------
Kamis, 09 Oktober 2025
Balon Rektor Unhas
Tampung Aspirasi dari Fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Enam Bakal Calon Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Periode 2026-2030 menampung
aspirasi dari Rumpun Ilmu-ilmu Kesehatan yang mencakup lima fakultas, yakni
Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Farmasi, dan Fakultas Keperawatan, di Aula Fakultas Kedokteran Gigi, Rabu,
08 Oktober 2025.
Kegiatan Penjaringan Aspirasi dan
Sosialisasi Bakal Calon Rektor Periode 2026–2030 hari ketiga tersebut dipandu
oleh Prof Fathu Rahman selaku moderator.
Dalam sesi penjaringan, sejumlah penanggap
dari berbagai fakultas di Zona C menyampaikan pandangan, masukan, dan harapan
terhadap arah kebijakan universitas ke depan, khususnya dalam mendukung
penguatan akademik, tata kelola, dan daya saing Unhas.
Penanggap pertama, drg. Andi Tajrin, Sp.BM
dari Fakultas Kedokteran Gigi, menyoroti potensi besar yang dimiliki Rumah
Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unhas. Ia menilai, dengan pengelolaan yang optimal,
RSGM dapat berkembang menjadi salah satu rumah sakit gigi terbaik di Indonesia.
“RSGM memiliki peluang dan potensi luar
biasa untuk terus ditingkatkan, sehingga mampu menjadi rumah sakit gigi terbaik
di Indonesia,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan
pimpinan universitas terhadap program pembangunan sarana dan prasarana
pembelajaran. “Kami telah menyiapkan sejumlah program dan alokasi anggaran
untuk penguatan infrastruktur pembelajaran. Harapannya, seluruh rencana ini
dapat berjalan baik dengan dukungan dari pimpinan universitas,” tambahnya.
Andi Tajrin menyoroti program pendidikan
Spesialis 2 (Sp-2) yang telah menjadi unggulan FKG Unhas.
“Program Sp-2 kami saat ini merupakan
satu-satunya di Indonesia. Ke depan, kami ingin terus memperkuat dan memperluas
pembukaan program Sp-2 lainnya,” jelasnya.
Penanggap berikutnya, Prof Yusnita Rifai, dari
Fakultas Farmasi, yang menyampaikan pentingnya penguatan sumber daya manusia
melalui pengembangan kegiatan olahraga, sejalan dengan Asta Cita.
“Penguatan SDM berbasis olah raga penting
dilakukan. Kami berharap Unhas dapat memiliki infrastruktur yang mendukung,
seperti jogging track yang mengelilingi kampus, ramah bagi pejalan kaki, dan
dapat dimanfaatkan oleh seluruh sivitas akademika,” ungkapnya.
Selain aspek tersebut, Prof. Yusnita juga menyoroti
kebutuhan perencanaan ulang tata ruang kampus untuk mengurai kepadatan arus
lalu lintas di area Pintu 1.
“Hasil benchmarking menunjukkan perlunya
penataan kembali tata ruang agar sirkulasi lalu lintas di sekitar Pintu 1 lebih
tertata,” jelasnya.
Ia juga menegaskan pentingnya perhatian
terhadap hilirisasi hasil riset dan peningkatan Tingkat Kesiapan Teknologi
(TKT).
“Hilirisasi riset perlu dikelola lebih
baik agar hasil penelitian Unhas tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi
juga memiliki nilai tambah ekonomi,” ujar Prof Yusnita.
Prof Citrakesumasari, dari Fakultas
Kedokteran menyoroti pentingnya pemahaman yang tepat terhadap opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP).
“Perlu dipahami bahwa opini WTP hanya
menggambarkan ketertiban administrasi keuangan, bukan berarti tidak ada potensi
penyimpangan,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinkronisasi
data antara tingkat mikro dan makro di fakultas serta peningkatan tata kelola
laboratorium.
“Hilirisasi riset akan berjalan baik jika
data antarunit tersinkronisasi dan laboratorium dikelola secara profesional,”
lanjut Prof Citrakesumasari.
Selain itu, ia pun mengusulkan agar sistem
pembagian pendapatan di tingkat fakultas ditinjau kembali.
“Rasio pembagian 70:30 untuk jenjang studi
perlu dikaji ulang agar lebih proporsional dan berkeadilan,” tegas Prof Citrakesumasari.
Penanggap terakhir, Dr Yulianti Syam, dari
Fakultas Keperawatan, menyampaikan aspirasi agar fakultasnya dapat
mengembangkan klinik yang memiliki fungsi ganda.
“Kami bermimpi memiliki klinik yang bukan
hanya menjadi tempat pembelajaran mahasiswa, tetapi juga memberikan layanan
kesehatan bagi sivitas akademika,” tutur Yulianti.
Ia juga menyoroti potensi besar lulusan
Fakultas Keperawatan yang telah mendapat pengakuan internasional.
“Banyak lulusan kami yang dilirik oleh
institusi luar negeri. Ke depan, promosi lulusan program Ners dan Fisioterapi
perlu lebih diperkuat agar dapat bersaing di tingkat global,” jelas Yulianti.
Ia berharap dosen-dosen FKEP dapat lebih
dioptimalkan dalam pelayanan di Rumah Sakit Unhas.
“Beberapa dosen kami telah terlibat dalam
pelayanan, termasuk di bidang rekam medik. Ke depan, keterlibatan SDM FKEP di
lini pelayanan rumah sakit perlu terus ditingkatkan,” kata Yulianti. (kia)
