Pesmadina Unismuh Makassar Dorong Musyrif-Musyrifah Jadi Pembina Sekaligus Teladan

Wakil Rektor III Unismuh Makassar, Dr. KH. Mawardi Pewangi, memberikan sambutan pada pembukaan Pelatihan Musyrif-musyrifah Pesmadina Unismuh Makassar, di Aula Syamsuddin, Ma’had Al-Birr Unismuh, Sabtu, 3 Mei 2025. (Foto: Humas Unismuh Makassar)  

 

-----

Ahad, 04 Mei 2025

 

Pesmadina Unismuh Makassar Dorong Musyrif-Musyrifah Jadi Pembina Sekaligus Teladan

 

“Kesuksesan tidak boleh membuat seseorang sombong. Biasakan bersyukur dalam keadaan apa pun, dan perbanyak sabar.”

— Dr. KH. Mawardi Pewangi — 


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar tak hanya menyediakan tempat tinggal bagi mahasiswa, tetapi juga menjadi kawah candradimuka lahirnya kader muda Muhammadiyah.

Lewat pelatihan musyrif-musyrifah selama dua hari, Sabtu–Ahad, 3–4 Mei 2025, di Aula Syamsuddin, Ma’had Al-Birr Unismuh, para pembina asrama ditempa menjadi pribadi yang tak hanya membimbing, tetapi juga menjadi teladan dalam spiritualitas, kepemimpinan, dan keteladanan.

Pelatihan ini bertujuan memperkuat peran pembina mahasiswa dalam membentuk kader muda Muhammadiyah yang tangguh secara spiritual, emosional, dan intelektual.

Dengan mengusung tema “Optimalisasi Militansi Musyrif-Musyrifah, Mewujudkan Pesmadina sebagai Wadah Penetas Kader Belia Pilar Utama Muhammadiyah,” kegiatan ini diikuti oleh 42 peserta. 

Mereka dibekali berbagai materi penting, mulai dari pembinaan spiritual, penguatan karakter, manajemen asrama, hingga diskusi kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan.

Wakil Rektor III Unismuh Makassar, Dr. KH. Mawardi Pewangi, dalam sambutannya menekankan pentingnya tiga kepribadian utama yang harus dimiliki seorang musyrif dan musyrifah: kepekaan, tanggung jawab, dan kasih sayang.

“Itulah jalan untuk mencetak kader belia sebagai pilar utama Muhammadiyah,” ujar Mawardi.

Mantan Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Unismuh Makassar juga mengingatkan pentingnya rendah hati dalam mengemban amanah, serta menanamkan rasa syukur dan kesabaran.

“Kesuksesan tidak boleh membuat kita tinggi hati. Biasakan bersyukur dalam segala keadaan, dan perbanyak sabar,” pesan Mawardi yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan.

Ia mendorong penguatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), khususnya bidang tilawah dan tahfidz, serta meminta pengurus Pesmadina segera menyiapkan program dauroh tahfidz dan kursus bahasa Arab selama dua bulan.

“Jangan biarkan pesantren sepi dari aktivitas. Hidupkan ia dengan ruh ke-Islam-an dan semangat ke-Muhammadiyah-an,” tegas Mawardi.

Sebagai bentuk perhatian terhadap pembina, Mawardi mengusulkan adanya waktu jeda atau penyegaran bagi musyrif-musyrifah setelah masa tugas tertentu, guna menjaga semangat dan menghindari kejenuhan.

Ketua Konsorsium Pesmadina, Sitti Chaerani Djaya SSos MPd, menyebut pelatihan ini sebagai langkah strategis memperkuat Pesmadina sebagai laboratorium kaderisasi.

“Kami ingin mencetak kader yang tak hanya unggul secara akademik, tapi juga siap mengabdi untuk persyarikatan,” kata Chaerani.

Ketua Panitia, Sartika, menambahkan bahwa pelatihan ini diharapkan menjadi titik tolak optimalisasi peran musyrif-musyrifah dalam proses pembinaan mahasiswa.

“Kami ingin menumbuhkan militansi kader muda melalui penguatan peran para pembina asrama,” ujar Sartika.

Acara pembukaan turut dihadiri Direktur PUTM Unismuh Dr KH. Abbas Baco Miro, Direktur Ma’had Al-Birr KH. Lukman Abdul Shamad Lc MPd, Wakil Dekan IV Fisipol Dr. M Amin Umar; serta Ketua Prodi BKPI FAI Dr Alamsyah. Hadir pula alumni musyrif-musyrifah, perwakilan PIKOM IMM Ma’had Al-Birr, dan undangan lainnya. (zak)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama