-----
Sabtu, 26 Juli 2025
Unismuh Makassar
Rumuskan Tata Kelola Rumah Sakit Modern
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Universitas
Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menapaki langkah strategis dalam penguatan tata
kelola Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dengan menggelar Seminar dan Lokakarya
Penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) bersama mitra pengelola
kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Kegiatan ini
berlangsung pada Kamis - Sabtu, 24–26 Juli 2025 di Hotel Aryaduta Makassar.
Kegiatan yang dihadiri oleh jajaran
pimpinan universitas, Badan Pembina Harian (BPH), serta pengelola rumah sakit
tersebut bertujuan menyelaraskan persepsi dan arah kebijakan antara institusi
akademik sebagai pemilik dan rumah sakit sebagai amal usaha.
“Kita ingin membangun sistem pengelolaan
rumah sakit yang mapan dan profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance, atau lebih dikenal dengan istilah GCG,” ujar Rektor
Unismuh, Dr Abdul Rakhim Nanda, dalam sesi wawancara di sel sela acara
lokakarya.
Sejak resmi beroperasi pada Januari 2025
dan menjalin kemitraan dengan BPJS Kesehatan sejak Agustus tahun lalu, RS PKU
Muhammadiyah Unismuh Makassar memasuki fase konsolidasi tata kelola.
Untuk itu, Unismuh menggandeng narasumber
dari UMY, yang telah memiliki pengalaman mengelola holding company dan anak
perusahaan di bidang kesehatan.
Hadir sebagai narasumber, Rektor UMY Prof
Achmad Nurmandy, dan Direktur RS Asri Medical Center (AMC) Muhammadiyah
Yogyakarta, yang merupakan RS milik UMY, drg. Betha Candra Sari.
Betha Candra Sari dalam paparannya
menyampaikan bahwa pengelolaan rumah sakit tidak dapat dipisahkan dari strategi
branding, marketing, dan selling yang terintegrasi dengan nilai-nilai
kemanusiaan.
“Pelayanan medis yang baik saja tidak
cukup. Rumah sakit perlu membangun reputasi melalui citra yang konsisten dan
strategi pemasaran yang empatik,” ujarnya.
Lokasinya ini dihadiri oleh top manajemen
Unismuh, mulai dari rektor hingga wakil rektor, serta jajaran pimpinan rumah
sakit seperti direktur, wakil direktur, dan kepala divisi keuangan. Dari pihak
BPH, hadir Ketua Prof. Gagaring Pagalung beserta seluruh anggota.
Rektor Unismuh Abdul Rakhim Nanda
menekankan bahwa seluruh hasil seminar dan lokakarya ini akan difinalisasi
sebagai aturan formal pengelolaan rumah sakit dan perusahaan di bawah Unismuh.
“Setelah kegiatan ini, kami akan membentuk
tim perumus yang bertugas menyusun draft kebijakan, lalu dilanjutkan oleh tim
asistensi untuk mengintegrasikan hasil ke dalam struktur institusi,” jelasnya.
Draft tersebut, lanjut Rakhim, akan
dikonsultasikan ke para pemangku kebijakan dan disahkan melalui Senat Akademik
Universitas.
“Kami ingin menghadirkan rumah sakit yang
tidak hanya unggul dalam pelayanan, tetapi juga profesional dalam pengelolaan.
Doakan semua berjalan lancar,” ujarnya.
Pendapatan Nonmedis dan Daya Saing
Menariknya, drg. Betha mengungkap bahwa RS
AMC Muhammadiyah Yogyakarta telah mengembangkan berbagai sumber pendapatan
nonmedis. Dalam kurun waktu Januari–Mei 2025, kantin rumah sakit menyumbang 62%
pendapatan nonmedis, diikuti kegiatan sponsorship (25%) dan pelatihan (7%).
Sisanya berasal dari penyewaan tenant dan program edukasi.
“Strategi ini memperkuat keberlanjutan
rumah sakit, tanpa melupakan misi utama sebagai penyedia layanan kesehatan,”
kata drg. Betha. Ia menegaskan bahwa pendekatan tersebut bisa menjadi model
bagi rumah sakit lain, termasuk PKU Unismuh, dalam mengelola layanan dengan
lebih adaptif dan profesional.
Acara ini sekaligus menjadi tonggak
integrasi antara pendidikan tinggi dan pelayanan kesehatan di bawah naungan
Muhammadiyah yang adaptif terhadap tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat
luas. (asnawin)
