----
Kamis, 07 Agustus 2025
Tiga Dosen Unhas
Raih Fasilitasi Pusat Kolaborasi Riset dari BRIN
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Tiga
dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil meraih Program Fasilitasi Pusat
Kolaborasi Riset (PKR) Gelombang VIII Tahun Anggaran 2025 dari Badan Riset dan
Inovasi Nasional (BRIN).
Ketiga dosen tersebut yaitu Prof Yushinta
Fujaya dengan penelitian “Pusat Kolaborasi Riset Kepiting Berkelanjutan”, Prof Muhammad Azrai dengan penelitian “Pusat Kolaborasi Riset Perakitan Jagung
Produk Rekayasa Genetik (PRG)”, serta Prof Muhammad Iqbal Djawad dengan
penelitian “Pusat Kolaborasi Riset Shrimp Tech.”
Ketiganya berhasil memperoleh fasilitasi
dana masing-masing sekitar Rp250 juta dari BRIN berdasarkan Keputusan Kuasa
Pengguna Anggaran Satuan Kerja Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
PKR merupakan salah satu inisiatif
strategis BRIN untuk memperkuat kontribusi riset terhadap daya saing nasional.
Program ini mendukung kolaborasi antara peneliti dari berbagai institusi,
termasuk BRIN dan perguruan tinggi, dalam menghasilkan luaran riset unggulan
yang berdaya guna bagi pembangunan nasional.
Sekretaris Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhas, Prof Suharman Hamzah, menjelaskan,
PKR dirancang sebagai pusat kolaborasi riset yang mempertemukan kekuatan
penelitian universitas dengan pusat-pusat riset di BRIN.
Evaluasi dilakukan setiap tahun terhadap
masing-masing PKR untuk memastikan capaian sesuai dengan target
“PKR adalah kerja sama dengan BRIN untuk
melakukan kolaborasi riset, antara peneliti Unhas dan BRIN. Kelompok peneliti
menyusun proposal bekerja sama dengan pusat riset yang ada di BRIN. Kemarin
yang pertama karst, memang harus spesifik dan punya model yang sudah lebih
spesifik dan diharapkan bisa menjadi kelompok riset yang sudah bekerja sama”
jelas Suharman.
Melalui kolaborasi riset yang intensif,
Unhas dan BRIN diharapkan dapat menghasilkan solusi ilmiah atas tantangan yang
dihadapi bangsa, baik di sektor lingkungan, pangan, perikanan, maupun teknologi
hayati. Program PKR bukan hanya mendorong sinergi antar lembaga, tetapi juga
menjadi wujud kontribusi nyata dunia akademik terhadap pembangunan
berkelanjutan. (kia)
