Senin, 11 Agustus 2025
Mahasiswa
Sebaiknya Mengelola Media Massa Internal Kampus
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Mahasiswa
sebaiknya membentuk lembaga pers mahasiswa dan kemudian membuat media massa
internal, baik berupa media cetak, media elektronik (radio) maupun berupa media
daring (media online).
“Melalui lembaga pers tersebut, melalui
media massa internal kampus, mahasiswa
memberi berbagai macam informasi berita kegiatan internal kampus,
membuat artikel opini, serta mengkritisi kondisi dan kebijakan kampus,” kata
Pelatih Nasional Wartawan PWI, Asnawin Aminuddin.
Hal itu ia sampaikan saat membawakan
materi “Pengantar Jurnalistik” pada “Pelatihan Jurnalistik dan Multimedia Vol.
2”, di RKU Hall lantai 3 Gedung FKIK, Universitas Muhammadiyah (Unismuh)
Makassar, Sabtu, 09 Agustus 2025.
“Pimpinan kampus seperti rektor dan dekan,
juga bisa terbantu dengan informasi berita yang disajikan di media internal
kampus yang dikelola lembaga pers mahasiswa, karena tidak semua informasi dan
kejadian itu diketahui oleh pimpinan. Mungkin karena kesibukan atau tidak ada
yang menyampaikan kepada mereka,” kata Asnawin.
Menjawab pertanyaan mahasiswa, ia
mengatakan, kritik atas berbagai kebijakan dan kondisi kampus melalui media
internal kampus mungkin saja akan membuat pimpinan merasa tidak nyaman, tetapi
itu bisa diatasi dengan melakukan komunikasi bersama penasehat lembaga pers dan
unsur pimpinan kampus sebelum kritikan tersebut disampaikan.
“Di sinilah gunanya rapat redaksi. Dalam
rapat redaksi dibuat perencanaan liputan, membahas hasil liputan dan kemudian
menyiarkannya dalam pemberitaan. Kritik keras bisa disampaikan dengan bahasa
yang santun, jadi tidak harus dilarang diberitakan. Rapatkanlah dulu di redaksi
dan kalau memang agak keras kritikannya, bisa undang pembina redaksi dalam
rapat untuk membahasnya sebelum diberitakan,” tutur Asnawin.
Dalam materinya, ia menyampaikan
pengertian dan sejarah jurnalistik, fungsi pers, produk-produk jurnalistik,
kode etik jurnalistik, organisasi pers, jenis-jenis media, serta perubahan dan
perkembangan di dunia jurnalistik, serta tantangan yang dihadapi media dan
wartawan dewasa ini dengan hadirnya berbagai macam flatform media sosial dan artificial
intelligence (AI) seperti ChatGPT.
Selain itu, lanjut Asnawin yang
sehari-hari staf Humas Unismuh Makassar, juga berkembang praktek jurnalisme
warga atau citizen journalism, yaitu kegiatan pelaporan berita dan informasi
oleh masyarakat umum yang bukan merupakan jurnalis profesional.
“Mereka menggunakan berbagai platform,
termasuk media sosial dan internet, untuk berbagi cerita dan informasi tentang
peristiwa di sekitar mereka. Jurnalisme warga menekankan peran aktif masyarakat
dalam proses produksi informasi berita. Mereka bukan wartawan profesional, bukan
wartawan atau jurnalis yang bekerja di media massa konvensional. Jurnalisme
warga memungkinkan penyebaran informasi yang mungkin terlewatkan oleh media
massa tradisional,” papar Asnawin.
Tantangan Tenaga Kesehatan
Pelatihan Jurnalistik dan Multimedia Vol.
2 dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan III FKIK Unismuh, dr. Asdar, Sp.B., dihadiri
Ketua Panitia dr. Ikhsan Mursad, Sekretaris Panitia dr. Dzar Fadli El Furqan,
serta anggota panitia dr. Baso Nuzul Maqfir, dr. Irham Ma’ruf, dan dr. Ulfa
Dwiyanti.
Ada beberapa materi pada pelatihan yang
mengusung tema “Jurnalis Muda, Gema Suara Baru di Tengah Arus Digitalisasi” dan
diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai program studi di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan (FKIK).
Materi-materi tersebut yaitu “Pengantar
Jurnalistik” (Asnawin Aminuddin, jurnalis senior), “Perencanaan Peliputan dan
Teknik Wawancara” (Muhammad Hasyim Arfah, Redaktur Tribun Timur), “Penulisan
Berita dan Penyuntingan Naskah” (Hadisaputra, Kepala Humas Unismuh Makassar), “Fotografi
Jurnalistik” (Sanovra Jr, fotografer Tribun Timur), serta “Strategi Pengelolaan
Media Sosial” (Ilham Akbar, konsultan media sosial).
Ketua Panitia, dr. Ikhsan Mursad,
mengatakan kegiatan ini bertujuan mewadahi minat dan bakat mahasiswa dalam
bidang jurnalistik dan media.
“Kegiatan ini penting bagi mahasiswa
kesehatan. Dalam praktik sehari-hari, baik saat kuliah maupun di tengah
masyarakat, mereka membutuhkan keterampilan komunikasi dan kemampuan
menyampaikan informasi, khususnya terkait kesehatan,” ujarnya.
Ikhsan menambahkan, di era digital semua
bidang, termasuk kesehatan, tak lepas dari multimedia. Menurutnya, mahasiswa
perlu memahami pemanfaatan multimedia secara tepat untuk mendukung profesi
mereka kelak.
Wakil Dekan III, dr. Asdar, Sp.B.,
mengingatkan peserta untuk mengoptimalkan kesempatan yang difasilitasi
fakultas.
“Mahasiswa harus memanfaatkan pelatihan
ini dengan baik. Tantangan tenaga kesehatan ke depan adalah menyajikan
informasi secara kreatif, terutama di era digitalisasi,” kata Asdar. (zak)
