----
PEDOMAN KARYA
Jumat, 15 Agustus 2025
Bening
Prosais: Maman A. Majid Binfas
Kata bening biasanya diidentikkan makna
denotasi diksi bersih, tidak keruh, dan memungkinkan cahaya melewatinya tanpa
terhalang. Contohnya, air yang jernih atau embun pagi atau juga kaca yang
bersih tanpa noda apapun.
Di samping, diksi bening bermakna denotasi
/ sebenarnya dan boleh dirangkai menjadi rangkaian kata bermakna konotasi atau
kiasan.
Makna yang bentuk kiasan, di antaranya
boleh saja berbentuk prosais puisi atau goresan simbolik yang bermakna yang
lainnya. Di antaranya, sebagai berikut.
Terlalu Bening
Terlalu suci untuk dikhianati
Terlalu bening untuk dibohongi
Terlalu benderang untuk dinodai
Terlalu cemerlang untuk dicemari
Terlalu hening untuk dibisingi
Bening dalam diam, demi keverbanian
berkalam
(Rabu 06:59, 13 Agustus 2025)
Aku Bening
Bening, polos dan tulus nan ber-“Lillahi
Rabbil Alamin” dengan tulen menjadikan Aku dikenang
Bukan polesan bening dari amplas klosetan
berampas ceboan kuning dan berpenghunian para pelakon kesesatan nyata di dalam
bertuhan kehinaan berbinang.
Namun, ada goresan juga tidak mesti
dinyatakan diksi bening, tetapi tetap tuntas, beindikasikan yang selaras dengan
kebeningannya.
Tuntasin Kebeningan
Jadi, mesti dituntasin bila ada diksi “belajar
terus hingga liang lahat” untuk kebaikan buat dirimu bercahaya kecerdasan.
Maka, lawanya pun berdiksi keburukan di
dalam berbuat kebejatan hingga masuk kuburan bah Abu Lahab yang dilahap bara
api membara hampa ampunan.
Hingga, tiada berhingga
mesti dituntasin, sekalipun
menjadi kiamatan berhadapan.
Dengan haqqul yakin secara tulen kepada
firman Tuhan yang di antaranya, di dalam QS Al-Isra ayat 7 berarti
“Perbuatan baik yang dilakukan seseorang
akan kembali manfaatnya kepada dirinya sendiri, begitu pula sebaliknya,
perbuatan buruk akan membawa akibat buruk bagi pelakunya”
Ayat tersebut di atas, sangat bening dan
tuntas yang berkaitan dengan QS Al Fathir: 43, berarti;
“..tipu daya yang jahat itu tidak akan
menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri...”
Dua ayat di atas, sungguh bermakna sangat
bening dengan terang benderang, sekalipun tidak diuraikan lagi kekuning
langsatannya kandungan isi pesannya.
Kuning Benderang
Kini, dini hari nan bening di dalam
hening. Bukan lagi kunang kunang tetapi memang bendera kuning benderang.
Bening berkibar untuk bertakbir
'Bismillahi Allahu Akbar'. InsyaAllah benderang menjadi bukti tak gentar yang
menggetarkan diksi Allah Maha Besar /Allahu Akbar dengan B
bening, bukan lagi bah bendera kuning nan
terbentang benderang, namun benar akan berkalang !
Jadi, esensi diksi bening yang benderang
tidak selamanya diidentikan dengan goresan denotasi, namun boleh saja berbias
kepada makna konotasi yang bersimpolik. Tergantung konteks dialamatlan oleh
penggores kata bening dimaksudkan untuk dituntasin sehingga
berkalam._Wallahu'alam.
