance, 85,5% mulai mengatur waktu kerja dan pribadi secara lebih proporsional, dan 74,2% merasa lebih tenang.

Selain itu, 87,1% mengaku kini mengetahui langkah praktis untuk menjaga keseimbangan, dan 67,7% mulai mencoba menerapkannya. Bahkan, 93,5% menyadari bahwa dukungan lingkungan kerja sangat penting dalam menjaga kesehatan mental dan keseimbangan peran.

“Kami tidak bertujuan untuk mengurangi stres kerja secara langsung, tapi melalui edukasi ini, kami berharap karyawan bisa lebih sadar dan siap mencari bantuan profesional jika dibutuhkan,” ujar Ulfa.

Melalui kegiatan ini, tim berharap bahwa karyawan pada PT. Kalla Inti Karsa semakin menyadari pentingnya mendukung kesehatan mental karyawan, tidak hanya dari sisi pekerjaan tetapi juga dari aspek kehidupan pribadi mereka. Edukasi sederhana seperti ini terbukti bisa memberikan dampak positif yang cukup besar.

“Semoga kegiatan ini bisa jadi awal dari perubahan kecil menuju keseimbangan hidup yang lebih baik. Dan jika memang merasa stres dalam pekerjaan, jangan ragu untuk bicara ke profesional. Itu bukan tanda lemah, justru langkah bijak,” ujar Ulfa. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama