Ratusan Mahasiswa Unismuh Makassar KKN-Dik pada 8 Kecamatan di Takalar

Sekda Takalar Muhammad Hasbi (ketiga dari kiri) menerima nama-nama mahasiswa yang akan melaksanakan KKN-Dik di Takalar dari Wakil Rektor II Unismuh Makassar Dr Ihyani Malik (kedua dari kanan) pada acara Penyerahan Mahasiswa KKN-Dik Unismuh Makassar, di Aula Kantor Bupati Takalar, Rabu, 06 Agustus 2025. (Foto: Humas Unismuh Makassar)


-----

Rabu, 06 Agustus 2025

 

Ratusan Mahasiswa Unismuh Makassar KKN-Dik pada 8 Kecamatan di Takalar

 

TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Sebanyak 530 mahasiswa dari 11 program studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Makassar, melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKN-Dik) selama dua bulan pada delapan kecamatan di Kabupaten Takalar.

KKN-Dik dilaksanakan mulai 06 Agustus 2025 hingga pertengahan Oktober 2025 dan para mahasiswa ditempatkan pada 23 sekolah pada 20 desa di 8 kecamatan, dengan rincian 12 SD (PGSD), 9 SMP, dan 2 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).

Ke-8 kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Galesong, Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kecamatan Galesong Utara, Kecamatan Mangarabombang, Kecamatan Mappakasunggu, dan Kecamatan Laikang.

Pelaksanaan KKN-Dik diawali dengan penerimaan secara resmi dan pelepasan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Takalar, Dr Muhammad Hasbi, di Aula Kantor Bupati Takalar, Rabu, 06 Agustus 2025.

Mahasiswa diantar oleh Wakil Rektor II Unismuh Makassar Dr Ihyani Malik, Wakil Rektor III Dr Mawardi Pewangi, Dekan FKIP Unismuh Dr Baharullah, serta para dosen pembimbing dari FKIP Unismuh Makassar.

Turut hadir dalam prosesi pelepasan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Takalar Darwis MM, serta guru pamong sebanyak 147 orang dari berbagai sekolah mitra.

Sekda Takalar Muhammad Hasbi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kepercayaan Unismuh Makassar menjadikan Takalar sebagai lokasi KKN-Dik. Ia mengungkapkan keterkaitannya secara personal dengan Muhammadiyah sebagai cucu dari tokoh pendiri Muhammadiyah di Takalar.

“KKN Pendidikan ini harus menjadi ruang belajar sekaligus pengabdian. Mahasiswa harus mampu mengidentifikasi masalah dan memberi solusi nyata,” ujarnya.

Hasbi juga menyinggung kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Takalar yang masih rendah, terutama pada indikator pendidikan.

“Rata-rata lama sekolah kita baru setara kelas dua SMP. Karena itu, kami dorong agar tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah. ASN pun wajib melanjutkan pendidikan. Saya perintahkan yang belum sarjana agar ikut Program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau) di Unismuh Makassar,” tegasnya.

Ia berpesan agar mahasiswa menjaga sikap, menumbuhkan empati, serta terus belajar dan berbuat baik selama berada di lokasi penempatan.

“Kapan pun kalian menemui kendala, jangan ragu hubungi saya atau staf saya,” tambah Hasbi.

Sekda Takalar juga menyinggung potensi lokal Takalar yang memiliki garis pantai terpanjang di Sulsel, serta kekayaan sumber daya seperti telur ikan terbang di Galesong, kebun tebu, hingga situs perjuangan rakyat.

Wakil Rektor II Unismuh, Dr Ihyani Malik, menyampaikan bahwa KKN-Dik merupakan ajang penguatan kompetensi dan pembuktian kualitas mahasiswa dari 11 prodi unggulan FKIP.

Ia sekaligus mengenalkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) yang kini digencarkan Unismuh.

“Program ini memberi kesempatan bagi ASN, khususnya guru yang belum sarjana atau S2, untuk melanjutkan studi dengan pengakuan atas pengalaman kerja mereka. Ini program resmi pemerintah yang kami jalankan bersama sejumlah Pemda,” jelas Ihyani.

Dekan FKIP Unismuh, Dr Baharullah, menjelaskan bahwa ada tiga fokus utama kegiatan KKN-Dik yaitu pemantapan profesi keguruan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

“Sekitar 70 persen kegiatan berlangsung di kelas, sisanya untuk riset ilmiah dan dakwah di ranting-ranting Muhammadiyah,” kata Baharullah.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari penguatan implementasi Caturdharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah – Aisyiyah (PTMA).

Acara pelepasan diawali dengan pengajian yang dibawakan Wakil Rektor III, Dr KH Mawardi Pewangi. Ia menegaskan pentingnya peran guru dan pemimpin dalam membentuk generasi kuat secara spiritual, moral, dan ekonomi.

“Allah mengingatkan kita dalam Surah An-Nisa ayat 9, agar tidak meninggalkan generasi yang lemah: lemah akidah, akhlak, dan ekonomi,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa kelalaian guru dan orang tua dalam memberi keteladanan juga akan berdampak buruk bagi generasi berikutnya.

“Satu keteladanan lebih berharga daripada seribu nasihat,” tutup KH. Mawardi. (Hasdar Sikki)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama